Advertisement
WHO Sahkan Protokol Uji Coba Obat Herbal Asal Afrika untuk Obat Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO pada hari Sabtu mengesahkan protokol untuk menguji obat-obatan herbal Afrika sebagai pengobatan potensial untuk Covid-19 dan epidemi lainnya.
COVID-19 telah mengangkat masalah penggunaan obat-obatan tradisional untuk memerangi penyakit kontemporer, dan dukungan tersebut dengan jelas mendorong pengujian dengan kriteria yang serupa dengan yang digunakan untuk molekul yang dikembangkan oleh laboratorium di Asia, Eropa atau Amerika.
Advertisement
Itu terjadi berbulan-bulan setelah tawaran presiden Madagaskar untuk mempromosikan minuman berbasis artemisia, tanaman dengan khasiat yang terbukti dalam pengobatan malaria, disambut dengan cemoohan yang meluas.
Pada hari Sabtu, para ahli WHO dan kolega dari dua organisasi lain "mengesahkan protokol uji klinis pengobatan herbal fase III untuk COVID-19 serta piagam dan kerangka acuan untuk pembentukan data dan papan pemantauan keamanan untuk klinis pengobatan herbal.
"Uji klinis Tahap III sangat penting dalam menilai sepenuhnya keamanan dan kemanjuran produk medis baru. Jika suatu produk obat tradisional ditemukan aman, berkhasiat dan terjamin kualitasnya, WHO akan merekomendasikan (itu) untuk manufaktur lokal skala besar yang dapat dilacak dengan cepat," ujar Prosper Tumusiime, direktur regional WHO, seperti dikutip dari Medical Express.
Baca Juga: Sepasang Kekasih Tersangka Mutilasi Sempat Nginap Bareng Jasad Warga Sleman Rinaldi karena Kelelahan
Mitra WHO adalah Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika dan Komisi Urusan Sosial Uni Afrika.
"Serangan COVID-19, seperti wabah Ebola di Afrika Barat, telah menyoroti kebutuhan untuk memperkuat sistem kesehatan dan program penelitian dan pengembangan yang dipercepat, termasuk pada obat-obatan tradisional," kata Tumusiime.
Dia tidak merujuk secara khusus pada minuman Madagaskar COVID-Organics, juga disebut CVO, yang Presiden Andry Rajoelina anggap sebagai obat untuk virus tersebut.
Obat itu telah didistribusikan secara luas di Madagaskar dan dijual ke beberapa negara lain, terutama di Afrika.
Baca juga: Penelitian: Virus Corona Ternyata Toleran Terhadap Panas, dan Sangat Tangguh
Pada bulan Mei, Direktur WHO Afrika Matshidiso Moeti mengatakan kepada media bahwa pemerintah Afrika telah berkomitmen pada tahun 2000 untuk menggunakan "terapi tradisional" melalui uji klinis yang sama seperti pengobatan lainnya.
"Saya dapat memahami kebutuhan, dorongan untuk menemukan sesuatu yang dapat membantu. Tapi kami sangat ingin mendorong proses ilmiah di mana pemerintah sendiri membuat komitmen." Kata Moeti
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kebakaran Landa 12 Rumah di Gambir, Satu Orang Luka Bakar
- Guru Ngaji di Pondok Pesantren Tulungagung Ditangkap Polisi, Diduga Cabul kepada Santri
- Januari-Awal April 2025, KSPN Catat Ada 23.000 Pekerja Kena PHK
- LG Batal Investasi di Proyek Baterai Nikel RI
- PPATK: Perputaran Uang Transaksi Judi Online Bisa Capai Rp1.200 Triliun
Advertisement

Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Hari Ini, Sabtu 19 April 2025, Berangkat dari Stasiun Jebres Solo hingga Tugu Jogja
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- RI dan Arab Saudi Sepakat Kerja Sama Sumber Daya Mineral
- PPATK: Perputaran Uang Transaksi Judi Online Bisa Capai Rp1.200 Triliun
- Top Ten News Harianjogja.com, Jumat 18 April 2025; Dari Alan Jose Tampil Apik, Tapi Gagal Selamatkan PSS Hingga Presiden Prabowo Menyoroti Suap Hakim Pengadilan
- Layanan dan Lokasi SIM Keliling di Kota Jogja, Jumat 18 April 2025
- LG Batal Investasi di Proyek Baterai Nikel RI
- Januari-Awal April 2025, KSPN Catat Ada 23.000 Pekerja Kena PHK
- Digelar Sepekan, 200 Orang Meninggal Dunia di Jalan dalam Perayaan Festival Songkran di Thailand
Advertisement