Advertisement
Gelar Aksi Damai di Depan Kantor KLHK, Masyarakat Adat Tano Batak Ditangkap Polisi

Advertisement
Harianjogja.com, SOLO - Sebanyak 21 masyarakat adat Tano Batak ditangkap oleh pihak kepolisian saat menggelar aksi damai di halaman Kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) pada Jumat, (26/11/2021).
Koalisi Masyarakat Sipil yang tergabung dalam Aliansi GERAK Tutup TPL (Toba Pulp Lestari) ingin berdialog dengan Menteri LHK Siti Nurbaya Abubakar soal PT Toba Pulp Lestari.
Advertisement
Namun aksi damai tersebut berujung penangkapan tanpa adanya dialog antara masyarakat dan pemerintah.
BACA JUGA : 9 Remaja di Bantul Keluyuran Bawa Sajam, Pura-Pura Tidur Saat Ditangkap Polisi
Video detik-detik masyarakat adat ditangkap oleh polisi pun beredar luas di media sosial Twitter.
Dalam video yang diunggah oleh akun @SeknasKPA itu, masyarakat dimasukkan ke dalam truk bertuliskan 'mobil tahanan'.
Akun tersebut kemudian meminta Presiden Jokowi untuk segera turun tangan mengatasi permasalahan yang terjadi.
@SeknasKPA pun meminta pemerintah segera membebaskan 21 masyarakat adat yang dibawa oleh polisi saat melakukan aksi damai.
"PRESIDEN @jokowi,BEBASKAN SEGERA MASYARAKAT ADAT!!! Tindakan Represif Kepolisian Terhadap Masyarakat Adat Tano Batak Demi Bertemu Menteri Siti Nurbaya," tulis akun Twitter tersebut pada Jumat (26/11/2021).
*URGENT ACTION*
— #TanahUntukRakyat (@SeknasKPA) November 26, 2021
PRESIDEN @jokowi, BEBASKAN SEGERA MASYARAKAT ADAT!!!
Tindakan Represif Kepolisian Terhadap Masyarakat Adat Tano Batak Demi Bertemu Menteri Siti Nurbaya. pic.twitter.com/i72wiJUOLT
Salah satu anggota Koalisi, Rukka Simbolangi dari Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN), dalam keterangan tertulisnya mengatakan bahwa dialog tak sempat terjadi antara masyarakat dan Menteri Siti Nurbaya.
"Bukan dialog dan penyelesaian yang didapat, melainkan Masyarakat Adat Tano Batak mendapatkan perlakuan represif dari aparat kepolisian, yang berujung pada penangkapan masyarakat adat," katanya.
Aksi damai itu awalnya menyerukan aspirasi perihal tuntutan penyelesaian konflik agraria melalui pencabutan izin PT Toba Pulp Lestari (TPL) dan pengembalian wilayah adat Tano Batak.
Aliansi menyebut sudah 30 tahun wilayah adat dirampas Toba Pulp. Massa datang untuk menagih janji Presiden Joko Widodo dan Menteri LHK yang pada Agustus lalu akan menyelesaikan konflik agraria struktural masyarakat adat dengan Toba Pulp.
Rukka mengatakan salah satu peserta aksi yang ditangkap adalah Maruli Simanjuntak. Peserta aksi damai itu bahkan dipulukuli oleh aparat kepolisian ketika hendak dimasukkan ke dalam mobil polisi.
"Tindakan aparat kepolisian tersebut merupakan gambaran pemerintah yang sangat represif dan anti kritik terhadap aspirasi keadilan yang disuarakan masyarakat," kata Rukka.
BACA JUGA : Tak Terima Anaknya Ditilang, Seorang Pria Serang Polisi dengan Celurit
Aliansi Gerakan Rakyat Tutup TPL yang terdiri dari AMAN, Konsorsium Pembaruan Agraria, Kelompok Studi Pengembangan dan Prakarsa Masyarakat, WALHI, dan Greenpeace, mengutuk keras langkah represif dari polisi.
Mereka pun menuntut tiga hal dari pemerintah. Yakni yang pertama, membebaskan 21 orang Masyarakat Adat Tano Batak yang ditahan paksa oleh kepolisian.
Kedua, mereka juga menuntut pemerintah untuk memberikan pengakuan penuh dan perlindungan hak atas tanah Masyarakat Adat Tano Batak. Ketiga, mereka meminta pemerintah mencabut izin PT Toba Pulp Lestari yang telah merampas wilayah adat Tano Batak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- BNN Ungkap Wilayah Pesisir dan Perbatasan Rawan Peredaran Narkoba, Begini Polanya
- Seorang Perawat Rumah Sakit di Cirebon Diduga Lecehkan Remaja Disabilitas, Polisi Periksa 11 Saksi
- Mensos Usahakan Siswa Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Beasiswa
- Dukung Pengamanan Kejaksaan oleh TNI, Wakil Ketua Komisi 1 DPR: Untuk Efektifkan Penegakan Hukum
- Ledakan di Garut Tewaskan 13 Orang, Prosedur Pemusnahan Amunisi Harus Dievaluasi
Advertisement

Serap Gabah 111 Ribu Ton, Bulog Kanwil Jogja Sewa Gudang Tambahan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Contraflow di Tol Jagorawi Dihentikan
- Jemaah Calon Haji di Makkah Tidak Dikelompokkan Berdasarkan Kloter Lagi, Ini Penjelasan Kemenag
- Terjadi Ledakan Amunisi di Pantai Cibalong Garut, 11 Orang Meninggal Termasuk Personel Militer
- Polda Jawa Barat Merilis 11 Nama Korban Ledakan Amunisi di Garut, Dua di Antaranya Anggota TNI
- Ribuan Orang Ditangkap Petugas Polda Jatim dalam Kasus Premanisme dan Kriminalitas Jalanan
- Ledakan di Pantai Garut, TNI Buka Suara dan Benarkan 13 Orang Meninggal Dunia
- Ledakan di Garut Tewaskan 13 Orang, Prosedur Pemusnahan Amunisi Harus Dievaluasi
Advertisement