Advertisement
Tahu Tempe Makin Mahal, Pemerintah Enggan Intervensi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Kementerian Perdagangan tidak akan mengintervensi harga kedelai impor yang dalam sebulan terakhir memperlihatkan kenaikan. Akibatnya, pergerakan harga tahu tempe akan berkembang sesuai kondisi pasar.
Sekretaris Jenderal Kemendag Suhanto menjelaskan bahwa intervensi harga tidak dilakukan karena bisa memicu kelangkaan pasokan. Hal ini setidaknya pernah terjadi pada 2013 sampai 2015 ketika tata niaga komoditas tersebut diatur.
Advertisement
“Ketika 2013 sampai 2015 tata niaga pernah diatur, hanya importir dengan izin saja yang bisa mengimpor. Namun efeknya adalah monopoli pasokan karena hanya segelintir pemain yang memegang izin. Saat itu gejolak harga kedelai selalu terjadi,” kata Suhanto saat dihubungi, Senin (4/1/2021).
Pemerintah pun memutuskan untuk tak lagi mengatur tata niaga kedelai sejak 2015. Suhanto mengatakan importasi kedelai untuk kebutuhan pangan dan pakan kini dibebaskan dan dikenai bea masuk 0 persen.
Kenaikan harga kedelai impor, yang menyumbang 70 persen pemenuhan kebutuhan di dalam negeri, disebut Suhanto tidak bisa dihindari karena dipengaruhi kondisi produksi dan permintaan global. China sebagai importir kedelai terbesar dunia dilaporkan meningkatkan volume impornya pada Desember, dari rata-rata 15 juta ton per bulan menjadi 30 juta ton.
Pengiriman yang berpusat ke China ini diperburuk dengan masalah logistik. Kontainer di titik-titik pengiriman seperti Los Angeles, Long Beach, dan Savannah dilaporkan berkurang sehingga memengaruhi pengiriman ke negara importir lain seperti Indonesia.
“Dari negara produsen lainnya seperti Brasil pun demikian. Harga juga mengalami kenaikan,” sambungnya.
Meski kenaikan harga kedelai impor ini tidak bisa dihindari, Suhanto memastikan bahwa produsen tahu dan tempe lokal tetap akan berproduksi. Aktivitas produksi ini, akan diikuti dengan penyesuaian harga.
“Kami sudah minta kepada para kelompok produsen untuk menaikkan harga dalam skala wajar. Mereka sudah komitmen tetap produksi mulai hari ini. Namun karena butuh proses fermentasi, perkiraannya pasokan normal di pasaran dalam 3 sampai 4 hari ke depan,” jelasnya.
Kenaikan harga kedelai impor berkisar di angka 3,33-5,56 persen pada Desember 2020 dibandingkan dengan November 2020. Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gapoktindo) menyebutkan bahwa harga mengalami kenaikan dari Rp9.000 per kilogram menjadi Rp9.300 sampai Rp9.500 per kg.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kasus Pemerasan Artis Sinetron MR, Polisi Menyita Enam Video Syur Sesama Jenis
- Adik Ipar Ganjar Pranowo Dituntut 5,5 Tahun Penjara karena Korupsi Pembangunan Jembatan Sungai Gintung
- Akan Tenggelam, Ribuan Warga Tuvalu Ajukan Visa Iklim untuk Bermigrasi ke Australia
- Buntut Tragedi di Maluku Tenggara, UGM Evaluasi Sistem KKN
- Para Advokat Perekat Nusantara dan TPDI Somasi Gibran, Untuk Segera Mundur Sebagai Wapres
Advertisement

Keputusan MK 135 Belum Jadi Solusi Persoalan Demokrasi Elektoral
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Bahas Isu Jual-Beli Pulau Bersama Komisi II DPR RI, Menteri ATR/Kepala BPN Tegaskan Tanah di Indonesia Tidak Bisa Dimiliki Asing
- Jumlah Jemaah Haji Meninggal Dunia Terus Bertambah, Capai 418 Orang
- Dirut Sritex Iwan Lukminto Klaim Uang Tunai Rp2 Miliar Disita Kejagung Adalah Tabungan Keluarga
- Viral Video Pria Pamer Senjata Api dan Mengaku dari Ring 1 Istana, Pelaku Diringkus Polisi
- KPK Cekal Mantan Wadirut BRI ke Luar Negeri Terkait Dugaan Korupsi Pengadaan EDC
- Kejagung Periksa Pihak Google Terkait Penyidikan Dugaan Korupsi Laptop Chromebook
- Kemenag Siapkan Regulasi Terkait Tata Kelola Rumah Doa
Advertisement
Advertisement