Advertisement

Petir Tewaskan 14 Orang di Malawi, 8.000 Rumah Rusak

Newswire
Sabtu, 13 Desember 2025 - 17:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Petir Tewaskan 14 Orang di Malawi, 8.000 Rumah Rusak Petir / Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, JAKARTA— Sambaran petir dilaporkan telah menewaskan 14 orang di Malawi dalam dua pekan terakhir. Selain itu, sekitar 8.000 rumah dilaporkan rusak dan hancur akibat hujan lebat yang terus mengguyur negara di kawasan Afrika Tenggara tersebut.

Komisaris Departemen Urusan Manajemen Bencana (Department of Disaster Management Affairs/DoDMA) Malawi, Wilson Moleni, mengatakan kematian dan kerusakan akibat cuaca ekstrem itu terjadi di berbagai wilayah negara. Pernyataan tersebut disampaikan kepada wartawan di ibu kota Lilongwe, Jumat (12/12/2025).

Advertisement

“Namun karena hujan lebat masih terus berlangsung, ada kemungkinan jumlah korban tewas akan bertambah seiring waktu,” ujar Moleni.

Ia menjelaskan, DoDMA saat ini bekerja tanpa henti untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan bagi warga yang kehilangan tempat tinggal akibat banjir dan cuaca ekstrem. Pihaknya juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan guna mencegah jatuhnya korban tambahan.

“Kami mengimbau masyarakat untuk mengambil langkah-langkah pencegahan karena hujan masih terus turun dan berpotensi membahayakan keselamatan,” katanya.

Cuaca ekstrem bukan kali pertama melanda Malawi. Pada periode yang sama tahun lalu, setidaknya delapan orang tewas dan sekitar 10.000 keluarga kehilangan tempat tinggal akibat hujan lebat.

Sementara itu, pada 2023, Malawi dilanda Topan Freddy yang menewaskan ribuan orang di wilayah selatan negara tersebut serta memaksa jutaan warga mengungsi. Hingga kini, Malawi disebut belum sepenuhnya pulih dari dampak kerusakan ekonomi akibat bencana tersebut.

Dalam dua tahun terakhir, negara itu juga menghadapi krisis kekurangan pangan yang parah. Bulan lalu, Presiden Malawi Arthur Peter Mutharika menetapkan status keadaan bencana nasional di seluruh 26 distrik dan menyerukan bantuan kemanusiaan mendesak. Namun, DoDMA menyebut masih terdapat defisit pendanaan yang sangat besar untuk mencegah krisis kemanusiaan semakin memburuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : Antara

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Kunjungan DPRD DIY ke Museum KAA Suarakan Anti-Penjajahan

Kunjungan DPRD DIY ke Museum KAA Suarakan Anti-Penjajahan

Jogja
| Sabtu, 13 Desember 2025, 18:37 WIB

Advertisement

Panduan Akomodasi Ramah Muslim di Singapura

Panduan Akomodasi Ramah Muslim di Singapura

Wisata
| Jum'at, 12 Desember 2025, 14:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement