Advertisement
Terapi Covid-19 di India Pakai Kotoran Sapi hingga Obat Guru Yoga

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - India masih berjuang untuk melawan penularan virus Corona atau Covid-19 yang sedikitnya telah menginfeksi 27,16 orang dan menelan 311.000 korban jiwa.
Di tengah perjuangan pengobatan modern dan berbasis sains yang tampak kewalahan, terapi alternatif mengemuka di negara dengan populasi mencapai 1,3 miliar tersebut.
Advertisement
Setelah sebelumnya masif tersiar informasi soal penggunaan kotoran dan urin sapi untuk mencegah Covid-19, terapi dengan Coronil, obat buatan tokoh yoga dengan jutaan pengikut, Baba Ramdev, kembali mencuri perhatian.
BACA JUGA : India Temukan Infeksi Jamur Hitam Mematikan pada Pasien
Mengutip Reuters, negara bagian Haryana di India bahkan mulai membagikan obat tersebut lantaran diklaim mampu menyembuhkan Covid-19.
Kebijakan itu sontak menuai kritik dari para dokter India. Hal itu disebut sebagai langkah yang gegabah lantaran obat buatan Baba Ramdev dinilai belum teruji secara medis.
Dilansir BBC, para dokter di negara itu juga mengecam Baba Ramdev karena melontarkan pernyataan kontroversial yang menentang pengobatan modern.
Dia baru-baru ini mengatakan bahwa puluhan ribu meninggal karena Covid setelah mengonsumsi obat-obatan modern dan mengejek pasien karena mencoba mendapatkan tabung oksigen.
Guru tersebut menarik pernyataannya setelah menteri kesehatan mengkritiknya. Tapi dia kembali mengkritik pengobatan modern pada hari Senin karena tidak memiliki obat untuk beberapa penyakit.
BACA JUGA : Peserta Jemaah Tabligh Bersama Warga India Positif Corona
"Pengobatan modern dan berbasis sains adalah tulang punggung sistem perawatan kesehatan India, tetapi terapi alternatif seperti ayurveda dan homeopati juga sangat populer. Banyak ahli seperti Ramdev telah meluncurkan bisnis yang sukses di belakang penjualan obat-obatan dan produk herbal," demikian laporan BBC.
Apalagi, India juga memiliki Kementerian Ayurveda, Yoga & Naturopati, Unani, Siddha dan Homeopati (Ayush) untuk mempromosikan sistem tradisional.
Indian Medical Association (IMA), sebuah organisasi yang mewakili para dokter di India, mengkritik Baba Ramdev karena klaimnya itu dinilai 'tidak sensitif' di tengah pandemi.
Para dokter mengatakan pernyataan seperti itu yang datang dari seorang guru dengan pengikut masif adalah sebuah tindakan yang 'tidak bertanggung jawab dan mendegradasi moral'.
Terapi Kotoran Sapi
Belum lama, seorang anggota parlemen India dari partai penguasa Bharatiya Janata, Surendra Singh, juga ikut mendorong warga agar menggunakan kotoran dan urin sapi untuk mencegah Covid-19. Dia percaya kotoran dari mamalia itu bisa meningkatkan daya tahan.
“Kalau minum air kencing sapi sebanyak 50 mililiter saat perut kosong di pagi hari lalu minum kunyit lima atau 10 kali sehari, Xorona akan hilang,” katanya dalam sebuah potongan video yang tersebar di media sosial seperti dikutip dari Sputnik News, Rabu (12/5/2021).
Ide menggunakan kotoran sapi untuk mencegah Covid-19 dikritik keras oleh dokter dan ahli kesehatan India. Selain tidak ada bukti ilmiah tentang keefektifannya, praktik itu berisiko menyebarkan penyakit lain.
"Tidak ada bukti ilmiah yang konkret bahwa kotoran sapi atau urin berfungsi untuk meningkatkan kekebalan terhadap Covid-19. Itu sepenuhnya didasarkan pada keyakinan," kata JA Jayalal, presiden nasional di Indian Medical Association, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (11/5/2021), dan dilansir Tempo.
Di negara bagian Gujarat di India barat, beberapa orang pergi ke peternakan sepekan sekali untuk menutupi tubuh mereka dengan kotoran dan air kencing sapi. Mereka percaya langkah itu dapat meningkatkan kekebalan mereka atau membantu mereka pulih dari Covid-19.
Praktik ini juga menimbulkan kekhawatiran karena berpotensi terjadi penularan virus lantaran melibatkan banyak orang yang berkerumun.
BACA JUGA : Makin Mengerikan, Kasus Covid-19 di India Tambah 400.000
Sebagai catatan, dalam agama Hindu, sapi adalah simbol suci kehidupan dan bumi. Selama berabad-abad umat Hindu di India menggunakan kotoran sapi untuk membersihkan rumah mereka dan ritual doa karena dipercaya memiliki khasiat terapeutik dan antiseptik.
Baba Ramdev/Bloomberg/AFP via Getty Images-Sam Panthaky
Perusahaan Obat Tradisional Baba Ramdev
Bukan sekarang ini saja Baba Ramdev mengeluarkan pernyataan kontroversial terkait pengobatan Covid-19. Dilansir Bloomberg, pada 23 Juni 2020, pemerintah India telah memerintahkan Patanjali Ayurved Ltd., perusahaan obat tradisional yang dikendalikan Baba Ramdev, untuk berhenti mengklaim produk baru dapat menyembuhkan Covid-19 di saat negara itu memerangi pandemi virus Corona yang sedang berkembang.
Pemerintah telah meminta Patanjali untuk menyerahkan rincian tentang produk dan studi yang mendukung klaimnya, dan untuk sementara waktu berhenti membuatnya.
Beberapa hari sebelumnya, dalam konferensi pers, Ramdev menggembar-gemborkan 'Corona Kit' dari tiga obat herbal, yang diklaim perusahaan sebagai 'obat ayurveda berbasis bukti untuk Covid-19'.
Pernyataan itu menimbulkan keriuhan di masyarakat India di tengah meningkatnya jumlah kasus positif. Pada saat itu, India menjadi negara dengan jumlah infeksi tertinggi keempat di dunia denagn sistem perawatan kesehatan yang terbebani dan tampak sudah rapuh.
Ramdev yang tampil bak selebriti dinilai telah menggunakan kepopulerannya sebagai instruktur yoga televisi untuk mengembangkan Patanjali menjadi salah satu perusahaan barang konsumen terbesar di India dengan klaim bahwa produknya, dari pembersih lantai hingga pasta gigi, didasarkan pada sistem pengobatan kuno negara itu, ayurveda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- IKN Berpotensi Menyokong Pengembangan Obat Herbal, Guru Besar UGM: Kalau Benar-Benar Pindah
- Anies Sebut Pembangunan IKN Timbulkan Ketimpangan Baru, Jokowi: Justru Sebaliknya
- Berstatus Tersangka, Permohonan Perlindungan Syahrul Yasin Limpo Ditolak
- Diskusi dengan Netanyahu, Elon Musk Dukung Israel
- Nawawi Ditunjuk Jadi Ketua, Insan KPK Mendukung Penuh
Advertisement

Prakiraan Cuaca Hari Ini DIY Diguyur Hujan, BMKG: Waspadai Potensi Hujan Lebat, Petir dan Angin
Advertisement

Jelang Natal Saatnya Wisata Ziarah ke Goa Maria Tritis di Gunungkidul, Ini Rute dan Sejarahnya
Advertisement
Berita Populer
- Peraih Nobel Perdamaian Henry Kissinger Meninggal, Begini Komentar Sejumlah Tokoh Dunia
- Transmisi HIV dari Ibu ke Anak Masih Terjadi di Indonesia
- Penurunan Infeksi Baru HIV di Indonesia Mencapai 54 Persen
- Pemerintah Kucurkan Rp3,7 triliun untuk Insentif Rumah 2023 dan 2024
- IPW Desak Polda Menunda Proses Hukum Kasus Aiman
- Firli Diperiksa sebagai Tersangka, Polri Janji Tak Ada Perlakuan Khusus
- COP28 Dubai Dibuka, Dirut PLN Paparkan Inovasi dan Ajak Kolaborasi Global Untuk Capai NZE Nasional 2060
Advertisement
Advertisement