Advertisement
Dinkes Boyolali Waspadai Cacar Monyet
Monkeypox atau cacar monyet. - Foto/CDC
Advertisement
Harianjogja.com, BOYOLALI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali waswas dengan keberadaan cacar monyet atau monkeypox.
Sebab, meski belum ditemukan kasus, cacar monyet telah ditetapkan World Health Organization (WHO) sebagai darurat kesehatan global.
Advertisement
Kepala Dinas Kesehatan Boyolali, Puji Astuti, telah menginstruksikan seluruh jajaran kesehatan di Boyolali untuk melakukan kewaspadaan dini.
“Kalau ada gejala cacar monyet yang belum diketahui penyebabnya, apalagi kalau penderita memiliki riwayat kontak dengan daerah endemik. Entah kontak dengan orangnya atau pernah berkunjung ke sana, kami akan melakukan pemeriksaan,” kata Puji, Senin (25/7/2022).
Puji mengatakan cacar monyet kali pertama ditemukan di Denmark pada 1958. Saat itu, lanjut dia, cacar monyet menyerang koloni kera.
Namun, saat ini, lanjut Puji, cacar monyet endemik di Afrika dan ditularkan lewat hewan seperti tupai, tikus, dan kera. Ia mengatakan cacar monyet termasuk kategori penyakit zoonosis.
“Yang penularan antarmanusia melalui pernapasan, antarkulit yang terkontaminasi, atau melalui plasenta dari ibu ke janin atau kontak selama persalinan. Dari hewan ke manusia juga jika ada kontak langsung, semisal terinfeksi ketika menggigit, jadi masuknya melalui kulit yang rusak,” kata dia.
Ia mengatakan masa inkubasi cacar monyet tersebut terjadi antara 6 – 16 hari. Namun, tutur Puji, bisa juga berkisar antara 5 – 21 hari.
Masa inkubasi cacar monyet diikuti dengan demam, sakit kepala hebat, pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.
“Setelah itu bintil-bintil berisi cairan untuk mengeras sampai rontok diperlukan paling tidak tiga pekan, itu kalau respon imunnya bagus,” kata dia.
Dikarenakan cacar monyet berasal dari virus, Puji mengimbau masyarakat untuk meningkatkan daya tahan tubuh seperti makan makanan bergizi dan bervitamin.
“Semua virus kan yang penting dapat melindungi diri sendiri dengan meningkatkan imun tadi. Selain itu jangan lupa protokol kesehatan seperti memakai masker dan tetap mencuci tangan dengan sabun. Buat prokes itu jadi kebiasaan,” kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas PKH Selamatkan Rp6 Triliun, Prabowo: Jangan Mau Dilobi
- Puncak Arus Nataru, Hampir 1 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabodetabek
- 25 Rest Area di Jalur Tol Jateng Siap Layani Arus Nataru
- Krisis Air Melanda Iran, Presiden Akui Situasi Kritis
- BMKG Ingatkan Potensi Gelombang Tinggi di Pesisir Selatan Indonesia
Advertisement
Makna Natal Ditekankan dalam Misa Malam di FX Kiduloji Jogja
Advertisement
Jogja Puncaki Urutan Destinasi Favorit Liburan Keluarga Akhir Tahun
Advertisement
Berita Populer
- OTT Hulu Sungai Utara, KPK Sita Mobil dari Rumah Kajari
- Alih Fungsi Lahan Jadi Ancaman 3.900 Petani Jateng
- Rusia Kecam Blokade Minyak AS terhadap Venezuela
- DIY Tunda Penerapan UMSP, Fokus Kawal UMP 2026
- Lonjakan Nataru, KCIC Catat Penumpang Whoosh Naik Tajam
- KPK Telusuri Asal-usul Land Cruiser Bupati Bekasi
- Karya Seniman Jogja Tampil di Pameran Natal Vatikan
Advertisement
Advertisement



