Advertisement
Viral karena Menganggap Corona Sudah Tidak Ada, Ini Penjelasan Bupati Karanganyar

Advertisement
KARANGANYAR—Bupati Karanganyar Juliyatmono menjadi perbincangan setelah meminta warga menganggap virus Corona sudah tidak ada. Video yang merekam permintaan Juliyatmono beredar luas di grup-grup Whatsapp (WA) dan media sosial lain.
Video berdurasi 29 detik ini menuai reaksi pro kontra di kalangan warganet. Di awal video yang beredar, orang nomor satu di Karanganyar ini meminta warga menjaga dirinya masing-masing.
Advertisement
BACA JUGA: Wakil Wali Kota Jogja Prediksi Puncak Gelombang 3 Covid-19 Dua Pekan Lagi
Bupati Karanganyar juga menyampaikan agar warga tak mempedulikan Covid-19 maupun Omicron.
“Yang penting dijaga awakke dewe-dewe ngono wae ya. Rasah gagas Omicron, opo gagas Covid. Anggapen wes ora enek ya. Mung nganggo patut-patut ya nganggo masker, ngono wae ya. Insya allah karena omicron mung koyo pilek-pilek biasa. Orasah wedi-wedi. Wes orasah ngopo-ngopo. Mengko nek ono sing pilek, neng ngomah. Neng ngomah rasah diprikso sek. Rasah prikso nangdi-nangdi sek ya. Neng ngomah ngono wae. Mengko telung dino madhang, wareg, duwe duit, sehat".
Pernyataan Bupati Juliyatmono ini disampaikan saat menghadiri acara hajatan salah satu warganya. Belum diketahui di mana acara hajatan tersebut.
Tak sedikit pula yang merasa kecewa dengan pernyataan tersebut.
Juliyatmono akhirnya angkat menanggapi pernyataan kontroversialnya.
Juliyatmono menyebut ucapannya yang direkam tersebut adalah gaya dirinya menyemangati warga agar tak terpuruk disituasi pandemi Covid-19. Juliyatmono bahkan hampir setiap hari, apalagi pada Sabtu dan Minggu selalu mendapat undangan hajatan warga di daerah manapun. Di sana dirinya selalu menyemangati dengan gaya bahasa sesuai kondisi situasi di sana.
"Itu [Komentar Covid-19 dan omicron tidak ada] metodologi menyampaikan pesan ke siapa pun agar jangan mencekam dan larut dalam pikiran yang terganggu oleh ketakutan. Artinya harus semangat," kata Juliyatmono, Rabu (16/2/2022).
Menurut Juliyatmono, penyakit ditentukan pikiran. Yang terpenting untuk menghindari Corona adalah dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Jika terpapar, cukup isolasi mandiri, kecuali bagi yang bergejala dan punya komorbid. "Yang masih isoman semua tidak cukup membahayakan. Itu pilek-pilek. Kalau terasa gejala dirumah saja," ujarnya.
BACA JUGA: Bahan PCR Langka di Tengah Lonjakan Covid-19 di DIY, Pemeriksaan Sampel Diseleksi
Juliyatmono menyebut tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan masih kecil dan belum kritis.
"Jika pemikiran ketakutan berlebihan, akan terkungkung tidak bisa beraktivitas. Dengan pemikiran takut akan menurunkan imunitas," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Solopos
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Isi Pidato Lengkap Prabowo di Sidang Satu Tahun Prabowo-Gibran
- Kemendagri Temukan Perbedaan Data Simpanan Pemda dan BI Rp18 Triliun
- Kejagung Serahkan Uang Rp13,2 Triliun Hasil Sitaan Kasus CPO ke Negara
- Kapal Tanker Federal II Terbakar, 13 Orang Meninggal Dunia
- Unjuk Rasa Pemuda Maroko, Tuntut Pembebasan Demonstran Gerakan GenZ
Advertisement

Sultan Sebut Pengolahan Sampah di ITF Bawuran Belum Maksimal
Advertisement

Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Gunungkidul Luncurkan 10 Inovasi Layanan Sosial
- Timnas Voli Putri Indonesia Lolos ke Perempat Final AYG 2025
- DPRD DIY Janji Teruskan Aspirasi Pengemudi Ojek Online ke Pusat
- UKDW Meriahkan Dies Natalis ke-63 dengan Fun Run dan Family Gathering
- Harga Telur di Kota Jogja Bertahan di Rp30.000 per Kilogram
- Prabowo: Kemiskinan dan Pengangguran Turun ke Level Terendah
- Perpindahan Pedagang Pasar Godean Tunggu Kepastian Pengelolaan Parkir
Advertisement
Advertisement