Advertisement
Malaysia Kini Tak Lagi Gunakan Angka Kasus Covid-19 untuk Putuskan Pelonggaran Lockdown

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Malaysia tidak akan lagi menggunakan patokan jumlah kasus Covid-19 sebagai dasar keputusan pelonggaran pembatasan aktivitas.
Dilansir dari Bloomberg pada Kamis (5/8/2021), hal tersebut diumumkan oleh Menteri Keuangan Malaysia Tengku Zafrul Abdul Aziz saat mengumumkan rencana pemulihan nasional melalui video di Facebook-nya.
Advertisement
Alih-alih jumlah kasus, Pemerintah Malaysia akan menggunakan tingkat pasien yang dirawat di rumah sakit sebagai salah satu dari tiga indikator untuk menurunkan level pembatasan sosial.
Adapun dua indikator lainnya, yakni tingkat vaksinasi dan keterisian ICU tetap digunakan.
“Ketika 40 persen orang dewasa sudah divaksin, jumlah kasus baru menjadi kurang relevan karena kebanyakan kasus memperlihatkan gejala ringan atau tidak begejala, sekaligus mengurangi beban infrastruktur kesehatan," katanya.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Malaysia, dari jumlah kasus Covid-19 baru pada Rabu sebanyak 19,819, sejumlah 98,1 persen kasus terdiri dari kasus yang bergejala ringan sampai tidak bergejala. Namun, masih ada kemungkinan kondisinya menurun, kata Dirjen Kesehatan Malaysia Noor Hisham Abdullah.
Dia menjelaskan tingkat perawatan di rumah sakit harus mencapai 3 kasus per 100.000 populasi untuk melonggarkan pembatasan aktivitas warga.
Adapun pelonggaran ke fase 3 memperbolehkan kembalinya dibuka sektor ekonomi, kecuali yang berada di daftar negatif.
Beberapa negara bagian yang telah mencapai level 2 seperti Penang, Kelantan, Terengganu, Pahang dan Perak sudah mulai membuka kembali sektor ekonominya.
BACA JUGA: 17 Orang Tewas Disambar Petir Saat Menuju Pesta Pernikahan
Sementara untuk mencapai level 1, tingkat perawatan di rumah sakit harus mencapai 1,3 kasus per 100.000 populasi. Negara bagian yang telah berhasil mencapai angka tersebut diperbolehkan membuka sektor sosial dan ekonominya dengan syarat normal baru.
Perdana Menteri Muhyiddin Yassin meyakini sejumlah negara bagian akan mencapai level tersebut paling cepat pada Oktober.
Dibandingkan dengan negara Asia Tenggara lainnya, Malaysia mencatatkan tingkat vaksinasi lengkap yang paling tinggi kedua, yakni 31 persen dari populasi orang dewasa. Adapun tingkat vaksinasi di Singapura mencapai 63 persen dan Indonesia sekitar 8,2 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
- Sidang Suap Mantan Wali Kota Semarang, Kepala Bapenda Setor Rp1,2 Miliar ke Mbak Ita
- Pasangan Gay di Lamongan Dicokok Polisi Karena Bikin Konten Pornografi di FB-MiChat
Advertisement
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Paket Makan Bergizi Gratis Selama Liburan Sekolah, dari Roti, Telur, hingga Buah
- Iran Kirim Surat ke PBB, Minta AS dan Israel Tanggung Jawab atas Agresi
- Donald Trump Sebut Iran Punya 4 Situs Nuklir Utama
- Polda Lampung Tindak 693 kendaraan ODOL
- Guru Ngaji di Jaksel Cabuli 10 Santri Perempuan, Begini Modusnya
- Satgas Pangan Panggil Produsen 212 Merek Beras Nakal Hari Ini
- Langgar Hukum Internasional, Indonesia Kecam Serangan ke Iran
Advertisement
Advertisement