Advertisement
Merah Putih Tak Berkibar di Thomas Cup, Warganet Sindir Menpora: Apa Susahnya Minta Maaf
Menpora Zainudin Amali, didampingi Menteri BUMN Erick Thohir dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas di Mimika Sport Centre, Mimika, Senin (4/10/2021). - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Cuitan akun Twitter @KEMENPORA_RI yang berisi klarifikasi Menteri Pemudah dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali terkait surat teguran WADA dibanjiri kritikan dari warganet.
Menpora dianggap lalai dalam menangani surat teguran dari Badan Antidoping Dunia (WADA) yang menyatakan Indonesia tidak patuh pada penegakan standar anti-doping karena tidak mengikuti Test Doping Plan (TDP) yang dibuat pada tahun 2020.
Advertisement
“Padahal tinggal bilang "mohon maaf atas keteledoran administratif perihal ini, doakan semoga cepat clear,dan bendera indonesia bisa berkibar kembali di pentas olah raga dunia,kami akan menyelesaikan secepatnya dan berbenah lagi" maybe rakyat indonesia bisa lebih nerima dan rispek,” cuit akun Twitter @IkoAwowo.
Adapun, WADA telah memberikan surat teguran terkait persoalan tersebut pada September 2021, tapi respon Lembaga Anti-doping Indonesia (LADI) dianggap tidak memadadi sehingga WADA menjatuhi sanksi atas pelanggaran TDP.
Menpora mengaku langsung merespons cepat setelah WADA mengirimkan surat teguran kedua pada 7 Oktober 2021 dengan berkoordinasi dengan LADI sehari setelahnya.
— Menpora RI beri penjelasan terkait surat teguran dari WADA.
— KEMENPORA RI (@KEMENPORA_RI) October 10, 2021
Informasi selengkapnya dapat diakses di https://t.co/Aow3qUlFEt #kemenpora#pemudamajuolahragajaya pic.twitter.com/Yfl1TcRXMx
Sayangnya, klaim respons cepat dari Menpora itu justru mendapat sindiran dari warganet. Banyak yang justru menilai Menpora lamban dalam merespons teguran dari WADA.
“Disini Pak Menteri tak menceritakan kalau WADA kirim suratnya dari Bulan September.... Suratnya Salah Alamat apa Salah Kurirnya Pak?” Cuit akun @mamsaza
“Rentang 15 September-8 Oktober itu cepat, Pak? Brp banyak alur birokrasi yang harus dilalui utk koordinasi? Setingkat kementrian harusnya paham ada efek serius jka hal ini dilalaikan. Ini br bendera merah putih yg dilarang berkibar, jgn sampai Indonesia Raya tdk berkumandang ya,” cuit akun @hello_septi.
“Egois. Minta maaaf aja enggak, lagian ya pak gerak cepat darimana itu dari tanggal 15 sept - 8 okt?? ngawur. Bilang masalah biasa masalah biasa, terlalu menganggap remeh. Ngeles mulu,” cuit akun @faraharsono.
"Lebih baik akui kesalahan dan mundur, anda akan lebih terhormat pak menpora..," tulis akun @indraSBW.
"Demi kebaikan semuanya lebih baik Kemenpora atas nama institusi minta MAAF lalu Menpora dan penjabat turunan pegawai bawahannya MUNDUR!!" cuit @ErlandoErvin.
"Memang susah ya @KEMENPORA_RI untuk sekedar mengucapkan kata MAAF !!!," ujar @Ayustaf.
Akibat dari kesalahan tersebut, bendera Merah-Putih dilarang berkibar di semua ajang olah raga internasional, termasuk saat Indonesia menjuarai Piala Thomas atau Thomas Cup 2020 di Denmark.
Seperti diberitakan sebelumnya, terkait persoalan pelanggaran TDP, Menpora Zainudin Amali beralasan pandemi Covid-19 menjadi penyebabnya.
BACA JUGA: Merah Putih Tak Berkibar di Piala Thomas, Legenda Bulu Tangkis Taufik Hidayat Sindir Menpora
Menurutnya, semenjak pandemi melanda, kegiatan-kegiatan olahraga terhenti secara total sehingga tidak ada kegiatan-kegiatan olahraga yang bisa dijadikan sampel untuk antidoping pada saat pelaksanaan kegiatan tersebut.
Di sisi lain, kata Menpora, sejumlah atlet yang direncanakan untuk diambil sampel urine sudah mengikuti event olahraga di luar negeri, baik itu kualifikasi olimpiade maupun kejuaraan single event.
“Sehingga itu menyulitkan [pengambilan sampel]. Sementara di dalam negeri juga tidak ada pertandingan-pertandingan itu,” jelasnya.
Namun demikian, Menpora Amali mengaku tidak khawatir karena karena target sample bisa dipenuhi pada penyelenggraan Pekan Olahraga Nasional (PON) yang saat ini sedang berlangsung di Papua.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
- Kim Jong Un Dorong Produksi Rudal dan Amunisi Korut Diperkuat
Advertisement
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Respons Bendera GAM, Hasto PDIP: Di NKRI Hanya Ada Merah Putih
- Wujud Kepedulian di Nataru, PLN Perkuat Kemandirian Lapas IIA Semarang
- DPR Desak Pemerintah Pulangkan 600 WNI Korban Scam
- Polisi Periksa 8 Saksi Dugaan Korupsi Kalurahan Ngunut
- Pemerintah Tambah 280 Starlink Pulihkan Komunikasi Sumatera
- WNA China Berpotensi Jadi Tersangka Tambang Emas Ilegal
- KSAD Tuding Adanya Sabotase Jembatan Bailey di Lokasi Bencana
Advertisement
Advertisement




