Advertisement

Promo November

Berikut Efek Samping Vaksin Booster Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson

Intan Riskina Ichsan
Minggu, 31 Juli 2022 - 07:27 WIB
Sirojul Khafid
Berikut Efek Samping Vaksin Booster Pfizer, Moderna, dan Johnson & Johnson Ilustrasi pria menerima suntikan vaksin booster atau vaksin dosis ketiga - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA—Tenaga kesehatan di tanah air mulai menerima vaksin booster ke dua, Jum'at 29 Juli kemarin. Adapun, vaksin booster Covid-19 yang diberikan, buatan dari Pfizer, Moderna dan Johnson & Johnson.

Para ahli mengatakan dosis ekstra akan membantu memperkuat pertahanan tubuh terhadap varian delta dan omicron yang sangat menular, yang mendorong kasus infeksi baru

Advertisement

Seperti halnya vaksin, beberapa orang bisa mengalami beberapa gejala seperti flu ringan hingga sedang setelah suntikan.

Berikut efek samping dari vaksin booster kedua yang mesti Anda ketahui, dilansir dari AARP:

1. Pfizer

Dosis booster ketiga Pfizer adalah formulasi yang sama dan kekuatan yang sama dengan suntikan satu dan dua. Data yang dikumpulkan hingga saat ini menunjukkan efek samping yang ditimbulkan oleh booster sangat mirip dengan gejala yang dialami beberapa orang setelah vaksin awal, bahkan mungkin lebih ringan.

Berdasarkan uji coba Pfizer, dibandingkan dengan orang dewasa berusia 18 hingga 55 tahun, orang dewasa berusia 65 tahun ke atas lebih kecil kemungkinannya mengalami kelelahan atau gejala seperti flu setelah menerima booster.

BACA JUGA: Kasus Covid-19 Diperkirakan Naik di Juli, Bagaimana Nasib Event Wisata di DIY?

Menurut data uji klinis yang dikumpulkan oleh Pfizer-BioNTech, lima efek samping yang paling sering dilaporkan setelah suntikan booster adalah:

  • Sakit di tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Panas dingin

2. Moderna

Tidak seperti Pfizer, suntikan booster Moderna adalah setengah dosis (50 mikrogram) dari seri utama. Meski begitu, efek samping dari booster dosis kecil ini serupa dengan yang dilaporkan setelah suntikan nomor dua.

Secara keseluruhan, orang dewasa yang lebih tua kurang terpengaruh oleh efek samping dari suntikan booster Moderna dibandingkan orang berusia 18 hingga 64 tahun. Tidak ada efek samping serius yang dilaporkan selama data booster diambil, dan tidak ada masalah keamanan baru selama uji coba.

BACA JUGA: Rusia Akan Gelar Referendum di Wilayah Pendudukan Ukraina

Menurut data uji klinis yang dikumpulkan oleh Moderna, lima efek samping yang paling sering dilaporkan setelah suntikan booster adalah:

  • Sakit di tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Nyeri sendi

3. Johnson & Johnson (J&J)

Pada 16 Desember, CDC mengeluarkan panduan baru yang merekomendasikan vaksin mRNA dari Pfizer dan Moderna daripada vaksin Janssen atau Johnson & Johnson (J&J).

Analisis FDA dari studi booster J&J menunjukkan bahwa tidak ada masalah keamanan yang diidentifikasi setelah dosis booster. Namun, kelainan pembekuan darah yang jarang terjadi namun serius telah dikaitkan dengan vaksin ini, itulah sebabnya vaksin mRNA lebih disukai.

Menurut data uji klinis yang dikumpulkan oleh J&J, lima efek samping yang paling sering dilaporkan setelah suntikan booster adalah:

  • Sakit di tempat suntikan
  • Kelelahan
  • Sakit kepala
  • Nyeri otot
  • Mual

Batasan Umur untuk Mendapatkan Suntikan Booster

1.  Orang berusia 12 tahun ke atas yang menyelesaikan vaksin dua kali suntikan dari Pfizer setidaknya lima bulan yang lalu

2.  Orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang menyelesaikan vaksin dua kali suntikan dari Moderna setidaknya lima bulan yang lalu

3. Orang dewasa berusia 18 tahun ke atas yang menerima vaksin Johnson & Johnson sekali pakai setidaknya dua bulan yang lalu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Bisnis

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Indonesia Menuju Ibu Kota Budaya Dunia

Jogja
| Minggu, 24 November 2024, 19:07 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement