Advertisement

WHO Tegaskan Omicron Berbahaya untuk Orang yang Tidak Divaksinasi

Ni Luh Anggela
Sabtu, 15 Januari 2022 - 12:47 WIB
Budi Cahyana
WHO Tegaskan Omicron Berbahaya untuk Orang yang Tidak Divaksinasi Ilustrasi hasil tes Covid-19 varian Omicron - The Guardian

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan varian Omicron sangat berbahaya, terutama bagi mereka yang belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.
 
Lonjakan kasus yang terjadi di seluruh dunia sebagian besar disebabkan oleh Omicron. Namun badan kesehatan itu menegaskan untuk tidak menyerah dalam memerangi varian tersebut.
 
“Meskipun Omicron menyebabkan penyakit yang lebih ringan daripada Delta, itu tetap menjadi virus berbahaya, terutama bagi mereka yang tidak divaksinasi,” kata kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers, melansir Times of Israel, Jumat (14/1/2022).
 
Dia menghimbau agar semua orang tidak boleh membiarkan virus ini naik dengan bebas, atau mengibarkan bendera putih sebagai tanda menyerah, terutama saat banyak orang di sekitar kita yang tidak divaksinasi.
 
Di Afrika, ada lebih dari 85 persen orang yang belum menerima satu dosis vaksin.
 
“Kita tidak dapat mengakhiri fase akut pandemi, kecuali kita menutup celah ini,” katanya.
 
Sebelumnya, Tedros ingin agar setiap negara setidaknya memiliki 10 persen dari populasinya divaksinasi pada akhir September 2021.

Kemudian lanjut ke 40 persen pada akhir Desember dan 70 persen pada pertengahan 2022.
 
Sayangnya, 90 negara masih belum mencapai 40 persen dan 36 diantaranya masih kurang dari 10 persen. Padahal, di seluruh dunia, sebagian besar orang yang dirawat di rumah sakit tidak divaksinasi.
 
“Meskipun vaksin tetap sangat efektif untuk mencegah kematian dan penyakit Covid-19 yang parah, vaksin tidak sepenuhnya mencegah penularan,” kata Tedros.
 
Dia juga menambahkan bahwa lebih banyak penularan berarti akan ada lebih banyak rawat inap, lebih banyak kematian, lebih banyak orang yang tidak bekerja dan lebih banyak risiko munculnya varian lain yang lebih menular dan lebih mematikan daripada Omicron.
 
Hingga saat ini, jumlah kematian di seluruh dunia telah stabil di sekitar 50.000 per minggu.
 
“Belajar untuk hidup dengan virus ini tidak berarti kita dapat, atau harus menerima jumlah kematian ini,” katanya.

Advertisement

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan

Jogja
| Sabtu, 20 April 2024, 00:57 WIB

Advertisement

alt

Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter

Wisata
| Minggu, 14 April 2024, 18:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement