Advertisement
Sudah Negatif Covid-19, Apakah Perlu Cek Darah dan Rontgen?
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Usai dinyatakan negatif pada tes usap dan isolasi selama 14 hari, perlukah pasien Covid-19 melakukan pemeriksaan darah dan toraks?
Praktisi klinik, edukator pengamat kesehatan dan relawan Covid-19 dr. Muhamad Fajri Adda'i mengatakan idealnya semua pasien Covid-19 melakukan pemeriksaan darah dan toraks.
Advertisement
Akan tetapi, dengan situasi yang tidak memungkinkan seperti sekarang ini, hal tersebut sulit dilakukan apalagi dengan kendala akses kesehatan yang terbatas dan biaya yang tidak murah.
BACA JUGA : Rekor, 52 Warga DIY Meninggal karena Covid-19 dalam
"Sebenarnya kalau untuk idealnya iya. Karena ada sebagian, pada orang yang tidak bergejala pun, memang pasti ada bercak putih, atau terjadi peradangan infeksi di paru, padahal dia enggak bergejala," ujar Fajri, Sabtu (10/7/2021).
Dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada (UGM) ini, mengatakan rontgen berguna untuk pemeriksaan lanjutan bila ada gejala lain usai pasien Covid-19 menjalani karantina selama 14 hari.
Menurut Fajri, ahli medis baru bisa melakukan tata laksana pengobatan jika terdapat indikasi yang tidak seharusnya.
"Itu untuk membantu menegakkan diagnosis dan yang namanya dokter melakukan pemeriksaan itu berdasarkan cerita dulu, terus pemeriksaan fisik, baru rontgen dan pemeriksaan penunjang, salah satunya swab," kata Fajri.
Selain rontgen, pasien Covid-19 idealnya juga melakukan pemeriksaan darah, apalagi jika orang tersebut memiliki penyakit bawaan seperti jantung, pembekuan darah hingga gangguan ginjal.
BACA JUGA : Corona di Jogja Hari ini Meledak! Rekor Tertinggi selama
Pemeriksaan darah juga berguna untuk membedakan apakah seseorang menderita Covid-19, DBD atau thypoid, sebab gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini sedikit mirip.
"Kalau orang punya komorbid, idealnya dicek di rumah sakit, trombositnya, karena ada yang mirip-mirip juga sama DBD, typhoid. Yang penting cek-cek pembekuan darah, lihat apakah ada pembekuan darah di pembuluh darahnya, itulah kenapa kalau bisa dicek," ujar Fajri.
Dikatakan, 16 persen orang yang positif Covid-19 mengalami pembekuan darah, terlebih yang memiliki komorbid. Pembekuan darah ini bisa dicegah dengan diberikan obat-obatan agar tidak semakin memburuk.
"Kalau idealnya, semua pasien Covid-19 dirontgen, periksa darah juga iya," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
- Tampil Gemilang Vs Australia, Ernando Disamakan Kiper Real Madrid Andriy Lunin
- From Zero to Hero, Ini Profil Komang Teguh Pahlawan Kemenangan Garuda Muda
- Talkshow Spesial Hari Kartini: Kembangkan Skill untuk Hadapi Ragam Tantangan
- Oknum Pegawai ASDP Diduga Terlibat dalam Percaloan Tiket di Pelabuhan Jangkar
Berita Pilihan
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
- Indonesia Gunakan Pengaruh Agar Deeskalasi Terjadi di Timur Tengah
- Kasus Pengemudi Arogan Mengaku Adik Jenderal Kini Diusut Bareskrim
- Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara
- Tol Jogja Solo Dilewati 109 Ribu Kendaraan Selama Libur Lebaran 2024
Advertisement
Syawalan ke Ponpes dan Panti Asuhan, Pj. Bupati Kulonprogo Salurkan Bantuan
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- KPU Jogja Koordinasi dengan Disdukcapil untuk Susun Data Pemilih Pilkada 2024
- Tol Jogja Solo Dilewati 109 Ribu Kendaraan Selama Libur Lebaran 2024
- Firli Bahuri Disebut Minta Uang Rp50 Miliar ke SYL
- Daftar Harga BBM Pertamina, Shell, dan BP-AKR per Kamis 18 April 2024
- Tertidur 22 Tahun Gunung Ruang Erupsi, Gempa hingga 944 Kali dalam Satu Hari
- Warga Jepang Gugat Pemerintah Soal Efek Samping Vaksin Covid-19
- Erupsi Gunung Ruang, Bandara Sam Ratulangi Ditutup Sementara
Advertisement
Advertisement