Advertisement
Pujian Menlu AS ke Indonesia Soal Kerukunan Beragama

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Indonesia dinilai menjadi contoh negara dengan kehidupan harmonis dalam beragama. Hal itu dinyatakan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo yang mengecam ekstremisme dan kekerasan atas nama keyakinan tertentu.
"Sungguh, tidak ada alasan untuk menyebut Islam tidak dapat tumbuh berdampingan secara damai dengan Kristen atau Buddha. Kita semua tahu bahwa koeksistensi dalam damai dan rasa saling menghormati adalah hal yang mungkin," kata Pompeo dalam dialog bersama Gerakan Pemuda Ansor di Jakarta, Kamis (29/10/2020).
Advertisement
BACA JUGA: Jenazah Dibungkus Jarik Dibawa Pakai Motor Bikin Geger Warga
Indonesia, sambung Pompeo, sejak Reformasi 1998 telah memberikan contoh positif kepada dunia tentang bagaimana aspek yang berbeda-beda, kelompok etnis yang berbeda-beda, dan juga ideologi yang berbeda-beda dapat hidup bersama dengan damai.
Menurutnya, keharmonisan di tengah perbedaan keyakinan akan sulit diterima oleh pihak yang memelintir ajaran Islam demi memberikan pembenaran atas perilaku kekerasan seperti yang yang terjadi melalui ISIS.
Dalam acara yang dipandu oleh Katib 'Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf dan dihadiri sejumlah tokoh lintas agama itu, Pompeo memuji dua organisasi Islam terbesar di Indonesia, NU dan Muhammadiyah, atas peran mereka menciptakan kebebasan beragama.
"Kelompok seperti NU dan Muhammadiyah merepresentasikan puluhan juta umat Muslim Indonesia yang percaya pada tradisi toleransi dengan demokrasi yang berkembang," kata Menlu AS.
Terkait dengan kebebasan beragama, Pompeo menyerukan agar lebih banyak tokoh keagamaan yang berbicara dan menentang diskriminasi serta penindasan terhadap siapa saja yang hak hidupnya, termasuk hak beragamanya dilanggar.
Untuk hal itu, ia menyebut isu Muslim Rohingya di Myanmar dan Muslim Uighur di Xinjiang, China, sebagai masalah pelanggaran hak kemanusiaan yang terkait dengan kebebasan beragama.
Pompeo melakukan lawatan resmi ke negara-negara Asia, pada 25-30 Oktober. Ia telah mengunjungi India, Sri Lanka, Maladewa, kemudian menjalankan agenda selama satu hari di Indonesia.
Di Indonesia sendiri, Pompeo mengawali kunjungan dengan melakukan pertemuan bilateral bersama Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, lalu bertemu dengan Presiden Joko Widodo. Terakhir, ia hadir dalam dialog keagamaan GP Ansor.
Setelahnya, Pompeo dijadwalkan singgah dahulu di Vietnam pada Kamis dan Jumat (30/10/2020) esok, sebelum kembali ke AS. Adapun, kunjungan ke Vietnam ini awalnya tidak masuk dalam rencana perjalanan Pompeo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pemerintah Sebut Makan Bergizi Gratis Telah Menjangkau 5,58 Juta Orang
- Pemilu dan Pilkada Diputuskan Diadakan Terpisah, DPR Pertanyakan Posisi Mahkamah Konstitusi
- Terungkap, Mantan Wali Kota Semarang Mbak Ita Melarang Pegawai Bapenda Hindari Panggilan KPK
- Sidang Suap Mantan Wali Kota Semarang, Kepala Bapenda Setor Rp1,2 Miliar ke Mbak Ita
- Pasangan Gay di Lamongan Dicokok Polisi Karena Bikin Konten Pornografi di FB-MiChat
Advertisement

Liburan Sekolah, Desa Wisata Bisa Menjadi Tujuan Alternatif Berwisata di Gunungkidul
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Paket Makan Bergizi Gratis Selama Liburan Sekolah, dari Roti, Telur, hingga Buah
- Iran Kirim Surat ke PBB, Minta AS dan Israel Tanggung Jawab atas Agresi
- Donald Trump Sebut Iran Punya 4 Situs Nuklir Utama
- Polda Lampung Tindak 693 kendaraan ODOL
- Guru Ngaji di Jaksel Cabuli 10 Santri Perempuan, Begini Modusnya
- Satgas Pangan Panggil Produsen 212 Merek Beras Nakal Hari Ini
- Langgar Hukum Internasional, Indonesia Kecam Serangan ke Iran
Advertisement
Advertisement