Advertisement
Ini 5 Kandidat Obat Baru untuk Covid-19

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - Inggris akan memulai uji coba lima kandidat obat baru untuk mengatasi Covid-19. Para ilmuwan di negara tersebut sedang berupaya mendaftarkan ratusan pasien di 30 rumah sakit agar bersedia menjalani uji klinis dengan kelima obat itu.
Obat pengencer darah yang disebut heparin menjadi salah satu obat dalam uji yang dimaksud.
Advertisement
"Obat itu mampu memberikan efek dramatis dalam paru-paru," kata Tom Wilkinson, profesor ilmu kedokteran pernapasan sekaligus konsultan seperti dikutip dari The Guardian, Senin (1/6/2020).
Dia menerangkan kalau molekul besar obat heparin dapat menempel pada virus corona dan mencegahnya masuk ke sel, "dan selanjutnya mungkin memiliki efek anti-inflamasi yang penting."
Menurut Wilkinson, obat tersebut dapat diproduksi dalam jumlah besar dengan cara yang hemat biaya, jika terbukti manjur.
Bemcentinib, sebuah tablet yang dikembangkan oleh perusahaan Norwegia, BerGenBio, menjadi obat lain yang juga akan diuji klinis.
Obat tersebut digunakan untuk mengobati kelainan darah. Medi3506, suntikan anti-inflamasi yang kini dikembangkan untuk gangguan kulit dan penyakit paru obstruktif kronis, juga terlibat dalam uji coba tersebut.
Calquence, obat AstraZeneca selain Medi3506, yang digunakan untuk mengobati limpoma sel mantel (kanker sel darah putih) juga akan dilakukan uji coba pada pasien.
Obat itu dikembangkan untuk peradangan paru-paru yang parah dari sebelumnya digunakan untuk mengurangi frekuensi komplikasi dari infeksi Covid-19.
Zilucoplan, obat yang dikembangkan oleh perusahaan Belgia, UCB, diikutsertakan dalam uji coba Inggris. Ini adalah obat potensial untuk myasthenia gravis, melemahnya otot pada tubuh.
Sebanyak 60 pasien untuk masing-masing obat akan perlu dievaluasi selama beberapa bulan ke depan.
Para peneliti akan terlihat bekerja sama dengan negara lain dan mungkin pasien Covid-19 yang tidak dirawat di rumah sakit tetapi menunjukkan gejala yang kuat.
Perkembangan lima kandidat obat ini menyusul sejumlah obat lai. yang telah lebih dulu diuji. Beberapa obat seperti hydroxychloroquine ditemukan memiliki efek samping yang bisa mematikan, sedangkan remdesivir menjadi obat darurat di beberapa negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Puluhan Ribu Warga Turki Turun ke Jalan, Tuntut Erdogan Mundur
- Hidup Jadi Tenang di 9 Negara yang Tak Punya Utang
- Menkeu Purbaya Jamin Bunga Ringan untuk Pinjaman Kopdes ke Himbara
- Ini Duduk Perkara Temuan BPK Soal Proyek Tol CMNP yang Menyeret Anak Jusuf Hamka
- PT PMT Disegel KLH, Diduga Sumber Cemaran Zat Radioaktif
Advertisement

Tabrak Truk di Jalan Ngawen Gunungkidul, Pemotor Meninggal Dunia
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Kunjungi Sekolah Rakyat Tabanan, Menteri BPLH Kagumi Pendidikan Pelestarian Lingkungan
- Pejabat Malaysia Terima Ancaman Lewat Surel
- Sushila Karki Jadi Perdana Menteri Nepal, China Ucapkan Selamat
- Gempa Magnitudo 3,1 Guncang Cilacap Dini Hari Ini
- Kematian Mahasiswa Unnes saat Demo di Semarang Sedang Diinvestigasi
- 7 Jenazah Korban Kecelakaan Bus RS Bina Sehat Dimakamkan di Jember
- Daftar 10 Negara yang Menolak Palestina Merdeka
Advertisement
Advertisement