Nadiem Makarim Terbitkan Kurikulum Darurat di Masa Pandemi Covid-19
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA—Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan kurikulum darurat untuk meringankan kesulitan pembelajaran dari jenjang PAUD hingga SMA di masa pandemi Covid-19.
Kebijakan itu tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI No.719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum pada Satuan Pendidikan dalam Kondisi Khusus.
Advertisement
Langkah itu diambil berbarengan dengan keputusan pemerintah pusat untuk membuka kembali kegiatan pembelajaran di sekolah yang berada di zona kuning Covid-19.
“Kurikulum darurat itu yang sebenarnya sudah ditunggu lama oleh guru-guru adalah penyederhanaan kompetensi dasar yang mengacu pada kurikulum 2013, kurikulum darurat ini mengurangi secara dramatis kompetensi dasar setiap mata pelajaran sehingga fokus pada kompetensi esensial dan yang menjadi prasyarat pembelajaran ke tingkat selanjutnya,” kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim dalam konferensi pers virtual, Jumat (7/8/2020).
Dengan demikian, menurut Nadiem, kurikulum darurat itu membiarkan para guru untuk fokus pada kompetensi yang esensial. Namun, dia menyatakan satuan pendidikan tidak diwajibkan untuk melaksanakan kurikulum darurat.
“Pelaksanaan kurikulum itu berlaku sampai akhir tahun pelajaran, ingin saya tekankan satuan pendidikan tidak wajib melaksankan kurikulum ini mereka boleh melaksankan kurikulum 2013 tetapi bagi yang membutuhkan dengan standar pencapaian dan kompentensi dasar yang lebih sederhana diperbolehkan untuk menggunakan kurikulum darurat,” jelasnya.
Lebih lanjut, Nadiem menyatakan kurikulum darurat ini akan diterapkan selama satu tahun ajaran ke depan.
“Kami akan senantiasa melakukan monitoring dan evaluasi untuk bisa melihat apa yang bisa disempurnakan secara bertahap. Mohon dipahami ini adalah kurikulum 2013 tidak ada perubahan kurikulumnya tetapi ada perampingan kompetensi dasar,” ujarnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menuturkan keputusan untuk membuka kembali kegiatan pembelajaran tatap muka di seluruh sekolah yang berada di zona kuning Covid-19 merupakan arahan Presiden Joko Widodo pada Rapat Terbatas (Ratas) 5 Agustus 2020 lalu.
“Beliau memberikan arahan agar ada pelonggaran atau relaksasi di dalam kegiatan proses belajar mengajar untuk para siswa dengan banyak pertimbangan,” kata Muhadjir.
Langkah itu, menurut Muhadjir, berkaitan dengan keluhan sejumlah peserta didik, guru, dan orang tua ihwal tidak optimalnya pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
“Banyak sekali hal yang harus dibenahi teuratam berkaitan dengan keluhan-keluhan baik dari peserta didik, orang tua dan pihak terkait. Karena itu bapak Presiden memberikan arahan agar mulai dibuka proses kegiatan belajar mengejar di sekolah,” kata dia.
Kendati demikian, dia mengatakan, kebijakan itu bakal disertai dengan kewaspadaan setinggi mungkin ihwal proses belajar tatap muka di tengah masyarakat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
- Polisi Tembak Polisi hingga Tewas di Solok, Polda Sumbar Dalami Motifnya
- Eks Bupati Biak Ditangkap Terkait Kasus Pelecehan Anak di Bawah Umur
- Profil dan Harta Kekayaan Setyo Budiyanto, Jenderal Polisi yang Jadi Ketua KPK Periode 2024-2029
- Pakar Hukum Pidana Nilai Penetapan Tersangka Tom Lembong Masih Prematur
Advertisement
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Presiden Prabowo dan PM Inggris Sepakat Dukung Gencatan Senjata di Gaza
- RUU Tax Amnesty Tiba-tiba Masuk Prolegnas, Pengamat: Prioritas Saat Ini Justru RUU Perampasan Aset
- Bareskrim Polri Pulangkan DPO Judi Online Situs W88 dari Filipina
- KJRI Hamburg Jerman Resmi Melayani Permohonan Paspor Elektronik
- Koperasi Diminta Bergerak Ikut Bantu Pelaku UMKM dan Perangi Rentenir
- Pembangunan Kesehatan di Indonesia Berkembang, Hanya Saja Masih Menghadapi Kesenjangan dengan Negara Maju
- Berani ke Italia, Benjamin Netanyahu dan Yoav Gallant Bisa Ditangkap
Advertisement
Advertisement