Advertisement
Pecahan Keramik Masa Dinasti Qing Ditemukan di Maluku Tenggara
Pecahan keramik asal Tiongkok peninggalan masa dinasti Qing yang ditemukan tim arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku di situs Gua Batu Han, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku pada 2019. - Balai Arkeologi Maluku
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Tim arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku menemukan pecahan keramik Tiongkok masa Dinasti Qing di Situs Gua Batu Han, Desa Somlain, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku.
"Selama penelitian kami menemukan sejumlah pecahan keramik, tetapi hanya dua yang diambil sebagai sampel untuk dianalisis lebih lanjut, salah satu sampel berasal dari Tiongkok pada masa Dinasti Qing," kata Arkeolog Lucas Wattimena di Ambon, Selasa (29/6/2021).
Advertisement
Menurut dia, tim yang dipimpinnya tak sengaja menemukan pecahan keramik asal Tiongkok saat melakukan survei pengumpulan data kepurbakalaan di Kabupaten Maluku Tenggara pada 2019, tergeletak di permukaan lantai situs Gua Batu Han.
Berbentuk seperti wadah yang menyerupai piring, pecahan keramik tersebut berwarna putih dengan motif gambar hias berbentuk bunga dalam warna hitam. Setelah dianalisis, pecahan keramik itu diketahui berasal dari daratan Tiongkok dan diproduksi pada masa Dinasti Qing, sekitar abad 19-20 Masehi.
Penemuan pecahan keramik Tiongkok diduga ada hubungannya dengan transaksi perdagangan, tetapi belum diketahui alasan benda kuno asing tersebut bisa berada di dalam Gua Batu Han yang merupakan situs penguburan masa lalu.
"Pecahan keramik Tiongkok ditemukan tergeletak di permukaan lantai Gua Batu Han bersama dengan sejumlah pecahan keramik dan gerabah lainnya," ucap Lucas.
Gua Batu Han terletak sekitar 50 meter dari Desa Somlain, Kecamatan Kei Kecil Barat, Kabupaten Maluku Tenggara, dan dikenal sebagai situs penguburan masyarakat pada masa lalu.
Batu Han dalam istilah setempat artinya ujung batu. Berada dalam gugusan tebing yang membentang sepanjang garis pantai bagian barat, gua tersebut menghadap ke sebelah barat dengan ketinggian kurang lebih 10 meter dari dasar tebing.
Selain keramik Tiongkok, sejumlah pecahan keramik lain dan wadah tembikar juga ditemukan di sana, salah satunya adalah mangkuk produksi perusahaan Belanda, Petrus Regout Maastricht sekitar abad 19-20 Masehi.
"Mungkin karena gua itu merupakan situs penguburan, tulang-belulang manusia juga ada di sana," kata Lucas Wattimena.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Musim Flu AS Catat 2,9 Juta Kasus, 1.200 Orang Meninggal
- Korupsi Kepala Daerah Masih Terjadi, Pakar Nilai Retret Bukan Solusi
- PBB Desak Israel Buka Akses Bantuan, Palestina Angkat Bicara
- Langgar VoA, Imigrasi Bali Deportasi Bintang Porno Asal Inggris
- Banjir Besar Menerjang AS dan Kanada, Puluhan Ribu Mengungsi
Advertisement
Kementerian Komdigi Siapkan Genset Pulihkan Jaringan Telekomunikasi
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gunungkidul Lautan Bakmi, Ribuan Porsi Bakmi Ludes dalam Sekejap
- Mahasiswa UKDW Raih Prestasi Internasional Lewat Inovasi OneTrianggle
- Kantong Parkir Malioboro Terbatas, Terminal Giwangan Disiapkan
- Timnas U-22 Indonesia Menang Tapi Gagal ke Semifinal SEA Games
- LPS Bantu Pemeriksaan dan Sembako Gratis untuk Masyarakat Sleman
- Upaya Kolaboratif Ahmad Luthfi Genjot Investasi Menuai Apresiasi
- Pegawai PPPK Bantul Terima SK Baru dalam Apel Besar 2025
Advertisement
Advertisement




