Advertisement
Peneliti UI Sebut Perokok Anak Kian Masif, Imbas Rokok Murah
Pedagang menunjukkan bungkus rokok bercukai di Jakarta, Kamis (10/12/2020). Kementerian Keuangan mengumumkan kenaikan tarif cukai rokok sebesar 12,5 persen yang berlaku pada 2021. - ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Pusat Kajian Jaminan Sosial Universitas Indonesia (PKJS-UI), menilai Pemerintah masih harus fokus menekan prevalensi perokok anak yang masih tinggi.
Peneliti PKJS-UI Renny Nurhasana mengatakan, tingginya angka perokok pada kelompok rentan ini disebabkan oleh maraknya rokok murah sehingga masih terjangkau harganya oleh anak-anak.
Advertisement
Dia menyoroti fenomena ini sebagai akibat dari banyaknya rokok murah dari golongan 2 yang memiliki tarif cukai lebih murah dibandingkan dengan rokok golongan 1.
“Hal ini berpotensi mendorong variasi harga rokok semakin lebar, di mana membuat rokok murah makin mudah ditemukan,” ujarnya lewat rilisnya, Minggu (31/7/2022).
Dia melanjutkan, banyaknya rokok murah pada golongan 2 ini, berpeluang lebih besar terjadi pada anak-anak yang semestinya mendapatkan perlindungan dari perilaku merokok.
BACA JUGA: LAKA MAUT: Kronologi Truk Adu Banteng dengan Bus Berpenumpang di Kulonprogo
Renny menjelaskan pada satu bungkus rokok terdapat 12 batang, maka selisih dari tarif cukai antara golongan 1 dan golongan 2 hampir menyentuh angka Rp 5.000 per bungkus.
“Hal ini mendorong pabrikan mencari jalan untuk produksi rokok di golongan 2, termasuk melakukan turun golongan. Konsumen juga akan tertarik beralih ke rokok golongan 2 karena selisih harga yang besar dan jauh lebih murah," tuturnya.
Lebih lanjut, dia mengatakan kondisi ini justu tidak sejalan dengan target pemerintah untuk menurunkan prevalensi perokok anak di Indonesia.
“Oleh karena itu, upaya yang perlu dilakukan pemerintah untuk mengatasi masalah ini adalah memperkecil celah tarif cukai antargolongan dengan lebih mendekatkan tarif cukai golongan 2 dengan tarif cukai golongan 1 agar selisih tarif rokok per bungkus di pasaran tidak terlalu besar. Pada akhirnya harga rokok murah akan naik dan semakin tidak terjangkau anak-anak,” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Wisatawan Jogja Diimbau Parkir Resmi Hindari Tarif Nuthuk
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Ahli Ungkap Risiko Demensia Bisa Dimulai Sejak Masa Kanak-Kanak
- Wisata Hidden Gem di Jogja Menawarkan Alam Tenang dan Otentik
- Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
- Irigasi Karangtalun Sleman Ditingkatkan untuk Percepat Masa Tanam
- Polda DIY Antisipasi Lonjakan Lalu Lintas Saat Libur Nataru
- Ratusan Sekolah Aceh Tamiang Rusak Parah Akibat Banjir Bandang
- Jadwal Lengkap Misa Natal Gereja Katolik DIY 25 Desember 2025
Advertisement
Advertisement



