Advertisement
Dituduh Jenderal Bintang 4 Danai Aksi 212, Ini Reaksi SBY

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Pendiri Partai Demokrat sekaligus Presiden Ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) merespons tudingan keterlibatan dirinya dalam aksi massa 212 pada 2016.
SBY menyampaikan tanggapannya dalam video Youtube Partai Demokrat berjudul Arahan Ketua MTP Kepada Para Pemimpin dan Kader Partai Demokrat di Seluruh Tanah AirĀ yang diunggah pada Rabu (24/2/2021).
Advertisement
"Sebagai warga negara, bukan sebagai mantan presiden saya juga kerap menghadapi isu keadilan ini. Dulu di tahun 2017 ketika tengah digelar pilkada Jakarta, AHY [Agus Harimurti Yudhoyono] menjadi salah satu calon gubernur. Rumah saya di kuningan digeruduk oleh ratusan massa," ujar SBY dikutip JIBI, Kamis (25/2/2021).
Menurutnya, banyak yang tahu dalang atau penggerak dari aksi penggerudukan tersebut. Namun, SBY mengatakan keadilan tidak pernah datang hingga kini.
Menjelang pemungutan suara Pilkada DKI Jakarta 2017, SBY mengungkapkan dirinya kembali mendapatkan fitnah oleh seseorang yang dekat dengan penguasa.
Ketidakadilan lain yang juga dirasakan oleh SBY kala dia menghadiri kegiatan Partai Demokrat di Pekanbaru pada 2018. Saat ini, cerita SBY, baliho partai yang menggunakan foto dirinya dan istrinya almarhum Ani Yudhoyono dirobek-robek bahkan dibuang ke selokan.
"Masih ada yang lain dan yang satu ini berkaitan dengan fitnah politik yang juga kejam terhadap saya dan terhadap Partai Demokrat. Para kader demokrat tahu bahwa pada tanggal 2 Desember 2016 yang lalu di Jakarta ada aksi massa yang jumlahnya sangat besar yang kemudian terkenal dengan sebutan Aksi 212," ungkap Presiden ke-6 RI tersebut.
Menurut SBY, seorang petinggi berbintang empat mengatakan laporan kepada Presiden Jokowi yang mengatakan bahwa SBY pihak yang menunggangi dan mendanai aksi 212.
Laporan ini konon dilaporkan oleh petinggi bintang empat lain kepada Presiden Jokowi. Saat SBY mengonfirmasi kepada Menko Polhukam Wiranto dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, informasi itu kemudian dibenarkan oleh keduanya.
Terkait hal itu, SBY pada waktu itu memohon dibersihkannya namanya dan nama Partai Demokrat. Namun, apa yang dia harapkan memang tidak mudah terwujud ungkapnya.
"Semuanya itu fitnah yang kejam, keterlaluan, dan 100 persen tidak benar. Saya bersedia bersumpah di hadapan Allah SWT saya juga siap dipertemukan dengan siapapun yang memberikan laporan itu, kalau perlu di depan publik agar rakyat tahu siapa yang berdusta dan agar kebenaran segera terkuak," ungkap SBY.
Aksi 2 Desember atau yang disebut juga Aksi 212 dan Aksi Bela Islam III terjadi pada 2 Desember 2016 di Jakarta, Indonesia di mana jutaan massa dari seluruh Indonesia kembali menuntut Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama, untuk turun dari jabatannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Puluhan Warga Badui Digigit Ular Berbisa, 2 Meninggal Dunia
- Aduan Konten Judi Online Mencapai 1,3 Juta
- Tunjangan Guru Non ASN pada RA dan Madrasah Cair Juni 2025, Segini Besarannya
Advertisement

UAJY Terima SK Guru Besar dan Pembukaan Prodi Teknologi Informasi Program Doktor
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Selain GBK, Hotel Sultan hingga TMII Juga Bakal Dikelola Danantara
- Pemerintah Indonesia Diminta Jadi Juru Damai Konflik India dan Pakistan
- Pembangunan Sekolah Rakyat Ditargetkan Rampung Sebanyak 135 Lokasi pada 2026
- Satgas Koperasi Merah Putih Resmi Dibentuk, Zulkifli Hasan Jabat Ketua
- KPK Sebut Nomor Ponsel Hasto Kristiyanto Ternyata Bernama Sri Rejeki Hastomo, Ini Komentarnya
- KPU Tetapkan Istri Mendes PDT Sebagai Bupati Serang Hasil PSU
- Pelaku Usaha Ingin Penerbangan Langsung ke Bandara Ahmad Yani Segera Dibuka
Advertisement