Advertisement
Kabar Baik, Vaksin Sinovac dan Sinopharm Terbukti Efektif Melawan Varian Delta

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA –Hasil penelitian baru-baru ini menjadi kabar baik bagi pengguna vaksin Sinovac dan Sinopharm.
Dua studi terbaru dari China menunjukkan vaksin inaktif Sinovac dan Sinopharm terbukti efektif terhadap varian Delta. Penelitian yang berbeda itu dilakukan di Guangzhou dan Guangdong, China.
Penelitian pertama melibatkan peserta berusia 18 hingga 59 tahun yang terdiri dari dari kasus positif tes SARS-CoV-2 (n=74) dan kontrol tes-negatif (n=292) selama wabah varian Delta pada Mei 2021 di kota Guangzhou, Cina.
Para peneliti menemukan, vaksin virus inaktif terbukti efektif terhadap varian Delta. Setelah disesuaikan untuk usia dan jenis kelamin, efektivitas vaksin (VE) keseluruhan untuk vaksinasi dua dosis adalah 59,0 persen (interval kepercayaan 95 persen: 16,0 persen hingga 81,6 persen) terhadap penyakit COVID-19 dan 70,2 persen (interval kepercayaan 95 persen: 29,6 persen) hingga 89,3 persen) terhadap COVID-19 sedang dan 100 persen terhadap COVID-19 parah. Namun, subjek yang diteliti sayangnya sedikit.
Sementara vaksinasi dosis tunggal tidak cukup protektif, skema dosis dua dosis vaksin tidak aktif efektif melawan infeksi varian Delta di dunia nyata, dengan perkiraan kemanjuran melebihi ambang batas minimal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) 50 persen, catat para peneliti, dikutip Kamis (19/8/2021).
Studi lain melibatkan 10.813 subjek yang merupakan kontak dekat dari kasus yang dikonfirmasi laboratorium, mengkategorikan mereka sebagai kelompok yang tidak divaksinasi, kelompok yang divaksinasi sebagian (1-dosis), dan kelompok yang divaksinasi penuh (2-dosis). Para peneliti memperkirakan risiko relatif (RR) dan efektivitas vaksin (VE) dari kelompok yang divaksinasi dalam kaitannya dengan kelompok yang tidak divaksinasi.
Advertisement
BACA JUGA: Ismail Sabri dan Anwar Ibrahim Bersaing Menjadi Perdana Menteri Malaysia
Hasilnya, VE yang tidak disesuaikan dan disesuaikan dari vaksinasi penuh terhadap pneumonia adalah 77,7 persen (95 persen CI 45,1-90,9) dan 69,5 persen (95 persen CI 42,8-96,3), masing-masing. Vaksinasi penuh adalah 100 persen efektif terhadap penyakit parah. VE yang tidak disesuaikan dan disesuaikan dari vaksinasi parsial terhadap pneumonia adalah 1,4 persen (95 persen CI -79,7–45,9) dan 8,4 persen (95 persen CI -47,6–64,4).
Dari kedua penelitian, dapat dilihat bahwa orang yang menerima vaksin inaktif mendominasi pada dua penelitian ini, yaitu 61,3 persen pada penelitian pertama dan 51,29 persen pada penelitian kedua.
“Meskipun kita tetap tidak tahu pasti angka efektivitas vaksin inaktif ini berapa terhadap varian Delta, tapi kemungkinan besar angkanya tidak akan jauh berbeda,” kata dr. Adam Prabata, PhD Student di Universitas Kobe, yang tidak terlibat dalam kedua penelitian, melalui laman Twitternya, dikutip Kamis (19/8/2021).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- 80 Persen Lebih Warga Gaza Mengungsi Sejak Serangan Israel 7 Oktober
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
Advertisement

Kabar Gembira! Honor KPPS di Kulonprogo Naik Dua Kali Lipat
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Dua Ambulans di Jalur Gaza Ditembaki Pasukan Israel
- Presiden Jokowi Tunjuk Marthinus Hukom jadi Kepala BNN, Ini Profil Singkatnya
- Arus Lalu Lintas Cenderung Landai, Tak Ada Diskon Tarif Tol Saat Libur Nataru
- Ditjen Hubdat Gelar Mudik Gratis saat Libur Natal dan Tahun Baru, Begini Cara Daftarnya
- Besok, Polda Metro Jaya Kembali Panggil Tersangka Firli Bahuri
- Jokowi Tepis Tudingan Agus Rahardjo yang Mengaku Dimarahi dan Diminta Hentikan Kasus E-KTP
- Jokowi Perintahkan Mahfud MD Tangani Pengungsi Rohingya
Advertisement
Advertisement