Advertisement
YIA Jadi Opsi Bandara Hub Internasional Transit
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – PT Angkasa Pura I menilai Yogyakarta International Airport dapat menjadi salah satu opsi sebagai international transit hub untuk menarik wisatawan internasional selain bandara Changi di Singapura dan Bandara Kuala Lumpur.
Direktur Utama API Faik Fahmi menuturkan dengan terselesaikannya pembangunan bandara YIA bisa menjadi salah satu opsi sebagai titik transit internasional sekaligus menggenjot pergerakan internasional di Indonesia. Konsekuensinya, lanjutnya, perlu ada regulasi dari pemerintah untuk mengaturnya.
Advertisement
BACA JUGA : YIA Gunakan Virtual Customer Service untuk Cegah Corona
Kondisi tersebut berkaca dari data yang dicatat oleh operator pelat merah tersebut yakni sekitar 21 juta pergerakan dari Asia menuju Australia dan 2 juta dari Eropa menuju Australia yang sama sekali tidak memanfaatkan Indonesia sebagai titik transit. Namun justru berhasil dimanfaatkan oleh Singapura. karena 29 persen di antaranya transit di Changi dan 17 persen di Kuala Lumpur.
“Harapannya kita bisa menjual wisatawan transit yang ke Hong Kong ke Australia tetapi berhenti di Yogyakarta dahulu dan melihat Borobudur,” jelasnya, Senin (21/9/2020)
Selain persoalan pergerakan internasional, Faik menilai dari sisi maskapai juga harus mendukung dengan optimalisasi pesawat berbadan lebar. Faik mencontohkan Garuda Indonesia memiliki tingkat utilisasi pesawat wide body yang sangat rendah. Dampaknya banyak bandara tidak bisa melayani secara maksimal melayani wide body.
BACA JUGA : Resmi, YIA Sudah Mulai Layani Penerbangan Internasional
“Upaya yang kita lakukan dengan pendekatan holding ini bisa menjadi momentum sebagai recovery industri penerbangan. Pelaku aviasi di Indonesia yaitu maskapai bandara dan stakeholder lainnya berperan penting dalam menyelesaikan masalah sekaligus mengoptimalkan potensi Indo. Butuh ada penyesuaian terhadap regulasi maupun kebijakan yang ada,”imbuhnya.
Faik menilai sebetulnya adanya potensi yang dimiliki Indonesia yang tidak banyak dimiliki negara lain. Misalnya, letak geografis yang strategis berada di dua benua Australia dan Pasifik yang berpotensi menjadi hub untuk penerbangan internasional. Tak hanya itu, Indonesia juga negara kepulauan terbesar di dunia yang memerlukan potensi berpotensi rute penerbangan lebih banyak dan luas.
BACA JUGA : Viral Foto Bandara YIA Dipenuhi Kerumunan Orang: Ini yang
Kemudian Indonesia memiliki populasi terbanyak di Asia Tenggara juga menjadi suatu potensi besar di industri penerbangan untuk mengembangan penumpang dan kargo. Belum lagi terkait keindahan alam dan wisata dunia. Hasil kekayaan alam ini juga berpotensi meningkatkan sektor perdagangan dan logistik yang menjadi dasar kuat untuk industri penerbangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penetapan Pilpres oleh KPU, Gibran: Nanti Ada Beberapa Pertemuan
- Tiga Hakim MK Ajukan Pendapat Berbeda dan Minta Pemungutan Ulang di Empat Daerah
- PBNU: Kami Ucapkan Selamat Kepada Pasangan Prabowo-Gibran Atas Kemenangannya
- Tudingan Jokowi Cawe-cawe Pilpres Lewat Penjabat Daerah Tak Terbukti, Berikut Dalil Putusan MK
- Lima Polisi di Cimanggis Ditangkap karena Penyalahgunaan Narkoba
Advertisement
Jadwal KRL Solo-Jogja, Berangkat dari Palur Rabu 24 April 2024
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Mensos Risma Janjikan Pemasangan Alarm Bahaya Bencana di Kawasan Semeru
- Kemenlu RI Pastikan Tak Ada WNI Terdampak Gempa Magnitudo 5,5 Taiwan
- PDIP Gabung Pemerintah atau Oposisi Akan Ditentukan di Rakernas
- Dataran Tinggi Dieng Diajukan sebagai Geopark Nasional
- Jokowi dan Gibran Bukan Bagian dari PDIP, Komarudin Watubun: Orang Sudah di Sebelah Sana
- Putusan MK Soal Sengketa Pilpres, Presiden: Ini Penting bagi Pemerintah
- Lima Polisi Terlibat Kasus Narkoba, Kompolnas: Atasan Langsung Juga Harus Diperiksa
Advertisement
Advertisement