Advertisement

Varian Delta Menyebar Cepat, WHO Desak Semua yang Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Tetap Pakai Masker

Mia Chitra Dinisari
Sabtu, 26 Juni 2021 - 14:07 WIB
Budi Cahyana
Varian Delta Menyebar Cepat, WHO Desak Semua yang Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 Tetap Pakai Masker Dua masker. - Antara

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak orang yang divaksinasi penuh untuk terus memakai masker, menjaga jarak sosial dan mempraktikkan langkah-langkah keamanan lainnya karena virus Corona varian Delta yang sangat menular menyebar dengan cepat ke seluruh dunia.

"Orang tidak bisa merasa aman hanya karena mereka memiliki dua dosis. Mereka masih perlu melindungi diri mereka sendiri," kata Mariangela Simao, Asisten Direktur Jenderal WHO untuk Akses ke Obat-obatan dan Produk Kesehatan.

Advertisement

"Vaksin saja tidak akan menghentikan penularan komunitas," tambah Simao.

Komentar organisasi kesehatan itu muncul ketika beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, sebagian besar telah menghapus masker dan pembatasan terkait pandemi karena vaksin Covid telah membantu menurunkan jumlah infeksi dan kematian baru.

Jumlah infeksi baru di AS tetap stabil selama seminggu terakhir dengan rata-rata 11.659 kasus baru per hari, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins. Namun, infeksi baru telah menurun selama beberapa bulan terakhir.

Pejabat WHO mengatakan mereka meminta orang yang divaksinasi penuh untuk terus "bermain aman" karena sebagian besar dunia tetap tidak divaksinasi dan varian yang sangat menular, seperti delta, menyebar di banyak negara, memicu wabah.

The Wall Street Journal melaporkan pada hari Jumat bahwa sekitar setengah dari orang dewasa yang terinfeksi wabah varian Delta di Israel telah divaksinasi sepenuhnya dengan vaksin Pfizer-BioNTech, yang mendorong pemerintah di sana untuk menerapkan kembali persyaratan masker dalam ruangan dan tindakan lainnya.

WHO mengatakan pekan lalu bahwa Delta menjadi varian dominan penyakit di seluruh dunia.

Pejabat WHO mengatakan varian tersebut, pertama kali ditemukan di India tetapi sekarang di setidaknya 92 negara, adalah jenis virus Corona tercepat dan terkuat yang pernah ada, dan akan "mengambil" orang yang paling rentan, terutama di tempat-tempat dengan tingkat vaksinasi Covid yang rendah.

Mereka mengatakan ada laporan bahwa varian Delta juga menyebabkan gejala yang lebih parah, tetapi penelitian lebih lanjut diperlukan untuk mengkonfirmasi kesimpulan tersebut. Namun, ada tanda-tanda regangan delta dapat memicu gejala yang berbeda dari varian lainnya.

"Ini berpotensi menjadi lebih mematikan karena lebih efisien dalam transmisi antar manusia dan pada akhirnya akan menemukan orang-orang yang rentan yang akan menjadi sakit parah, harus dirawat di rumah sakit dan berpotensi mati," kata Mike Ryan, Direktur Eksekutif Program Kedaruratan Kesehatan WHO.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement