Advertisement
AS Hentikan Iuran Dana ke WHO, China Meradang
Lambang World Health Organization (WHO) terpampang di pintu masuk kantor pusat badan kesehatan dunia itu di Jenewa, Swiss, Selasa (18/2/2020). - Bloomberg/Stefan Wermuth
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA - China mengkritik langkah Presiden AS Donald Trump yang menghentikan sementara pendanaan kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). China juga berjanji untuk mendukung badan kesehatan global itu.
Juru bicara Menteri Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan pemerintahan Xi Jinping memiliki keprihatinan serius tentang keputusan itu dan meminta AS untuk memenuhi tanggung jawabnya.
Advertisement
“Keputusan AS ini akan melemahkan kemampuan WHO dan merusak kerja sama internasional. China akan selalu mendukung WHO dalam memainkan peran penting dalam kesehatan masyarakat internasional dan respons anti-epidemi global,” ujar Zhao seperti dikutip melalui Bloomberg, Rabu (15/4/2020).
Langkah Trump untuk membatasi dukungan kepada WHO di tengah pandemi global ini juga menuai kritik dari para ahli kebijakan kesehatan hingga filantropis miliarder, Bill Gates.
Namun ketika kritik domestik terhadap respon pemerintahan Trump telah meningkat dan AS menjadi pusat penyebaran virus corona, sejumlah besar pendukung presiden ikut menuduh WHO dengan dugaan membuat kesalahan sejak awal yang menurut mereka telah memperburuk krisis.
Pada Selasa (14/4), Trump menyampaikan sikapnya terhadap WHO yang diklaim tidak melakukan pengecekan laporan dari China dan gagal untuk berbagi informasi tentang COVID-19 saat pandemi terus menyebar luas.
“WHO gagal dalam tugas dasarnya dan harus bertanggung jawab. Wabah bisa saja dibendung dari sumbernya jika organisasi itu merespon dengan benar sejak awal,” tukas Trump.
Associated Press melaporkan bahwa mereka memperoleh dokumen internal yang menunjukkan pada bulan Januari, para pejabat China menunggu enam hari sebelum Presiden Xi Jinping memperingatkan masyarakat tentang bahaya wabah virus corona.
Laporan itu menyebutkan bahwa penundaan informasi yang dilakukan China setelah sadar bahaya dari COVID-19 telah memungkinkan transimisi infeksi yang lebih luas melalui pergerakan orang dari titik awal ditemukannya kasus di Wuhan, ke tempat lain di dunia.
Zhao mengatakan dia belum melihat laporan ini, dia menambahkan bahwa pemerintah China telah memberikan info tepat waktu ke WHO dan keberatan dengan tuduhan bahwa Beijing tidak transparan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Badan Geologi Pantau Ketat 127 Gunung Api Aktif di Indonesia
- Libur Nataru, KLH Prediksi Sampah Nasional Naik 59 Ribu Ton
- Lebih dari 4 Juta Senjata Beredar, Australia Luncurkan Buyback Nasion
- KPK Tangkap Enam Orang dalam OTT di Kalimantan Selatan
- Kakak Sulung Berpulang, Unggahan Atalia Praratya Mengharukan
Advertisement
Terseret Ombak Pantai Ngandong, Remaja Asal Temanggung Selamat
Advertisement
Sate Klathak Mbah Sukarjo Hadirkan Kuliner Khas di Pusat Kota
Advertisement
Berita Populer
- Pakar UMY Tekankan Peran LKM Jaga Perputaran Ekonomi Desa
- Harga Emas Pegadaian Naik, UBS dan Galeri24 Kompak Menguat
- Penumpang KAI Daop 6 Capai 46.602 di Hari Ketiga Nataru
- Gunung Semeru Erupsi, Kolom Abu Capai 1,2 Kilometer
- BNPB: Banjir Bandang Guci Tegal Belum Ada Korban Jiwa
- Muhammadiyah Bantul Himpun Infak Jumat Bantu Bencana Sumatera
- Pengurus Wushu DIY Dilantik, Fokus Taolu dan Sanda
Advertisement
Advertisement



