Advertisement
Praktisi Klinik: 90 Persen Kasus Covid-19 Sembuh Sendiri oleh Imun

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pasien Covid- 19 bisa dinyatakan sembuh jika selama 14 hari tidak memiliki gejala, namun yang penting diperhatikan adalah gejala lanjutan yang timbul dikemudian hari.
Praktisi klinik, edukator pengamat kesehatan dan relawan Covid-19 Muhamad Fajri Adda'i mengatakan, pada beberapa kejadian terdapat gejala tambahan usai pasien menjalani karantina 14 hari. Gejala seperti ini harus benar-benar diperhatikan untuk penanganan lebih lanjut.
Advertisement
"Kejadian seperti ada banyak faktor, apa dia stres atau punya penyakit bawaan yang memperburuk keadaan," ujar Fajri, Sabtu (10/7/2021).
BACA JUGA : Pasien Sembuh dari Covid di Indonesia Hari Ini Catat Rekor
Kasus yang terjadi pada Raditya Oloan, suami Joanna Alexandra, merupakan salah satu contohnya. Melalui tes usap, Raditya dinyatakan sudah negatif Virus Corona, namun ada gejala perburukan pascaisolasi.
Hal ini disebabkan oleh banyak faktor, salah satu yang paling berpengaruh adalah penyakit bawaan. Penting untuk menyadari gejala-gejala yang dialami oleh pasien.
"Di minggu kedua yang takutin adalah badai sitokinnya, bisa jadi virusnya emang udah berkurang tapi ada peradangan di sistem imun itu yang bikin perburukan, yang bikin meninggal," kata Fajri.
"Imun sistem mungkin bisa membersihkan virus di tubuh Anda, tapi organ Anda ikut rusak," imbuhnya.
Akan tetapi, ada juga kasus pasien Covid-19 yang hasil tes usapnya tetap positif meski sudah 30 hari tanpa gejala. Menurut Fajri, hal tersebut kemungkinan adalah sisa-sisa dari bangkai virus.
"Harus dicek dulu nih, ada gejala enggak, kalah ada gejala bisa-bisa itu kasus tambahan. Dalam kejadian kayak gitu harus ditelusuri dulu, kalau hanya sisa-sisa bangka virus enggak jadi masalah tapi harus betul-betul clear karena dapat menimbulkan kesalahpahaman," kata Fajri.
BACA JUGA : Melonjak Lagi, Covid-19 DIY Bertambah 1.665 Kasus dalam Sehari
Dikatakan, 90 persen pasien Covid-19 bisa sembuh sendiri oleh sistem imun. Obat-obatan yang diberikan oleh dokter bukanlah sebagai penguat imun namun untuk mengatasi peradangan yang ditimbulkan oleh Virus Corona.
"Steroid dan Tocilizumab itu kan emang antiperadangan bukan mengusir virus. Ketika peradangan meningkat, dikasih obat antiperadangan yang mana terbukti untuk menurunkan angka kematian pada orang yang sakit berat atau kritis. Itu terbukti," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Bupati Sleman Tugaskan OPD Dampingi Kalurahan Kelola Tanah Kas Desa
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- FAA Denda Boeing Rp 50 Miliar
- Syarat, Jadwal dan Cara Dapat Bansos PKH September 2025
- Uang Jadi Motif Oknum TNI Terlibat Penculikan dan Pembunuhan Kacab BRI
- Sebuah Bar di Madrid Meledak, 25 Orang Terluka
- Spanyol Segera Tertibkan UU Larangan Merokok dan Vaping di Tempat Umum
- Cegah Ancaman Serangan Drone, Polandia Kerahkan Jet Militer
- Istana: Pesan Prabowo di Bioskop Hal Lumrah
Advertisement
Advertisement