Advertisement
Kelamaan Peroleh Vaksin Dosis Kedua, 2,4 Juta Orang Indonesia Harus Suntik Ulang

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sedikitnya 2,4 juta penduduk Indonesia harus mengulang disuntik vaksin Covid-19 gara-gara kelamaan mendapat suntikan dosis kedua.
Juru Bicara Satgas Covid-19 Kementerian Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengatakan 2,4 juta orang belum mendapatkan vaksin Covid-19 dosis kedua selama lebih dari enam bulan setelah disuntik vaksin dosis 1. Dengan demikian, 2,4 juta orang tersebut harus mengulang kembali vaksinasi Covid-19 dari dosis pertama.
Advertisement
BACA JUGA: Alert! Zona Hijau di Sleman Tinggal 6 Desa, 61 Lainnya Zona Merah
"Bagi masyarakat yang belum mendapatkan dosis kedua dalam waktu lebih dari enam bulan, vaksinasi primernya akan dihitung untuk diulang kembali," kata Nadia dalam konferensi pers virtual, Rabu (16/2/2022).
Dia menambahkan, masyarakat yang harus mengulang vaksinasi primer dari awal bisa memilih jenis vaksin yang berbeda dari sebelumnya.
Aturan untuk mengulang vaksinasi jika enam bulan atau lebih tidak mendapatkan vaksinasi dosis 2 setelah dosis 1 merupakan rekomendasi dari Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional atau Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Nadia juga menyampaikan ada sebanyak 18,4 juta orang yang belum mendapatkan vaksin Covid-19 dosis kedua dalam rentang kurang dari enam bulan. Mereka, kata Nadia, masih bisa melanjutkan untuk menerima dosis kedua dan tidak perlu mengulang dari dosis pertama.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta agar masyarakat segera melengkapi vaksin Covid-19 agar terlindungi dengan sempurna, khususnya dari varian Omicron.
"Tolong segera dilengkapi vaksinasinya. Jangan tunggu-tunggu lagi, jangan pilih-pilih lagi vaksinnya, langsung disuntik," kata Budi dalam keterangan pers, Senin (14/2/2022).
Budi mengatakan, masyarakat harus mendapatkan proteksi vaksin Covid-19 secara lengkap dua dosis. Pasalnya, pasien terkonfirmasi positif Covid-19 banyak yang masuk intensive care unit (ICU) hingga akhirnya wafat ternyata belum mendapat suntikan vaksinasi secara lengkap.
BACA JUGA: Viral karena Menganggap Corona Sudah Tidak Ada, Ini Penjelasan Bupati Karanganyar
Berdasarkan data Kemenkes RI, 68 persen pasien Covid-19 yang meninggal dunia disebabkan karena mereka belum mendapat vaksin lengkap. Begitu juga dengan 60 persen pasien yang dirawat di ruang ICU. "Jadi tolong bantu agar segera divaksin. Karena itu tadi, 60 persen yang wafat itu belum divaksin atau vaksinasi belum lengkap. 60 persen yang masuk ke ICU itu belum vaksinasi lengkap," ujarnya.
Dia meminta agar seluruh elemen masyarakat terus mendorong suksesnya program vaksinasi, untuk meminimalisir potensi lonjakan virus Covid-19. “Tolong didorong [vaksinasi]. Sekarang baru tujuh provinsi yang vaksinasinya lengkap dua dosis dan baru empat provinsi yang vaksinasi lansianya 70 persen dua dosis, yaitu Jakarta, Bali, DIY, dan Kepri," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Gara-gara Sakit Hati, Pria di Bantul Terekam CCTV Nekat Mencuri Pakaian Dalam Milik Mantan Kekasihnya
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
- Presiden Prabowo Suarakan Sikap dan Posisi Indonesia di KTT BRICS
Advertisement
Advertisement