Advertisement

BMKG: Literatur untuk Kajian Pengaruh Iklim & Cuaca Terhadap Covid Belum Final

Newswire
Rabu, 08 April 2020 - 07:07 WIB
Bernadheta Dian Saraswati
BMKG: Literatur untuk Kajian Pengaruh Iklim & Cuaca Terhadap Covid Belum Final Kepala BMKG Dwikorita Karnawati (kiri) berfoto bersama Wali Kota Jogja Haryadi Suyuti seusai penandatanganan perpanjangan perjanjian kerja sama di Taman Pintar, Rabu (14/11/2018). - Ist

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis kajian berjudul 'Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19'. Tapi BMKG menyampaikan alasan penggunaan beberapa literatur yang berstatus belum final atau peer-reviewed dalam kajiannya tersebut.

BMKG berdalih dalam kondisi darurat Covid-19, tidak mungkin sepenuhnya menggunakan literatur yang berstatus peer-reviewed.

Advertisement

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menjelaskan, dalam kajian pihaknya juga menggunakan literatur yang telah berstatus peer-reviewed pada tahun 2011 terkait wabah SARS Covid yang terjadi sebelumnya. Dalam literatur penelitian tersebut disebutkan, bahwa penyebaran virus tersebut dikontrol oleh lintang tinggi atau suhu yang rendah dan kelembaban yang rendah.

Sementara itu, Dwikorita mengemukakan bahwa sebagian besar literatur yang dikumpulkan dalam kajian BMKG berjudul 'Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19' itu merupakan hasil kajian baru antara bulan Januari hingga Maret 2020.

Literatur tersebut pun telah dimasukkan untuk dilakukan review agar berstatus peer-reviewed. Hanya saja menurut Dwikorita pihaknya tidak mungkin menunggu beberapa literatur tersebut hingga berstatus peer-reviewed di dalam kondisi darurat lantaran dapat memakan waktu lama.

"Jadi sangat tidak mungkin kalau dalam kondisi darurat, emergensi, kita harus menunggu tiga bulan enam bulan lagi, saat ini adalah kondisinya darurat," kata Dwikorita dalam diskusi online lewat WhatsApp grup bertajuk 'Benarkah Iklim Berpengaruh pada Penyebaran Covid-19?' Selasa (7/4/2020).

Dalam kondisi darurat itu, Dwikorita mengklaim perlu mengambil terobosan. Terlebih, kata dia, yang terpenting ialah adanya tranparansi dalam kajian yang dilakukan BMKG tersebut.

"Kita harus melakukan terobosan, yang penting transparan. Jadi bagaimana metodenya agar dapat diberi masukan, bagaimana latar belakang teori atau kajian pustakanya dan bagaimana analisisnya," katanya.

Sebagaimana diketahui, BMKG baru saja merilis hasil kajian terkait pengaruh cuaca dan iklim terhadap penyebaran pandemi virus Corona baru Covid-19. Dalam kajian berjudul 'Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19' BMKG menyebut bahwa Covid-19 tidak bisa bertahan dalam iklim tropis seperti di Indonesia yang memiliki suhu udara dan kelembaban yang tinggi.

Berdasar hasil kajian BMKG disebutkan kondisi suhu harian umumnya yang ada di Indonesia dan khususnya Jakarta pada siang hari berkisar 30'C atau lebih. BMKG lantas menyimpulkan bahwa Covid-19 di ruang terbuka tidak bisa bertahan lebih dari 30 menit, namun pada sore hingga pagi Covid-19 bisa bertahan lebih lama.

Di sisi lain, hasil kajian BMKG juga menyebutkan bahwa temperatur dan kelembapan udara yang tinggi hampir sepanjang hari kurang mendukung virus Covid-19 bertahan di udara terbuka. BMKG juga mengungkapkan bahwa kondisi kelembaban di Jakarta cenderung “lebih lembab” bila dibandingkan dengan kota terjangkit lainnya.

Hanya saja, belakang diketahui bahwa beberapa literatur yang digunakan BMKG dalam kajian 'Pengaruh Cuaca dan Iklim Terhadap Penyebaran Covid-19' itu belum berstatus final atau peer-reviewed seperti. Misalnya, literatur penelitian dari Miguel B. Araujo dan Babak Naimi serta Dong Chen Jr dan kawan-kawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Suara.com

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

alt

Cara Membeli Tiket KA Bandara Jogja via Online

Jogja
| Jum'at, 26 April 2024, 00:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement