Advertisement
Haedar Nashir Tegaskan Indonesia Milik Semua, Kritik Siapa?

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Ketua Umum PP Muhammadiyah Prof Haedar Nashir menyebut Indonesia adalah milik semua. Namun, dia menilai masih saja ada yang belum beranjak akil-balig dalam berbangsa dan bernegara.
Haedar mencontohkan, ada elite negeri yang menyatakan suatu Kementerian Negara lahir diperuntukkan golongan tertentu dan karenanya layak dikuasai oleh kelompoknya.
Advertisement
“Suatu narasi radikal yang menunjukkan rendahnya penghayatan keindonesiaan,” kata Haedar dalam artikel yang ditulisnya, dikutip dari situs Muhammadiyah, Sabtu (23/10/2021).
Haedar menambahkan Indonesia merdeka sudah 76 tahun. Mestinya, segenap warga dan elite negeri makin dewasa dalam ber-Indonesia.
"Ibarat buah makin matang, seperti ilmu padi, makin tua kian merunduk ke bumi,” imbuhnya.
Dikatakan, Indonesia itu lahir dan hidup untuk seluruh rakyat Indonesia tanpa kecuali. Haedar pun menyitir Sukarno dalam pidato 1 Juni tahun 1945 dalam sidang BPUPKI.
“Kita hendak mendirikan suatu negara buat semua. Bukan buat satu orang, bukan buat satu golongan, baik golongan bangsawan maupun golongan yang kaya, tetapi semua buat semua," ujarnya.
Selain itu, Haedar pun menyoroti ketimpangan yang masih akrab ditemui di Indonesia. “Dunia politik, ekonomi, dan kekayaan alam dikuasai oleh sekelompok kecil pihak dan ramai-ramai membangun sangkar besi oligarki. Negara Republik Indonesia yang susah payah diperjuangkan kemerdekaannya oleh seluruh rakyat dengan segenap jiwa raga, direngkuh menjadi miliknya,” ungkapnya.
Haedar mengatakan, ketika ada warga dan elite bangsa atau golongan apa pun yang mengklaim Indonesia seolah miliknya dan diperuntukkan bagi diri dan kelompoknya, sejatinya bertentangan dan keluar dari fondasi yang menjadi jiwa, pikiran, koridor, cita-cita, dan tujuan Indonesia merdeka. Tidak sejalan dengan eksistensi Negara Indonesia berdiri sebagai bangsa dan negara.
“Sama halnya bila muncul asumsi bahwa Negara Indonesia yang tidak dikelola olehnya, maka salah semua. Pandangan, sikap, dan orientasi tindakan yang ironi seperti itu merupakan bentuk disorientasi berbangsa dan bernegara!,” tutur Haedar.
Sebelumnya, Ketua Umum PBNU Said Aqil Siradj berbicara mengenai peran kader NU di jabatan-jabatan terkait urusan agama. Said Aqil menyebut jabatan agama yang tidak dipegang NU bakal salah.
Pernyataan itu disampaikan Said Aqil dalam kegiatan pelantikan PCNU Kabupaten Tegal seperti disiarkan di akun YouTube NU Channel, Minggu (17/10/2021).
"Pokoknya jabatan-jabatan agama yang berperan harus NU. Kalau nggak, nanti salah semua. Insyaallah, kalau dipegang NU... ala thoriqil hak, kalimatil hak, shirotil hak. Insyaallah. Yakin, yakin, kenapa? Jawabnya gampang. Kenapa? Dipegang NU tuh pasti selamet, bener agamanya, karena kita taklid kepada Imam Syafii, gampang jawabannya. Ora taklid ke Imam Samudra," ujar Said Aqil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Demi Redam Ancaman Tarif Trump, Indonesia Hendak Beli Alutsista dari AS?
- Kebakaran Landa 12 Rumah di Gambir, Satu Orang Luka Bakar
- Guru Ngaji di Pondok Pesantren Tulungagung Ditangkap Polisi, Diduga Cabul kepada Santri
- Januari-Awal April 2025, KSPN Catat Ada 23.000 Pekerja Kena PHK
- LG Batal Investasi di Proyek Baterai Nikel RI
Advertisement

Libur Panjang Paskah, 21.400 Penumpang KA Jarak Jauh Tiba di Stasiun Daop 6 Yogyakarta
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Guru Ngaji di Pondok Pesantren Tulungagung Ditangkap Polisi, Diduga Cabul kepada Santri
- Potensi Zakat dan Wakap Tinggi, Menang Ingin Bentuk Lembaga Pengelolaan Dana Umat
- Antrean Peti Kemas di Pelabuhan Tanjung Priok Ditarget Selesai pada Minggu
- Ridwan Kamil Resmi Laporkan Lisa Mariana ke Bareskrim
- Kebakaran Landa 12 Rumah di Gambir, Satu Orang Luka Bakar
- Pemerintah Targetkan Kemiskinan Ekstrem Nol Persen pada 2026, Salah Satunya Lewat Sekolah Rakyat
- BPJS Ketenagakerjaan Serahkan Santunan JKM untuk Ahli Waris Rois di Kalurahan Sriharjo Bantul
Advertisement