Advertisement
Jemaah Indonesia Belum Diizinkan Umrah, HNW: Status KBRI di Arab Perlu Ditingkatkan
Umat muslim memakai masker pelindung, menyusul penularan virus corona baru, saat mereka beribadah di Ka'bah di Mesjid Raya, kota suci Mekah, Arab Saudi, Selasa (3/3/2020). - Antara
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid berpendapat sudah saatnya status Kedutaan Besar Indonesia di Arab Saudi ditingkatkan menjadi kelas utama. Sebab kepentingan Indonesia di negara itu terutama terkait penyelenggaraan haji dan umrah sangat tinggi.
Pernyatan itu disampaikan Hidayat setelah Arab Saudi membuka perjalanan umrah bagi negara asing dengan syarat memenuhi protokol kesehatan Covid-19.
Advertisement
Hanya saja untuk jemaah Indonesia belum dapat izin meski paparan pandemi global tersebut sudah turun salah satunya karena menggunakan vaksin Sinovac.
Menurut Hidayat, peningkatan status Kedutaan tersebut bertujuan untuk memperkuat diplomasi Indonesia sehingga lobi-lobi Indonesia lebih diterima di negara itu. Dengan demikian, kuota haji Indonesia bisa ditingkatkan selain berbagai kemudaha fasilitas lainnya seperti soal persyaratan protokol kesehatan.
“Kuncinya diplomasi. Kita perlu lobi-lobi tinggi sehingga saya sarankan status Kedutaan Besar di Arab Saudi dinaikkan jadi kelas utama seperti untuk AS dan Inggris,” ujarnya dalam diskusi bertajuk ”Umrah, Kenapa Indonesia Belum?” di Gedung DPR, Kamis (30/9). Turut jadi narasumber pada acara diskusi itu Anggota DPR Fraksi PDIP Rahmad Handoyo dan Ketua Umum Asosiasi Muslim Penyelenggara Haji dan Umrah, Firman Nur.
Baca juga: Soal Penambahan Objek Wisata yang Dibuka, Ini Update dari Pemda DIY
Hidayat, yang pernah tinggal di ArabSaudi, mengatakan kalau status Kedutaan RI belum bisa dioptimalkan, untuk sementara lobi tinggi bisa dipimpin langsung oleh Wakil Presiden Ma’ruf Amin degan turut serta menjalankan umrah. Dia menilai pendekatan terhadap Arab Saudi harus melalui lobi kekelurgaan sesama negara berpenduduk mayoritas Muslim.
Meski Arab Saudi memberlakukan pengetatan atas penggunaan vaksin Sinovac yang dipilih Indoesia, tapi melalui lobi tinggi Arab Saudi akan punya pertimbangan sendiri.
“Artinya tingkat keseriusan negara dalam rangka untuk mengawal umat kita untuk bisa sampai ke umrah maupun haji itu sangat penting,” ujar politisi PKS tersebut.
Sementara itu, Rahmad Handoyo dari Komisi IX DPR mengatakan Kementerian Kesehatan perlu mempercepat proses vaksinasi kepada warga yang akan umrah maupun yang akan berangkat haji tahun kemarin tetapi tidak jadi.
“Di rapat Komsii IX DPR kita mendorong bagaimana caranya agar Sinovac itu mendapatkan pengakuan atau legalisasi dari WHO,” ujar Rahmad.
Menkes Perlu Turun Tangan
SeIain itu, dia mengingatkan agar Menteri Kesehatan juga langsung turun tangan untuk melakukan lobi, bukan setingkat Dirjen sebagaimana halnya juga dengan Menteri Agama karena Menlu sudah melakukannya.
“Menteri luar negeri sudah melakukan lobi agar vaksin Sinovac itu juga segera mendapatkan pengakuan dari WHO. Begitu mendapatkan sertifikat atau legalisasi dari WHO, keputusan dari Kerajaan Arab Saudi juga berubah,” ujar Rahmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Hilang Sejak Sabtu, 2 Pendaki Ilegal Gunung Merapi Belum Ditemukan
Advertisement
Jepang Naikkan Biaya Visa dan Pajak Turis untuk Atasi Overtourism
Advertisement
Berita Populer
- Libur Nataru, Pertamina Siapkan Motorist dan SPBU Siaga 24 Jam
- On The Rock Drini, Resto Tebing Karst Baru di Gunungkidul
- Grace Management Resmikan Kantor Baru, Perkuat Layanan Wedding
- Malioboro Mall Hadirkan Island of Joy dan Diskon Akhir Tahun
- Produktivitas Naik, Nelayan Kulonprogo Terima Alat Modern
- Gemini Belum Gantikan Google Assistant, Ini Jadwal Barunya
- Pertama dalam Sejarah, VW Tutup Pabrik di Jerman
Advertisement
Advertisement



