Advertisement
PSI Sebut DKI Alami Kemunduran Transparansi Anggaran di Era Anies
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wagub DKI Amad Riza Patria memberi penjelasan perihal diberlakukannya kembali PSBB seperti awal pandemi Covid-19, Rabu (9/9/2020). JIBI - Bisnis/Nancy Junita
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Anggota DPRD DKI dari Fraksi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), William Aditya Sarana menilai ada kemunduran dalam segi transparansi anggaran dari pemerintahan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tiga tahun terakhir.
Pendapat itu disampaikan William saat menjadi narasumber dalam acara peluncuran buku Populi Center yang berjudul Sudah Senja di Jakarta secara virtual pada Kamis (15/10/2020).
Advertisement
“Kenapa kami katakan anggaran dalam pemerintahan pak Anies ini tidak transparan karena pada zaman Gubernur [Ahok] sebelumnya, anggaran itu ditransparankan ketika pada tahap rancangan baik itu dalam tahap RKPD, lalu KUA-PPAS sampai APBD itu disahkan,” kata William.
BACA JUGA : Anies Tolak Hadiri Acara 'Anies For President 2024
Dalam pemerintahan Anies, dia membeberkan, APBD dipublikasikan di dalam sistem budgeting setelah adanya pengesahan KUA-PPAS. Dengan demikian, dia menyimpulkan, hal itu menunjukkan adanya kemunduran dari segi keterbukaan proses penyusunan anggaran.
“Seharusnya rancangan anggaran itu dipublikasikan di setiap tahapan dan proses apalagi ketika membahas soal KUA-PPAS yang menentukan pagu-pagu anggaran,” ujarnya.
Sebelumnya, empat fraksi di DPRD DKI Jakarta walk out dalam Rapat Paripurna ihwal Raperda tentang Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD (P2APBD) DKI Jakarta pada Senin (7/9/2020).
Keempat fraksi itu di antaranya fraksi Golkar, PAN, Nasdem dan PSI. Alasannya, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2019 belum terserap secara optimal.
BACA JUGA : Klarifikasi UMY: Anies Baswedan Tak Datang ke Jogja
Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPRD DKI Jakarta Lukmanul Hakim membeberkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2019 belum terserap secara optimal.
"Penyerapan anggaran belum maksimal. Di lapangan misalkan di Jakarta Barat, Saudara-saudara kita masih nyuci dengan air kali (sungai), PAM-nya belum masuk," kata Lukmanul dalam interupsinya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Cerita Penerima Ganti Rugi Tol di Kulonprogo, Didatangi Sales dan Bank
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Stevanus Dorong Perlindungan HKI di Raperda Riset dan Inovasi Daerah
- Purbaya Hapus Tunggakan BPJS Kesehatan Rp20 Triliun, Ini Kata Pengamat
- Kemenkes Gaza Terima 30 Jenazah Warga Palestina dari Israel
- Petani Tebu di Bantul Dapat Subsidi Rp14 Juta per Hektare
- BPH Migas Terbitkan 542.600 Rekomendasi BBM Bersubsidi
- Wamen Fajar Beri Pesan Penting di Wisuda STIA AAN Yogyakarta
- Wamen Tegaskan Tak Ada Pemotongan Dana Riset Perguruan Tinggi
Advertisement
Advertisement



