Advertisement
Wakil Wali Kota Magelang Windarti Agustina: Politik Ramah Perempuan

Advertisement
Harianjogja.com, MAGELANG—Politik selama ini identik dengan kaum pria karena dikenal keras dan penuh dengan makna tersembunyi. Namun bukan berarti dunia ini tak dapat dimasuki perempuan. Wakil Wali Kota Magelang, Windarti Agustina justru menilai di era yang serba terbuka ini, politik kian ramah pada perempuan.
Ditemui Harianjogja.com di ruang kerjanya belum lama ini, Windarti mengaku dunia politik bukanlah hal baru baginya. Pendidikan politik pertama dienyamnya sejak menempuh pendidikan tinggi dengan terjun langsung di organisasi. Selepas kuliah dan berkeluarga, bersama suami, dunia bisnis digelutinya. Kendati demikian, dia mengaku tak dapat berdiam diri saja melihat situasi sosial di sekelilingnya. Begitu mendapat kesempatan menjadi koordinator Lembaga Keuangan Mikro (LKM) Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan, perempuan berjilbab ini mengaku terketuk.
Advertisement
“Saya mengawal dari awal agar program ini bermanfaat atau mengena. Jadi dana yang turun ke masyarakat dapat dikelola secara benar dan benar-benar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya,” kata perempuan kelahiran Magelang pada 27 Agustus 1967 ini.
Perjumpaan dengan masyarakat secara langsung ini disebutnya sangat mengena di hati. Tak mau setengah-setengah, dia pun mulai serius menggeluti dunia perpolitikan dari bawah. Dimulai dengan menjadi pengurus ranting, kecamatan dan beranjak pada Dewan Pimpinan Cabang (DPC) hingga akhirnya dua kali menjadi anggota dewan di DPRD Kota Magelang, Jawa Tengah. Kini, dia mendampingi Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito untuk membawa Kota Sejuta Bunga ini menjadi daerah yang maju.
Pengalaman berpolitik selama bertahun-tahun ini diakuinya memberikan pembelajaran khusus. Bahwa perempuan dapat memasuki berbagai bidang, termasuk politik. Dia pun secara aktif mendorong partisipasi aktif perempuan di dunia politik.
“Politik itu ramah untuk perempuan. Karena perempuan tetap bisa mengurus rumah tangga sekaligus dapat menjadi top pimpinan. Kuncinya adalah kemauan untuk mendengar orang lain. Dapat dimulai dari tingkat bawah, misalnya dari lingkungan RT. Lalu turun langsung untuk membantu masyarakat supaya tahu kesulitannya apa dan bisa bantu apa. Kita harus mampu melebur ke masyarakat,” ujarnya.
Di Magelang, tambahnya, ruang berpolitik untuk perempuan pun semakin terbuka. Jumlah perempuan di legislatif dan eksekutif pun semakin berkembang. Hal ini dapat dilihat dari semakin banyaknya anggota dewan dan kepala dinas perempuan.
Kendati demikian, bukan berarti dunia ini tak memiliki tantangan. Kampanye hitam yang mengaitkan antara perempuan, pimpinan dan agama masih sering terjadi. Untuk masalah ini, Windarti membuka ruang diskusi yang luas. Sebab, dia menilai hal tersebut tak dapat serta merta dikaitkan begitu saja.
“Pemimpin di sini kan dalam lingkup pemerintahan. Bukan agama. Justru kebijakan yang diputuskan justru akan lebih pro-perempuan. Saya adalah perempuan pertama yang menjadi Wakil Wali Kota Magelang. Lewat amanah ini saya memotivasi perempuan. Saya juga harus membuktikan dengan menjaga marwah martabat perempuan,” kata dia.
Kota Kecil
Meski terbilang sebagai kota kecil, Magelang adalah tempat yang nyaman dan adem. Kedua hal tersebut tidak hanya merujuk pada situasi politik yang kondusif tetapi juga keamanan. Alhasil kota ini menjadi daerah yang nyaman untuk mendidik anak.
“Tempat yang ngayomi dan nganeni, bawa kenangan yang indah untuk anak-anak. Jadi saat berkarier, mereka akan kangen. Apalagi perkembangna Magelang saat ini sangat pesat,” paparnya.
Dilihat dari sisi infrastruktur, Kota Sejuta Bunga ini pun berusaha mengelola dengan baik. Hal tersebut dapat terlihat dari semakin sedikitnya jalan berlubang atau rusak di Kota Magelang. Tata kelola pemerintah juga semakin memadai yang dibuktikan dari tiga kali opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan diraihnya 11 kali penghargaan Adipura.
“Dengan sumber daya yang terbatas, kami berusaha menciptaka sesuatu. Misalnya jasa pariwisata hotel. Lalu juga ada sektor kesehatan. Kota Magelang kini menjadi pusat berobat dengan adanya RSUD Tidar yag dilengkapi peralatan canggih dan menjadi RS rujukan. Magelang memang kota kecil tetapi luar biasa. Small yet beautiful,” terang lulusan FKIP Bahasa Inggris, Universitas Tidar.
Ditanya mengenai harapan ke depan, Windarti menyampaikan jika masih berkesempatan mendapat amanah, dia ingin Magelang menjadi kota yang lebih baik lagi. Jika pada 2015 angka kemiskinan berada di kisaran 9% dan sekarang 7,46%, pada 2021 dia berharap lajunya kian teredam sehingga menyentuh 6%.
“Mudah-mudahan kami bisa membantu untuk mewujudkan penurunan angka kemiskinan supaya dampak ekonomi bisa dirasakan masyarakat banyak. Lewat apa? UMKM dan pariwisata. Kami berusaha mengembangkan integrated tourism untuk mewujudkan. Kami juga mendorong agar selain ada jembatan layang juga dapat menjadi exit tol sehingga semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat pembangunan ini,” harap ibu satu anak ini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ulang Tahun ke-90, Dalai Lama Ingin Hidup hingga 130 Tahun
- Kementerian HAM Menjadi Penjamin Pelaku Persekusi Retret, DPR Bertanya Alasannya
- Kementerian Sosial Pastikan Pembangunan 100 Sekolah Rakyat Dimulai September 2025
- KPK akan Pelajari Dokumen Terkait Kunjungan Istri Menteri UMKM ke Eropa
- Donald Trump Ingin Gelar UFC di Gedung Putih
Advertisement

Dewan Pengawas BPJS Kesehatan Cek Layanan JKN di Gunungkidul
Advertisement

Jalur Hiking Merapi di Argobelah Klaten Kian Beragam dengan Panorama Menarik
Advertisement
Berita Populer
- Sekolah Rakyat Dibangun Mulai September 2025, Dilengkapi Dapur dan Asrama
- 29 Penumpang Belum Ditemukan, Manajemen KMP Tunu Pratama Jaya Minta Maaf
- DPR RI Bentuk Tim Supervisi Penulisan Ulang Sejarah
- Kemensos: Anak Jalanan Jadi Target Utama Ikuti Sekolah Rakyat
- Banjir di DKI Jakarta Rendam 51 RT
- Kementerian PKP Siapkan Rp43,6 Trilun untuk Merenovasi 2 Juta Rumah Tak Layak Huni
- Presiden Prabowo Suarakan Sikap dan Posisi Indonesia di KTT BRICS
Advertisement
Advertisement