Advertisement
Jadwal Pemadaman Siaran TV Analog Tahap I Mundur

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Waktu pemadaman siaran analog atau analog switch off (ASO) tahap I mundur 1 bulan dari jadwal seharusnya. Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) berharap dengan pemunduran ini, masyarakat dan pemangku kepentingan lebih siap untuk menyambut ASO tahap I.
Plt. Dirjen PPI Kemenkominfo Ismail mengatakan jadwal ASO tahap pertama yang baru, yakni 30 April 2022, pada dasarnya adalah penggabungan antara jadwal lama tahap 1, 2 dan 3.
Dari sisi persiapan pemangku kepentingan dan masyarakat yang harus beralih ke siaran digital pada prinsipnya sama, tidak ada yang berubah dari jadwal yang lama.
“Justru mundur 1 bulan dari semula pada 31 Maret 2022,” kata Ismail kepada Bisnis, Sabtu (11/9/2021).
Baca juga: Warga Solo Boyong Monstera King Varigata Rp225 Juta, Baru Sehari Langsung Ditawar Orang
Adapun dari sisi ketersediaan perangkat penerima siaran digital atau set top box (STB) dan perangkat TV digital secara keseluruhan termasuk bagi masyarakat yang membeli secara mandiri, Kemenkominfo telah mendapat dukungan dari Gabungan Pengusaha Elektronik Indonesia (Gabel).
Para produsen STB yang telah bersertifikasi Kemenkominfo juga telah siap untuk memenuhi kebutuhan sampai dengan 2 November 2022 atau waktu terakhir siaran analog.
Sekadar informasi, ASO sendiri menjadi salah satu agenda prioritas Kemenkominfo pada 2022, selain pemerataan infrastruktur telekomunikasi.
Aktivitas ASO digadang-gadang mampu membuat penyelenggara siaran televisi makin efisien.
Baca juga: Kuota Penonton PON Papua di Bawah 10.000 Orang, Termasuk Pembukaan dan Penutupan
Berdasarkan kajian yang dilakukan Kemenkominfo, lembaga penyiaran swasta lokal dapat melakukan penghematan dari sisi operasional, di mana sebelumnya mereka harus membayar Rp20 juta - Rp100 juta per bulan untuk operasional, menjadi Rp12 juta - Rp50 juta per bulan dengan beralih ke digital.
Hal tersebut terjadi karena terjadi peralihan dari yang sebelumnya mengeluarkan ongkos untuk membayar biaya hak penggunaan frekuensi (ISR), listrik, perawatan perangkat, perawatan gedung, SDM dan lain sebagainya, kini beralih menjadi sewa.
Dengan menyewa mux saat beralih ke digital, LPS diperkirakan hanya membayar sekitar Rp12 juta - Rp50 juta.
Dalam sebuah webinar, Direktur Penyiaran Geryantika Kurnia mengatakan grup Jawa Pos telah membuktikan efisiensi dari siaran digital. Pergelaran siaran terestrial digital 42 persen lebih hemat dibandingkan dengan kegiatan teresterial analog.
Jika menggelar siaran teresterial analog dibutuhkan dana mencapai Rp4,25 miliar per tahun, saat beralih ke teresterial digital biaya yang dikeluarkan hanya Rp2,48 miliar.
BACA JUGA: Kementerian BUMN Bersama Telkom Bagikan 1000 Paket Sembako Murah di Batulicin
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- YIA Xpress Kereta Cepat ke YIA, Cek Jadwal dan Harga Tiketnya
- Cara Beli Tiket Kereta Bandara YIA, Cek di Sini
- Berkurban Pakai Uang Hasil Utang? Ini Hukumnya
- Ratusan Polisi di Klaten Jaga Perbatasan DIY untuk Cegah Pengerahan Massa Sampai Waktu Tak Ditentukan
- 30 Orang yang Ditangkap di Klaten Saat Konvoi ke Jogja Dipulangkan karena Tak Ada Unsur Pidana
Advertisement

Kandidat Calon Kepala Dinas Segera Diserahkan ke Bupati Gunungkidul
Advertisement

Restoran Jepang Sajikan Mi yang Lebarnya Mencapai 12 Sentimeter, Begini Cara Memakannya
Advertisement
Berita Populer
- Dukungan Jokowi kepada Prabowo di Pilpres 2024 Dinilai Hanya Persepsi
- Bentoel Minta RUU Kesehatan Setarakan Tembakau dengan Narkotika Ditinjau Ulang
- Jokowi Akan Panggil Menhan Prabowo Terkait Proposal Rusia-Ukraina
- Revitalisasi Lokananta, Cara Erick Thohir Rawat Upaya Bung Karno Perkuat Budaya Nasional
- Aturan Bursa Karbon Segera Dirilis, Ini Bocorannya
- Mahfud MD Pastikan Penagihan Utang BLBI Tetap Jalan Meski 2024 Ganti Presiden
- Pengacara Haris Azhar Laporkan 5 Jaksa ke Komjak, Begini Respons Kejagung
Advertisement
Advertisement