Advertisement
6 Negara Mulai Buka Sekolah Setelah Pandemi Covid-19 Mereda, Ini Cara Mereka
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA– Pandemi Covid-19 telah menyebabkan sekolah-sekolah di seluruh dunia ditutup sementara untuk memperlambat dan memutus rantai penyebaran virus tersebut.
Kendati beberapa prediksi menyebut masih diperlukan waktu untuk membuka kembali sekolah, tetapi beberapa negara yang tingkat infeksinya telah menurun, mulai kembali membuka kelas dan proses belajar mengajar secara fisik. Mereka mengambil sejumlah langkah pencegahan di sekolahnya.
Advertisement
Baru-baru ini, sebuah sekolah untuk anak-anak berkebutuhan khusus di Israel kembali di buka. Beberapa kelas dan sekolah Norwegia, Jepang, Denmark, China, dan Taiwan saat ini juga telah memulai kembali aktivitas sekolah.
Anak-anak kembali ke institusi yang telah menyesuaikan diri dengan kenyataan baru. Anggota staf sekolah mulai memeriksa suhu tubuh para siswa. Beberapa sekolah memiliki taman bermain terutup dan menempatkan meja di ruang kelas dengan jarak enam kaki.
Berikut ini adalah sejumlah aktivitas sekolah yang telah dibuka di beberapa negara, dengan penyesuaian karena pandemi Covid-19, seperti dilansir dari Insider, Selasa (5/5).
Meja Ditempatkan Berjarak Enam Kaki dan Orang Tua Tidak Diizinkan Berada di Dalam Gedung Sekolah
Untuk mengurangi risiko infeksi, meja siswa di Denmark, Israel, dan Norwegia telah diberi jarak enam kaki sesuai dengan anjuran dari WHO untuk rekomendasi resmi jarak sosial yang efektif. Di China Timur, anak-anak sekolah diberikan topi berukuran tiga kaki yang dipakai untuk mengingatkan mereka agar menjaga jarak aman dari yang lain.
Di Denmark, anak-anak juga memasuki sekolah melalui pintu masuk yang berbeda untuk mencegah keramaian dan para orang tua tidak diizinkan masuk ke area gedung sekolah. Sementara di Israel, siswa tidak diizinkan melakukan kontak fisik dengan teman sebayanya ataupun para staf.
Siswa Menjalani Pemeriksaan Suhu Tubuh pada Saat Kedatangan
Di Jepang, Taiwan, dan China, anggota staf sekolah mengukur suhu tubuh siswa sebelum mereka memasuki gedung sekolah. Anak-anak yang memiliki suhu tinggi atau mengalami demam akan dikirimkan pulang.
Bahkan di sebuah sekolah di China, siswanya diharuskan mengisi survei pada aplikasi yang menghitung risiko seseorang terkena infeksi. Siswa hanya dapat memasuki sekolah jika aplikasi menunjukkan bahwa mereka dalam keadaan sehat.
Beberapa siswa di sekolah di China juga diberikan termometer pribadi dan diminta untuk mengukur suhu tubuh mereka dua kali sehari saat berada di lingkungan sekolah.
Di Israel, orang tua harus menandatangai formulir kesehatan yang menyatakan abahwa anak mereka tidak memiliki virus corona. Jika seorang anggota keluarganya positif, maka anak tersebut tidak diizinkan pergi ke sekolah.
Anak-Anak Diharuskan Mencuci Tangan Setap Jam dan Mengenakan Masker
Di Denmark, sekolah telah memasang stasiun cicu tangan di luar gedung sekolah dan para siswanya harus mencuci tangan dengan benar setidaknya sekali dalam satu jam.
Beberapa sekolah di Taiwan mewajibkan siswa mengenakan masker setiap saat. Adapun, siswa di Israel harus mengenakan masker pelindung saat berada di sekolah, tetapi boleh melepasnya ketika berada di dalam kelas.
Di Kafetaria Sekolah, Kursi dan Meja Diberi Jarak
Di beberapa sekolah di Shanghai dan Beijing China, siswa diberi kursi di kafetaria dan meja-meja berjarak setidaknya tiga kaki. Sementara itu, di sekolah lainnya, kafetaria sekolah telah ditutup dan siswa makan di ruang kelas masing-masing.
Ukuran Kelas dan Kelompok Bermain Lebih Kecil
Sekolah dalam kondisi normal di Denmark biasanya memiliki ukuran kelas rata-rata dengan 20 orang, tetapi dalam kondisi pandemi jumlah tersebut dibagi ke dalam dua atau tiga kelompok yang lebih kecil. Setiap kelompok memiliki guru sendiri.
Adapun, di Norwegia, anak-anak menghabiskan hari dalam kelompok beranggotakan tiga atau enam orang, tergantung pada usia peserta didik. Dalam kondisi normal, sekolah di negara itu juga biasanya memiliki kelompok berisikan sekitar 20 orang anak.
Petugas Sekolah Mendesinfeksi Ruang Kelas Dua Kali Sehari
Di Norwegia, anggota staf di sekolah diharuskan melakukan desinfeksi ruang kelas dan mainan dua kali sehari untuk membendung penyebaran virus. Anak-anak tidak lagi diizinkan untuk membawa mainan dari rumah dan sekolah telah malarang mainan yang sulit dibersihkan seperti boneka.
Di Israel, anak-anak juga tidak diperbolehkan untuk memeriksa buku-buku di perpustakaan sekolah, makanan, meminjam alat kelengkapan sekolah dari siswa lain, dan bermain dengan orang lain yang melibatkan sentuhan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- 2 Oknum Pegawai Lion Air Jadi Sindikat Narkoba, Begini Modus Operasinya
Advertisement
Jadwal Terbaru! KRL Jogja-Solo Sabtu 20 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
Advertisement
Pengunjung Kopi Klotok Membeludak Saat Libur Lebaran, Antrean Mengular sampai 20 Meter
Advertisement
Berita Populer
- Prabowo Minta Pendukungnya Tidak Melakukan Aksi di Gedung MK
- Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Proyek Kerja Sama dengan Israel
- Kejagung Telusuri Asal Usul Jet Pribadi Suami Sandra Dewi, Harvey Moeis
- Pembangunan Tol Palembang Betung Ditarget Selesai pada 2024
- Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi ke MK, Ini Imbauan Prabowo
- Palestina Kecam Veto AS Soal Keanggotaan Penuh di PBB
- Rudal Israel Dilaporkan Hantam Iran, Irak dan Suriah
Advertisement
Advertisement