Advertisement
Mengenal MIS-C, Kritis Covid-19 pada Anak, Ini Gejalanya
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kabar multisystem inflammatory syndrome in children (MIS-C) karena Covid-19 yang dialami sejumlah anak di Amerika Serikat membuat kekhawatiran baru bagi para orang tua. Hal ini karena MIS-C membuat anak-anak mengalami gejala berat ketika terinfeksi Covid-19.
PhD Candidate in Medical Science at Kobe University Adam Prabata menjelaskan MIS-C adalah kondisi banyak organ tubuh yang mengalami peradangan, yang terjadi pada anak saat terinfeksi Covid-19.
Advertisement
Menurut CDC, organ tubuh yang mengalami peradangan antara lain jantung, kulit, paru-paru, otak, saluran cerna, ginjal, dan mata.
BACA JUGA : 1 Warga Jogja Positif Corona, Masih Usia Anak
Keluhan MIS-C berupa demam, nyeri perut, muntah, diare, nyeri leher, kemerahan di kulit, mata merah, dan merasa lelah. Anak-anak dapat mengalami gejala yang berbeda.
Adapun yang perlu dikhawatirkan atau terbilang dalam kondisi gawat darurat ketika anak kesulitan bernapas, nyeri atau rasa tertekan di dada yang tidak hilang, kebingungan, tidak bisa bangun atau tidak bisa terjaga.
Kemudian kulit, kuku, atau bibir berwarna pucat atau kebiruan, dan nyeri perut berat. Disarankan apabila anak mengalami gejala tersebut segera dibawa ke IGD terdekat.
Sementara kriteria anak dinyatakan MIS-C ketika mereka mengalami demam lebih dari 24 jam, peningkatan penanda inflamasi, disfungsi multi-organ seperti pada jantung, kulit, saluran cerna, ginjal, pernapasan, darah, atau saraf.
Kriteria selanjutnya yakni hasil PCR positif atau hasil tes antibodi positif. Bisa juga mengalami kontak erat dengan pasien Covid-19 dalam 4 minggu sebelum gejala muncul. Juga, tidak ada alternatif diagnosis yang meyakinkan.
BACA JUGA : Gejala Baru pada Anak yang Terinfeksi Virus Corona
"MIS-C terjadi mayoritas pada 2-6 Minggu setelah infeksi Covid-19," sebut Adam mengutip Rubens.
Kata dia, mayoritas anak yang mengalami MIS-C merupakan anak usia sekolah yakni 8 tahun. Namun MIS-C juga tercatat ditemukan pada semua usia anak bahkan hingga dewasa muda yakni 0-20 tahun.
"66-73 persen anak yang mengalami MIS-C sebelumnya dalam keadaan sehat," tulis Adam.
MIS-C termasuk kasus jarang. Diperkirakan terjadi pada 0,14 persen anak yang terkena Covid-19. Kendati demikian, MIS-C dapat menyebabkan kondisi kritis, hingga menyebabkan kematian.
Setidaknya 64-80 persen anak dengan MIS-C masuk ICU. Sebanyak 13-30 persen anak butuh alat bantu pernapasan, 42-48 persen membutuhkan obat untuk meningkatkan tekanan darah, dan 2-4 persen anak dengan MIS-C meninggal dunia.
Oleh karena itu deteksi dini dan penanganan sesegera mungkin dinilai sangat penting. Pencegahan pun menjadi hal yang utama.
"Cegah anak dan anggota keluarga lainnya agar tidak terkena Covid-19 dengan melakukan protokol kesehatan semaksimal mungkin," tegasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
- 66 Pegawai KPK Pelaku Pungutan Liar di Rumah Tahanan Dipecat
- Wapres Maruf Amin Sebut Tak Perlu Ada Tim Transisi ke Pemerintahan Prabowo-Gibran
- WhatsApp Bocor, Israel Dikabarkan Gunakan Data untuk Serang Rumah Warga Palestina
Advertisement
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Gempa Magnitudo 5,3 Guncang Gorontalo
- Menhub Kunker ke Jepang: Indonesia Tingkatkan Kerja Sama Bidang Transportasi
- Pejabat Kementerian ESDM Diperiksa Terkait Korupsi Timah Triliunan Rupiah
- Wakil Presiden Dijadwalkan Membuka Rakernas Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting
- Jamaika Resmi Mengakui Kedaulatan Palestina
- Anies-Muhaimin Hadir di Penetapan KPU, Pakar UGM: Ada Peluang Ikut Koalisi Prabowo
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
Advertisement
Advertisement