Advertisement
Gawat! Gelombang Kedua Covid-19 Terjang China, Jepang, dan Korea Selatan
Virus Corona penyebab sindrom pernapasan MERS - bbc.co.uk
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA – Di tengah beberapa negara termasuk Indonesia sedang sibuk menangani wabah Covid-19, beberapa negara saat ini justru sedang menghadapi gelombang kedua pandemi dan menerapkan serangkaian upaya pencegahan lanjutan.
Gelombang kedua dari pandemi ini telah secara resmi diumumkan di Korea Selatan. Jepang juga telah mencatat peningkatan jumlah infeksi yang mengkhawatirkan. Sementara China secara efektif telah memberlakukan penguncian massal di wilayah-wilayah besar.
Advertisement
Di wilayah Asia Timur yang terdiri dari China, Korea, dan Jepang, telah terjadi wabah baru-baru dalam infeksi patogen. China telah melaporkan 17 kasus virus corona baru dari beberapa waktu terakhir, yang dilaporkan kasusnya berasal dari luar negeri.
Dalam sepekan terakhir, Korea Selatan juga telah secara resmi mengumumkan bahwa mereka mengalami gelombang kedua pandemi Covid-19. Pihak berwenang di negara itu telah mengkonfirmasi 40 infeksi baru dalam satu hari terakhir.
Kepala Pusat Pengendalian Penyakit Korea Selatan (KCDC), Dokter Jeong Eun-kyeong sebelumnya mengumumkan bahwa ada sekelompok kasus yang baru muncul, khususnya di wilayah ibu kota Seoul.
Dia menyebut kebangkitan virus baru-baru ini telah membuatnya memastikan bahwa gelombang kedua virus corona telah muncul di negara itu. Dia meyakini kasus yang ada tak hanya terjadi di Seoul tetapi juga tempat-tempat lain.
Menanggapi hal ini, kota Daejeon telah mengumumkan bakal menerapkan kembali larangan pertemuan di luar ruangan. Upaya ini termasuk di dalamnya menutup museum, perpustakaan, dan ruang-ruang publik.
Sementara itu, ibu kota Seoul telah mengimplementasikan kembali langkah-langkah jarak sosial. Ini adalah pertanda lebih lanjut bahwa negara tersebut bisa jadi menerapkan kembali kondisi lockdown yang ketat.
Adapun, Negeri Sakura juga mengalami hal serupa. Kasus infeksi yang terjadi dalam beberapa minggu terakhir terus meningkat, dari 291 pada dua minggu lalu menjadi 407 pada minggu lalu, dan angkanya diperkirakan terus naik.
Hal ini membuat para ahli di Jepang khawatir bahwa negara dengan ekonomi terbesar ketiga di dunia itu telah memasuki gelombang kedua pandemi. Akan tetapi, mereka masih belum menyatakan hal tersebut secara terbuka.
Koji Wada, Profesor Kesehatan Masyarakat di International University of Health and Welfare, Tokyo mengatakan bahwa pihaknya masih belum yakin apakah kondisi yang terjadi saat ini masih bagian dari gelombang pertama atau seperti apa.
“Wabah bisa terjadi kapan saja. Tindakan pencegahan yang kita ambil sekarang akan menentukan apa yang terjadi selanjutnya,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Rumah Tua di Kawasan Pecinan Semarang Kubur 5 Panghuninya, 1 Orang MD
- Wabah Flu Burung Jerman Berpotensi Menyebar ke Negara Tetangga Eropa
- Diguyur Hujan Deras, Semarang Kembali Banjir
- Tokoh hingga Sultan dari Berbagai Daerah Mendeklarasikan FKN
- Ketum Muhammadiyah Berharap Generasi Muda Mewarisi Nilai Sumpah Pemuda
Advertisement
Antisipasi Bencana Hidrometeorologi, DIY Siapkan Status Siaga Darurat
Advertisement
Desa Wisata Adat Osing Kemiren Banyuwangi Masuk Jaringan Terbaik Dunia
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Tangkap Sindikat Penipuan Jual Beli Mobil STNK-BPKB Palsu
- 4 Klub Mercedez-Benz Jogjakarta Rayakan Evolusi Sang Ikon
- Roadmap AI untuk Ruang Digital Aman
- PSSI: Kekalahan di Uji Coba Jadi Bekal Penting untuk Garuda Muda
- Dilaporkan Dugaan Korupsi, Begini Respons Ketua Bawaslu Rahmat Bagja
- Pijat Plus dan Warung Miras Oplosan di Bantul Digrebek Petugas
- Kenaikan UMP 2026 Diumumkan 21 November, Ini Formulasinya
Advertisement
Advertisement



