Advertisement
KPAI Minta Sekolah dan Pesantren Tunda Belajar Tatap Muka
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA — Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta agar Presiden Joko Widodo menunda skema pembelajaran tatap muka di sekolah dan pesantren.
Ketua KPAI Susanto mengatakan bahwa skema pembelajaran tatap muka diharapkan dapat ditunda hingga kondisi benar-benar aman untuk keselamatan anak usia sekolah di tengah pandemi Covid-19.
Advertisement
Pemerintah, katanya, dapat menyederhanakan kurikumul dengan menyesuaikan kondisi anak di tengah corona. Selain itu, pemerintah dapat memberi subsidi kuota internet, infrastruktur, dan fasilitas belajar berbasis daring.
“Sebagai contoh, di Provinsi Papua, terdapat 608.000 siswa yang tidak terlayani pembelajaran daring mencapai 54 persen,” katanya melalui siaran pers, Minggu (7/6/2020).
Selain itu, KPAI menyerankan agar alokasi sebagian dana desa untuk optimalisasi layanan pendidikan bagi anak di desa, terutama anak usia sekolah yang terkendala akses layanan pendidikan.
Di sisi lain, tahun ajaran baru di pesantren dapat dimulai sesuai jadwal, tetapi pembelajaran tatap muka diharapkan agar ditunda. Pasalnya situasi dan kondisi pesantren rentan terdampak dan berpotensi menimbulkan klaster baru.
“Apalagi, menurut Kementerian Agama RI, jumlah pesantren di Indonesia sangat banyak yaitu 28.194 pesantren dengan jumlah santri 18 juta anak dan didampingi 1,5 juta guru. Sementara dari jumlah tersebut, 5 juta santri mukim. Hal ini juga berlaku bagi satuan pendidikan berbasis asrama lainnya,” tuturnya.
Sementara itu, pemerintah melalui kementerian lembaga dapat melakukan pencegahan anak dari berbagai potensi dampak buruk akses internet termasuk negatif baik pornografi, radikalisme, dan kekerasan.
Pemerintah juga diminta agar mencegah dan menangani kejahatan siber yang menyasar anak, serta mendorong memunculkan konten positif bagi anak.
“Orang tua agar terus memberi pengasuhan terbaik, berkoordinasi dan bekerja sama dengan guru dan sekolah untuk pemenuhan hak pendidikan anak, mendampingi anak dalam mengakses internet, serta mengedukasi anak dengan protokol kesehatan dalam menghadapi pandemi Covid-19,” kata Susanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Ini Profil Keseharian Harvey Moeis Suami Sandra Dewi yang Terseret Korupsi PT Timah
- Perbaikan Jalur Pantura Demak-Kudus Ditarget Rampung Sebelum April 2024
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- PGI Meminta Agar Kasus Kekerasan di Papua Diusut Tuntas
- Diduga Menganiaya Anggota KKB, 13 Prajurit Ditahan
Advertisement
Gempa Magnitudo 5 di Gunungkidul Terasa hingga Trenggalek
Advertisement
Mengenal Pendopo Agung Kedhaton Ambarrukmo, Kediaman Sultan Hamengku Buwono VII
Advertisement
Berita Populer
- Bantuan Beras Akan Dilanjutkan hingga Akhir Tahun, Presiden Jokowi: Tapi Saya Enggak Janji
- Mudik Lebaran 2024, Batas Kecepatan Melewati Tol Jogja-Solo 40 Km per Jam
- Gugatan Sengketa Pilpres, Mahfud MD Serukan Kembalian Maruah MK
- Terseret Kasus Pencucian Uang, KPK Cegah Windy Idol ke Luar Negeri
- SBY Mengaku Menitipkan Sesuatu kepada Prabowo Subianto
- Kejagung Tetapkan Harvey Moeis Suami Artis Sandra Dewi Jadi Tersangka Korupsi Timah
- Prabowo Akan Pasang Foto SBY di Istana Presiden Baru
Advertisement
Advertisement