Advertisement
Memanas, Menlu AS Tekan China Soal Asal-Usul Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken menekan anggota Politbiro China Yang Jiechi untuk melakukan studi baru tentang asal-usul Covid-19 yang dipimpin oleh para ahli. Namun, dalam panggilan telepon tersebut, Yang menyebut teori bahwa virus itu bocor dari laboratorium Wuhan sebagai cerita yang tidak masuk akal.
"Blinken menekankan pentingnya kerja sama dan transparansi mengenai asal usul virus, termasuk perlunya studi yang dipimpin pakar Fase 2 WHO di China,” kata Departemen Luar Negeri dalam sebuah pernyataan, dilansir Bloomberg, Sabtu (12/6/2021).
Advertisement
BACA JUGA : Wabah Virus Corona: Warga Jogja Diminta Tak Bepergian
Yang mengatakan China mendukung kerja sama tetapi tidak akan mentolerir apa yang dia katakan sebagai upaya untuk mencoreng China.
Panggilan itu adalah yang pertama kalinya terjadi sejak pertemuan langsung di Alaska pada Maret yang dimulai dengan awal yang sulit, dengan masing-masing pihak saling mengkritik di depan kamera televisi. Ketegangan yang dimulai di bawah pemerintahan Trump semakin memburuk di bawah Presiden Joe Biden, yang telah menantang para pemimpin China atas pelanggaran hak asasi manusia di Xinjiang dan Hong Kong, dan memperdebatkan apakah China telah cukup transparan dalam berbagi informasi tentang wabah Covid-19.
Selama panggilan telepon itu, Yang mendesak AS untuk mengembalikan hubungan bilateral ke jalurnya. Dia mengatakan dialog dan kerja sama harus menjadi norma bagi China dan AS.
Sementara itu, pertemuan para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) akhir pekan ini di Cornwall, Inggris, akan menyerukan studi baru dan transparan tentang asal-usul virus yang akan diselenggarakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.
Pejabat Beijing telah berulang kali membantah bahwa virus itu bocor dari laboratorium, dan merujuk pada laporan WHO awal tahun ini yang mengatakan kemungkinan besar berasal dari alam.
BACA JUGA : Kabar Baik, Sudah 25 Pasien Positif Corona di DIY
Yang juga mendesak AS untuk berhati-hati dalam menangani masalah yang berkaitan dengan Taiwan, dan mengatakan AS tidak boleh menggunakan masalah hak asasi manusia untuk mengganggu politik internal di negara lain.
Para diplomat top dari G7 menyerukan bulan lalu agar China menghormati hak asasi manusia dan kebebasan mendasar, mengutuk perlakuan Beijing terhadap minoritas Uyghur atas kerja paksa dan sterilisasi paksa. Beijing menolak tuduhan bahwa pelanggaran hak asasi manusia sedang dilakukan di Xinjiang.
Selain itu, Departemen Luar Negeri juga mengatakan Blinken menggarisbawahi keprihatinan AS atas memburuknya norma-norma demokrasi di Hong Kong dan genosida yang sedang berlangsung dan kejahatan terhadap kemanusiaan terhadap mayoritas Muslim Uyghur dan anggota kelompok etnis dan agama minoritas lainnya di Xinjiang.
Blinken pun menyerukan kedua belah pihak untuk bekerja sama dalam denuklirisasi semenanjung Korea, dan keduanya membahas tantangan global bersama, termasuk Iran, Burma, dan krisis iklim.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Perizinan Penambangan di DIY Dibatasi Sebulan, Penggunaan Alat Disesuaikan dengan Lokasi Tambang
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- Bayar PBB Kini Bisa Gunakan Aplikasi Lokal, Ini Caranya
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
Advertisement
Advertisement