Advertisement
Asteroid Kecepatan 40.000 Km per Jam Melewati Bumi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Sebuah asteroid yang sangat cepat sedang melewati tata surya kita. NASA menyebut bahwa asteroid tersebut mendekati Bumi akhir pekan ini.
Satu lunar distance atau jarak bulan adalah jarak antara planet kita dan Bulan. Asteroid itu akan melewati dengan aman di Bumi, sebelum menuju orbit planet yang lebih dekat dengan Matahari seperti Planet Merkurius dan Planet Venus dan akhirnya sebelum terbang kembali ke belakang melewati Bumi dan kemudian Mars.
Advertisement
Pengamat mengungkapkan bahwa asteroid itu bergerak dengan kecepatan mengejutkan yaitu 11,1 kilometer per detik. Ini berarti hampir 40.000 kilometer per jam, yang berarti ia bisa mengelilingi Bumi dalam waktu hampir tepat satu jam.
Namun, ukuran batu luar angkasa hanya 11 meter yang berarti tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi. Jika ia berada di jalur tabrakan dengan planet kita yang dimana hal tersebut merupakan kejadian langka, ia hanya akan terbakar di atmosfer, dan muncul sebagai bola api atau bintang jatuh.
Meskipun demikian, pendekatannya yang dekat dengan planet kita berarti NASA telah menetapkan TK3 2020 sebagai objek dekat Bumi atau Near Earth Object (NEO).
"NEO adalah komet dan asteroid yang telah didorong oleh tarikan gravitasi planet terdekat ke dalam orbit yang memungkinkan mereka memasuki lingkungan Bumi. Kepentingan ilmiah tentang komet dan asteroid sebagian besar disebabkan oleh status mereka sebagai sisa-sisa puing yang relatif tidak berubah dari proses pembentukan tata surya sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu," jelas NASA dilansir dari Express.
Planet luar raksasa (Yupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus) terbentuk dari aglomerasi milyaran komet dan sisa potongan dan potongan dari proses pembentukan ini adalah komet yang kita lihat sekarang. Demikian pula, asteroid hari ini adalah potongan-potongan sisa dari aglomerasi awal planet dalam yang mencakup Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
"Sisa dari proses pembentukan tata surya, komet dan asteroid menawarkan petunjuk tentang campuran kimia yang membentuk planet sekitar 4,6 miliar tahun yang lalu. Jika kita ingin mengetahui komposisi campuran purba dari mana planet-planet terbentuk, maka kita harus menentukan unsur kimiawi dari sisa-sisa puing dari proses pembentukan ini yaitu dari komet dan asteroid," Ujar NASA seperti yang dikutip dari express.co.uk
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

10 SD Tidak Dapat Murid Baru di Gunungkidul Tak Langsung Ditutup
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement