Advertisement
Ahli: Meski Tes Covid-19 Negatif, Tak Jamin Sampai Kampung Halaman Tetap Aman

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Para ahli menyampaikan bahwa meskipun sudah melakukan tes sebelum bepergian, tidak menjamin keamanan baik orang yang melakukan perjalanan dan juga orang-orang yang ada di tempat tujuan.
Dokter Relawan Covid-19 Fajri Addal mengatakan bahwa memang sebaiknya sebelum pergi harus dites karena jika dites sekalipun tidak ada alat tes manapun yang dapat memastikan bahwa kita akan selamanya negatif Covid-19.
Advertisement
“Kita negatif, tapi apa bisa pastikan di perjalanan tidak ketularan. Kemarin ada berita satu orang ternyata dia positif tapi tidak gejala, terus mudik naik travel, di dalam itu enggak mungkinlah 5 jam 8 jam perjalanan enggak buka masker, dan ini udara tertutup. Satu orang itu sudah bisa nularin semuanya lima orang di travel itu,” kata dokter Fajri, pada dialog Serba-Serbi Covid-19, Selasa (11/5/2021).
Lucunya, banyak masyarakat yang menganggap kalau sudah swab antigen atau RT-PCR seakan-akan sebagai paspor untuk membuka masker dan menganggap dirinya aman.
“Jangan lupa, ada yang namanya negatif palsu meski hanya sekian persen. Meskipun kecil, tetap bisa bisa gitu dia jadi negatif palsu. Hasil tes negatif juga belum memastikan bahwa kita 100 persen akan aman selama dua minggu depan, selama di kampung halaman,” ungkap Fajri.
Jika tertular di perjalanan perlu diingat juga bahwa virus memiliki masa inkubasi. Ketika virus masuk dalam tubuh, perlu waktu tertentu sampai ada gejala atau sampai mengeluarkan suatu penyakit.
Masa inkubasi, dijelaskan Fajri, berkisar antara 2 hari sampai 2 pekan, rata-rata 7 hari. Kalau orang mudik hari ini, kemudian inkubasinya 2 hari kemudian, ketika sedang kumpul keluarga besar di hari raya, dan makan bersama, akan menyebabkan outbreak besar.
“Jadi tes juga tidak akan bisa memastikan bahwa kita pasti tidak membawa virus,” tegasnya.
Anggota Sub Bidang Mitigasi Satgas Penanganan Covid-19 dokter Falla Adinda juga menegaskan agar masyarakat tak egois hanya memikirkan keamanan diri sendiri.
“Jangan pikirkan diri sendiri. Ah, saya aman, saya udah swab antigen dan PCR, lalu bagaimana yang lain? Ini dibutuhkan semua orang yang bergotong royong menyelesaikan ini semua, menurunkan angka korban-korban yang berjatuhan karena Covid-19,” terangnya.
Karena satu orang mudik itu bisa mengajak semua orang dan membuat orang melakukan itu secara massal, dan pergerakan orang-orang secara banyak bisa mengolapskan layanan kesehatan.
“Itu kenapa pemerintah melarang mudik. Bukan melarang orang bertemu keluarganya, bukan hanya sekadar soal bisa bawa virus ke kampung, melainkan pergerakan masyarakat dalam jumlah besar. Kalau ada pergerakan dalam jumlah besar, kemudian angka kasusnya melonjak dan pelayanan kesehatan kolaps, negara akan susah,” imbuh dokter Falla.
Pada keterangan pers terakhir, Menko Perekonomian Arilangga Hartarto menyebutkan dari 6.000 orang pemudik yang dites acak, ternyata 4.000-an di antaranya positif Covid.
“Ini bahaya sekali, bisa jadi sumber penularan keorang-orang di kampung halamannya, dan menjadi penyebab wabah di sana,” imbuh dokter Fajri.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitangandengansabun
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
- Indonesia Siap Borong Alutsista dari AS
Advertisement

Jadwal KA Prameks Hari Ini, Minggu 6 Juli 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- 3 Event Balap Akan Digelar di Sirkuit Mandalika di Bulan Juli 2025
- 500 Ribu Orang Terdampak Aksi Mogok Petugas di Bandara Prancis
- 29 Penumpang KMP Tunu Pratama Jaya Masih Belum Ditemukan, SAR Lanjutkan Pencarian
- Gempa Jepang: Warga Panik dengan Ramalan Komik Manga, Pemerintah Setempat Bantah Ada Keterkaitan
- Kebakaran di California AS Meluas hingga 70.800 Hektare Lahan
- 1.469 Guru Siap Mengajar di 100 Sekolah Rakyat
- Hamas Sambut Baik Rencana Gencatan Senjata dengan Israel
Advertisement
Advertisement