Advertisement

Kajian BMKG soal Corona Dituding Pesanan, Dwikorita: Kami Bukan Politikus

Newswire
Rabu, 08 April 2020 - 08:57 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
Kajian BMKG soal Corona Dituding Pesanan, Dwikorita: Kami Bukan Politikus Foto ilustrasi sel virus SARS-CoV-2 dan sel darah merah. - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah tuduhan adanya muatan politis dalam kajian bertajuk 'Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19'. BMKG membantah kajian itu sebagai 'pesanan' pihak tertentu.

BMKG berdalih merupakan institusi yang tidak berinteraksi dengan dunia politik. Hal itu disampaikan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat menjawab pertanyaan peserta diskusi yang meragukan independensi daripada kajian BMKG bertajuk 'Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19'.

Advertisement

Peserta diskusi itu mengaku mendapat informasi bahwa kajian BMKG tersebut tidak murni sains melainkan atas dasar pesanan pihak tertentu.

"Terus terang kami ini bukan politikus. Jadi kami itu kurang mengenal bagaimana politik itu, kelemahan kami memang di situ, kami tidak berinteraksi dengan dunia politik. Sehingga, ya apa adanya kami lakukan seperti ini," kata Dwikorita dalam diskusi online lewat WhatsApp grup bertajuk 'Benarkah Iklim Berpengaruh pada Penyebaran Covid-19?', yang digelar AJI Jakarta, Selasa (7/4/2020) malam.

Dwikorita menyatakan, tujuannya melakukan kajian tersebut lantaran pihaknya memiliki data terkait. Terlebih, dalam situasi kekinian, jumlah angka kasus positif dan meninggal akibat Covid-19 di Indonesia terus mengalami peningkatan.

"Kalau kami diam kami akan sulit bertanggungjawabnya kapada Yang Maha Kuasa. Sehingga, kami menggerakkan para peneliti untuk mengolah data itu mana yang dapat disumbangkan untuk mendukung kebijakan pemerintah dalam rangka mitigasi Covid ini," ujarnya.

"Jadi motivasi kami adalah bagaimana menjalankan kewajiban sesuai undang-undang untuk kepentingan kemanusiaan."

Dwikorita juga mengemukakan, hasil kajian BMKG bertajuk 'Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19' itu pun sejatinya telah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 26 Maret 2020 lalu.

Di sisi lain, data-data terkait hasil kajian tersebut pun telah diberikan kepada peneliti beberapa lembaga dan kementerian terkait dalam upaya mitigasi Covid-19.

"Data ini juga kami share ke para peneliti yang ada di Kementerian Kesehatan, karena mereka perlu untuk melakukan prediksi bagaimana perkembang ke depan terkait dengan suhu. Jadi mereka meminta data suhu dan kelembaban udara. Jadi itulah motivasi kami," katanya.

Sebagaimana diketahui, BMKG baru saja merilis hasil kajian terkait pengaruh cuaca dan iklim terhadap penyebaran pandemi virus Corona baru Covid-19. Dalam kajian berjudul 'Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19'.

BMKG menyebut bahwa Covid-19 tidak bisa bertahan dalam iklim tropis seperti di Indonesia yang memiliki suhu udara dan kelembaban yang tinggi.

Berdasar hasil kajian BMKG disebutkan kondisi suhu harian umumnya yang ada di Indonesia dan khususnya Jakarta pada siang hari berkisar 30 derajat celsius atau lebih. BMKG lantas menyimpulkan bahwa Covid-19 di ruang terbuka tidak bisa bertahan lebih dari 30 menit, namun pada sore hingga pagi Covid-19 bisa bertahan lebih lama.

Di sisi lain, hasil kajian BMKG juga menyebutkan bahwa temperatur dan kelembapan udara yang tinggi hampir sepanjang hari kurang mendukung virus Covid-19 bertahan di udara terbuka. BMKG juga mengungkapkan bahwa kondisi kelembaban di Jakarta cenderung “lebih lembap” bila dibandingkan dengan kota terjangkit lainnya.

Hanya saja, belakang diketahui bahwa beberapa literatur yang digunakan BMKG dalam kajian 'Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19' itu belum berstatus final atau peer-reviewed seperti. Misalnya, literatur penelitian dari Miguel B. Araujo dan Babak Naimi serta Dong Chen Jr dan kawan-kawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Top 7 News Harianjogja.com Kamis 25 April 2024: Kasus Penggelapan Pajak hingga Sosialisasi Tol Jogja-YIA

Jogja
| Kamis, 25 April 2024, 06:47 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Menyantap Lezatnya Sup Kacang Merah di Jogja

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement