Advertisement
Terapkan Protokol Kesehatan, Tempat Pengungsian Merapi Dibuat Bilik-Bilik

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG- Lokasi pengungsian bencana erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang dibuat bersekat. Sistem ini mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19 agar para pengungsi tidak berkerumun.
Hal ini seperti terlihat di titik pengungsian Balai Desa Deyangan Kecamatan Mertoyudan Kabupaten Magelang. Lokasi ini menjadi titik pengungsian bagi 124 warga Desa Krinjing Kecamatan Dukun.
Advertisement
Di dalam bangunan aula balai desa tersebut dipasang sekat-sekat menggunakan kayu. Hasilnya ada 43 bilik di dalam gedung tersebut.
Baca juga: Cegah Covid-19, Semua Pengungsi Merapi Jalani Rapid Test
Bupati Magelang, Zaenal Arifin mengatakan tempat pengungsian ini menerapkan standar protokol kesehatan cegah Covid-19.
"Pengungsian dibuat petak-petak agar mereka tidak droplet di tempat, ada batas tidak berkerumun, sehingga aman dari penularan Covid-19," katanya, di sela meninjau kegiatan pengungsian di Balai Desa Deyangan, Jumat (6/11/2020).
Dampaknya, kata Zaenal, tempat pengungsian akan butuh lebih banyak karena kapasitas turun menjadi setengahnya. Jika semula satu titik mampu menampung 100 orang, maka kini hanya bisa menampung 50 orang.
Untuk itu, pihaknya akan melakukan penambahan lokasi dengan menggunakan bangunan yang bisa digunakan. Saat ini, ia menyebut ada 42 tempat pengungsian yang disiapkan, termasuk balai desa dan sekolah-sekolah.
Baca juga: Merapi Siaga, Warga Kemalang Siap Mengungsi
Selain jaga jarak, pencegahan penularan virus juga dilakukan dengan melakukan rapid test pada semua pengungsi yang tiba.
"Untuk masuk pengungsian harus rapid test terlebih dahulu. Ini standar awal apakah pengungsi aman dari Covid atau tidak. Akan ditindaklanjuti dengan swab test ketika ada pengungsi yang sudah dinyatakan reaktif rapid tes," kata Bupati.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto mengatakan protokol kesehatan dilaksanakan di lokasi pengungsian di antaranya wajib cuci tangan, jaga jarak dengan bilik yang diisi per keluarga. "Tapi [bilik] tidak ditutup rapat," katanya.
Meski kapasitas ruangan menjadi berkuran hingga 50%, menurunya hingga saat ini masih cukup untuk menamppung pengungsi dari KRB III. Jika nanti masih kurang, akan menggunakan fasilitas publik lain seperti sekolah, yang saat ini sedang tidak difungsikan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement