Advertisement
Bukan Corona, Ini Virus Paling Berisiko Picu Pandemi Fatal di Dunia
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Virus corona baru atau SARS-CoV-2 masuk dalam urutan kedua virus yang paling berisiko menciptakan pandemi.
Hal ini diketahui setelah para peneliti di University of California berhasil mengurutkan virus yang ditularkan dari hewan kepada manusia melalui alat ciptaan mereka yang disebut SpillOver.
Advertisement
Penyebaran virus hewan ke manusia atau zoonosis dalam beberapa tahun ini cukup tinggi. Para ahli memperkirakan lebih dari 500.000 virus yang menular. Namun tidak semua virus berpindah dari hewan ke manusia.
Dalam jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences, para peneliti menciptakan skor untuk virus sebagai cara menilai dan membandingkan risikonya.
Untuk mendapatkan skor, alat tersebut mempertimbangkan 32 faktor risiko yang terkait dengan virus dan inangnya, seperti berapa banyak spesies hewan yang terinfeksi virus dan seberapa sering manusia berinteraksi dengan hewan liar di area tempat virus terdeteksi.
Kemudian, para peneliti menggunakan alat tersebut untuk memberi peringkat terhadap 887 virus satwa liar berdasarkan risiko limpahannya. Sebagian besar virus yang termasuk dalam peringkat baru ditemukan, tetapi beberapa sudah diketahui bersifat zoonosis.
Setelah diurutkan, 12 virus teratas dalam daftar adalah patogen zoonosis dengan virus Lassa menempati urutan pertama, SARS-CoV-2 pada urutan kedua, dan virus ebola menempati posisi ketiga.
Hewan inang utama virus Lassa adalah tikus dan inang utama virus Ebola diyakini kelelawar.
Sementara hewan inang utama untuk SARS-CoV-2 tidak diketahui, tetapi virus ini katanya telah ditemukan menginfeksi cerpelai, singa, dan harimau. Namun bisa saja Covid-19 menempati posisi teratas ketika para peneliti mempelajarinya lebih lanjut.
Para peneliti mengatakan alat mereka memberi peringkat potensi untuk peristiwa pandemi di masa depan. "Kami tidak hanya perlu mengidentifikasi, tetapi juga memprioritaskan ancaman virus dengan risiko limpahan terbesar sebelum pandemi dahsyat lainnya terjadi," ujar Zoë Grange, yang memimpin pengembangan SpillOver seperti dilansir dari Live Science, Kamis (8/4/2021).
Di antara virus yang belum zoonosis, virus peringkat teratas adalah coronavirus 229E (strain kelelawar), yang termasuk dalam keluarga virus yang sama dengan SARS-CoV-2 dan menginfeksi kelelawar di Afrika. Virus peringkat teratas lainnya adalah virus corona PREDICT CoV-35 yang juga termasuk dalam keluarga virus corona dan menginfeksi kelelawar di Afrika dan Asia Tenggara.
Para penulis mencatat bahwa SpillOver adalah platform crowdsourcing yang memungkinkan peneliti lain untuk menyumbangkan data tentang virus yang sudah termasuk dalam daftar atau menambahkan virus ke daftar, dan peringkat dapat berubah saat data baru ditambahkan.
"SpillOver dapat membantu memajukan pemahaman kita tentang ancaman kesehatan virus dan memungkinkan kita bertindak untuk mengurangi risiko limpahan sebelum pandemi dapat menyebar," tutur Jonna Mazet, seorang profesor di Fakultas Kedokteran Hewan UC Davis.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
- Mobil Mewah Harvey Moeis Disita Kejagung, Kali Ini Ferrari dan Mercy
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
Advertisement
Advertisement