Advertisement
China Tolak Rencana WHO Lacak Covid-19, Ini Alasannya
Suasana Kota Wuhan setelah lockdown dibuka, Mei 2020. - Reuters
Advertisement
Harianjogja.com, BEIJING- Rencana Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk melakukan penyelidikan tahap selanjutnya atas asal-usul COVID-19 ditolak Pemerintah China.
"China menolak usulan itu karena tidak berdasarkan hasil penelitian pertama yang dilakukan para pakar China dan asing di Wuhan, Provinsi Hubei, pada awal tahun ini," kata Wakil Menteri Luar Negeri China Ma Zhaoxu di Beijing, Jumat.
Di depan 160 duta besar, perwakilan pemerintahan asing, dan jurnalis asing itu, Ma menyatakan bahwa rencana tersebut tanpa berkonsultasi dengan semua negara anggota WHO.
Baca juga: Bamsoet Paparkan Upaya Penanganan Covid-19, dari Vaksinasi hingga Pemulihan Ekonomi
Advertisement
Ia menyebutkan lebih dari 70 negara telah berkirim surat kepada WHO untuk mendukung laporan hasil penyelidikan pertama WHO-China dan menolak politisasi asal-usul COVID-19.
Menurut dia, laporan hasil penelitian bersama WHO-China di Wuhan sudah diakui secara luas sehingga layak menjadikan dasar.
"Virus itu tidak mengenal batas dan jarak. China, sama dengan negara-negara lain, menjadi korban dari pandemi ini dan kami semua berharap untuk mengurut asal dan memutus mata rantai sesegera mungkin," ujarnya.
Pihaknya siap bekerja sama dengan pihak-pihak lain mencari urutan virus tersebut yang bisa dipertanggungjawabkan secara sains.
Prof Liang Wannian, selaku ketua tim peneliti China dalam penelitian gabungan yang digelar WHO di Wuhan pada awal tahun lalu, menambahkan mengenai konsensus para ilmuwan yang tidak menemukan adanya kebocoran laboratorium.
Baca juga: Disperindag DIY Dukung Peningkatan Kelas IKM
"Studi tahap selanjutnya harus dilakukan di banyak tempat di seluruh dunia yang mencakup negara-negara, seperti tempat keberadaan kelelawar tapal kuda dan trenggiling China, negara-negara yang tidak memiliki pengujian yang memadai, tempat-tempat dengan data hewan dan manusia yang dinyatakan positif SARS-CoV-2 dan tempat pemasok pasar Wuhan Huanan melalui rantai pasokan dingin," ujarnya.
Gu Jinhui dari Komisi Kesehatan Nasional China dalam kesempatan itu mengungkapkan bahwa 174 kasus yang ditemukan pada awal wabah merebak di Wuhan pada Januari 2020 datanya masih mentah sehingga tidak diizinkan disalin atau didokumentasikan oleh peneliti asing.
"Jika Anda membaca laporan hasil penelitian terdahulu dengan saksama, maka semua rumor atas data itu akan saling bertentangan," ujarnya.
Hampir seluruh perwakilan kantor pemerintahan, organisasi, dan media asing yang ada di China mengikuti briefing yang digelar secara luring dan daring tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Tokoh Dunia Kecam Penembakan Bondi Beach yang Tewaskan 12 Orang
- Surya Group Siap Buka 10.000 Lowongan Kerja di Tahun 2026
- Konser Amal di Tangerang Galang Rp1,3 Miliar untuk Sumatera dan Aceh
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal SIM Keliling Sleman Desember 2025, Cek Layanannya
- Chelsea Tundukkan Everton 2-0, Palmer dan Gusto Bersinar
- Jadwal SIM Keliling Bantul Desember 2025, Ada di MPP
- Cuaca Jakarta Minggu: Pagi Berawan, Sore Berpotensi Hujan
- Raphinha Borong Gol, Barcelona Kalahkan Osasuna 2-0
- PSG Kembali ke Puncak Ligue 1 Usai Tundukkan Metz 3-2
- Jadwal SIM Keliling Kulonprogo Desember 2025, Ada SIM Menor
Advertisement
Advertisement





