Advertisement
Korban Pesawat Salah Tembak oleh Iran Diberi Kompensasi Rp1,2 Triliun
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Pengadilan Kanada memutuskan pemberian kompensasi sebesar C$107 juta (Rp1,2 triliun) ditambah bunga kepada keluarga enam orang yang meninggal ketika sebuah pesawat jatuh di dekat Teheran pada 2020.
Anggota keluarga yang menerima kompensasi dari Pengadilan Tinggi Ontario itu kehilangan pasangan, saudara kandung, anak-anak, keponakan, dan sepupu mereka.
Advertisement
Pesawat milik maskapai Ukraine International Airlines PS752 dihantam dua rudal tidak lama setelah lepas landas. Iran mengaku salah mengira pesawat itu sebagai rudal AS.
Akibatnya, semua dari 176 orang di dalam pesawat itu tewas. Mereka termasuk 55 warga Kanada dan 35 orang berstatus penduduk tetap Kanada sebagaimana dikutip bbc.com, Selasa (4/1/2021).
Keluarga korban sebelumnya mengajukan gugatan perdata terhadap Iran dan pejabat lain yang mereka katakan harus disalahkan atas insiden itu.
Sebagian penumpang di pesawat tersebut adalah para mahasiwa dan pegawai universitas di Kanada yang saat itu tengah pulang dari liburan.
Bagi Kanada, kejadian itu menjadi tragedi nasional dan menyentuh banyak komunitas di negara tersebut.
Sementara itu, belum jelas bagaimana uang kompensasi itu akan diambil dari Iran. Yang jelas kuasa hukum keluarga, Mark Arnold, mengatakan timnya akan mencari aset Iran yang dapat disita di Kanada dan luar negeri,yang bisa saja berupa kapal tanker minyak.
Keputusan pengadilan itu menunjukkan untuk pertama kalinya kompensasi diberikan kepada keluarga para korban, menurut kantor berita Kanada CBC. Kantor berita itu menambahkan bahwa Iran tidak membela diri di pengadilan.
Tahun lalu laporan pemerintah Kanada menyatakan Iran "bertanggung jawab penuh" atas jatuhnya pesawat dan bahwa kejadian itu adalah hasil dari "ketidakmampuan" dan "kecerobohan".
Pihak berwenang Iran awalnya membantah bertanggung jawab atas insiden itu, yang terjadi pada 8 Januari 2020. Tetapi setelah semakin banyak bukti terkumpul, Angkatan Udara Pengawal Revolusi menyatakan unit pertahanan udara telah salah mengira Boeing 737-800 sebagai rudal AS.
Sistem pertahanan udara Iran saat itu dalam kondisi siaga tinggi karena negara itu baru saja menembakkan rudal balistik ke dua pangkalan militer Irak yang menampung pasukan AS. Langkah itu sebagai pembalasan atas pembunuhan jenderal top Iran Qasem Soleimani dalam serangan pesawat tak berawak AS di Baghdad lima hari sebelumnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- PBNU dan PKB Masih Saja "Perang Dingin", Ini yang Jadi Biangnya
- PSI Resmi Umumkan Nama Calon Kepala Daerah yang Diusung, Ini Daftarnya
- PBNU Siapkan Panitia Khusus untuk Mengembalikan PKB ke NU, Ini Alasannya
- BPK Temukan Masalah di Sistem Keuangan Haji Terpadu
- Air Bersih di IKN Bisa Langsung Diminum Dialirkan dari IPA Sepaku
Advertisement
Peringati Hari Kebaya Nasional, Srikandi PLN Turun ke Jalan Malioboro Menyapa Pelanggan
Advertisement
Taman Balekambang Solo Resmi Dibuka Kamis 25 Juli 2024, Segini Tarif Masuk dan Jam Operasionalnya
Advertisement
Berita Populer
- Program Makan Bergizi Prabowo-Gibran Diklaim Mampu Menumbuhkan Agro Industri di Perdesaan
- Korban Tewas Kerusuhan di Bangladesh Mencapai 201 Orang, Sebagian Besar Luka Tembak
- Bolone Mase "Gibran" Dukung Dico di Pilwalkot Semarang
- PBB: Korban Jiwa Dampak Panas Ekstrem Diperkirakan Mencapai 500 Ribu Orang Pertahun
- Museum Song Terus Menambah Keberagaman Wisata di Pacitan
- Kejagung Limpahkan Tersangka Direktur SMIP ke Kejari Pekanbaru dalam Kasus Importasi Gula
- MUI Kaji Kemungkinan Dapat Ikut Mengelola Tambang
Advertisement
Advertisement