Advertisement

Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban

Jumali
Rabu, 17 Desember 2025 - 11:37 WIB
Jumali
Cuaca Ekstrem Landa Negara Arab, Banjir Bandang Picu Korban Foto ilustrasi banjir. / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JOGJA—Cuaca ekstrem melanda sejumlah negara Arab beberapa hari terakhir telah memicu hujan deras, banjir bandang, dan korban jiwa di Arab Saudi, Gaza, hingga Yordania.

Di Arab Saudi, Pusat Meteorologi Nasional (National Center for Meteorology/NCM) mengeluarkan peringatan hujan lebat berpotensi banjir bandang. Wilayah terdampak mencakup Makkah, Madinah, Riyadh, Qassim, Provinsi Timur, hingga Perbatasan Utara, dengan kondisi disertai badai petir, hujan es, dan angin kencang.

Advertisement

"Hujan badan sedang hingga lebat diperkirakan terjadi di beberapa wilayah dan dapat menyebabkan banjir bandang," tulis NCM dalam prakiraan resminya, Rabu (17/12/2025).

Kondisi laut juga memburuk dengan signifikan. Di Laut Merah, kecepatan angin dapat mencapai 50 km/jam dengan gelombang sedang hingga bergelombang. Sementara di Teluk Arab, angin diperkirakan menguat hingga lebih dari 60 km/jam dengan gelombang melebihi 2,5 meter.

Cuaca tidak stabil turut melanda kawasan Teluk. Pemerintah Oman menerapkan pembelajaran jarak jauh untuk sekolah-sekolah di Provinsi Musandam mulai Selasa (16/12/2025) menyusul hujan lebat.

"Kementerian Pendidikan dan Pengajaran memutuskan sekolah negeri, swasta, dan internasional di Musandam melaksanakan pembelajaran jarak jauh demi keselamatan siswa," demikian pernyataan resmi otoritas setempat, seperti dikutip media lokal.

Sistem tekanan rendah yang sama juga memengaruhi Uni Emirat Arab (UEA). Otoritas setempat telah mengimbau kewaspadaan terhadap angin kencang dan hujan deras yang diperkirakan berlangsung sepanjang pekan. Pengalaman banjir besar pada 2024 membuat banyak perusahaan di UEA kini memprioritaskan kerja jarak jauh saat cuaca ekstrem.

Dampak paling tragis terjadi di Gaza, Palestina. Hujan deras berkepanjangan menewaskan sedikitnya 12 orang, termasuk seorang bayi berusia dua minggu yang meninggal akibat hipotermia.

Curah hujan di beberapa bagian Gaza dilaporkan mencapai lebih dari 150 milimeter dalam sepekan. Hujan ini membanjiri kamp pengungsi dan meruntuhkan bangunan yang telah rusak akibat konflik.

"Setiap kali badai datang, air merembes ke tenda kami dan kasur serta selimut menjadi basah kuyup," ujar Mohammed Gharableh, warga Gaza yang mengungsi dari Rafah, seperti dikutip Al Jazeera.

Sementara itu di Yordania, Departemen Meteorologi mengidentifikasi sejumlah wilayah rentan banjir bandang. Direktur departemen tersebut, Raed Al-Khattab, menjelaskan fenomena ini disebabkan pergerakan massa udara dingin dan lembap yang bertemu dengan tekanan rendah di permukaan.

"Keselarasan sistem atmosfer atas dan permukaan meningkatkan ketidakstabilan, sehingga hujan lebat dan bahkan hujan es berpotensi terjadi," kata Al-Khattab.

Wilayah berisiko tinggi meliputi area tengah seperti Amman, Balqa, dan Madaba, serta Lembah Yordania dan kawasan Laut Mati. Topografi dataran tinggi dan lembah mempercepat akumulasi air hujan sehingga meningkatkan potensi bencana.

Rangkaian peringatan ini menegaskan bahwa cuaca ekstrem kini meluas di kawasan Arab. Kondisi ini memaksa pemerintah setempat meningkatkan kewaspadaan dan langkah mitigasi untuk melindungi warga dari dampak hujan deras, hujan es, dan banjir bandang yang berpotensi mematikan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Sekolah Negeri di Jogja Wajib Terima ABK, Ini Penegasan Pemkot

Sekolah Negeri di Jogja Wajib Terima ABK, Ini Penegasan Pemkot

Jogja
| Rabu, 17 Desember 2025, 10:07 WIB

Advertisement

Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul

Taman Kuliner Ala Majapahit Dibuka di Pantai Sepanjang Gunungkidul

Wisata
| Selasa, 16 Desember 2025, 22:17 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement