Advertisement
Kakak Beradik Idap Gangguan Mental Tinggal di Kandang Ayam
Advertisement
Harianjogja.com, KARANGANYAR - Dua perempuan kakak beradik terpaksa tinggal di kandang ayam karena faktor kemiskinan. Mereka hidup tak layak di Dukuh Duwet, RT 002/RW 010, Ngasem, Colomadu, Karanganyar.
Mereka tinggal di ruangan yang menjadi satu dengan kandang ayam. Ruangan itu berupa emplek-emplek yang menempel di rumah Suyadi, 53, yang tak lain adalah saudara kandung kedua perempuan tersebut.
Advertisement
Melansir Solopos.com, kedua perempuan itu bernama Suyati dan Suyatmi. Suyati yang memakai daster warna hitam langsung lari entah ke mana saat Solopos.com mendatangi tempat tinggalnya ditemani Suyadi, Senin (2/3/2020).
Suyadi kemudian mengetuk pintu ruangan berukuran 4 x 2 meter yang tertutup rapat. Dari dalam hanya terdengar suara sahutan seorang perempuan yang tidak jelas mengatakan apa.
Tak berapa lama kemudian, Suyatmi menunjukkan sosoknya dari balik pintu dan langsung mengatakan keengganannya untuk berbincang dengan Solopos.com. “Saleh, Saleh, sama Saleh saja,” ucap dia kemudian kembali menutup pintu.
Suyadi yang mendengar itu kemudian menjelaskan Saleh merupakan nama salah satu tetangganya. Dia juga bercerita sejak lama kedua saudaranya tersebut mengalami gangguan mental.
Hanya, kondisi Suyatmi lebih baik dibandingkan Suyati yang tidur menjadi satu dengan kandang ayam di ruangan seluas 3 x 5 meter. “Ya seperti ini keadaannya. Kalau Suyati itu lihat orang asing langsung pergi. Dia yang tidur di tempat itu sama kandang ayam. Masuk dan keluarnya juga lewat celah-celah sempit itu,” tutur Suyadi.
Suyadi mengaku sudah memberikan kasur kepada Suyati tapi perempuan itu menolak dan lebih memilih tidur di dipan bambu. Suyatmi pun menolak saat diberi kursi.
Suyadi bercerita awalnya kedua saudaranya tersebut tinggal bersamanya ketika mendiang ibunya masih hidup. Namun, semenjak ibunya meninggal, kedua saudaranya meminta hidup terpisah dan minta dibangunkan rumah. Dana terbatas membuat kondisi rumah yang dibuatkan untuk saudaranya tersebut tidak layak huni.
“Keduanya saya buatkan emplek-emplek dan saya kasih penerangan. Bentuknya begitu karena dana terbatas. Tapi Suyati memang begitu, jadi kumuh, karena jadi satu sama kandang ayam,” ucap dia.
Suyati dan Suyatmi diketahui tidak bekerja sama sekali dan menggantungkan hidup kepada sanak saudara di kanan kirinya. Meskipun begitu, Suyatmi terkadang ke sawah untuk mengambil sisa hasil panen seperti jagung dan lainnya.
Keduanya terdaftar di program pengentasan kemiskinan berupa bantuan pangan nontunai (BPNT) namun tidak terdaftar PKH karena tak memiliki KTP. Meskipun begitu, Suyadi berharap ada bantuan dana untuk membangun rumah yang layak bagi keduanya.
“Mereka ada hak di tanah warisan ini. Kalau ada dana, nanti niatnya saya bangunkan rumah yang layak jadi satu tapi dua kamar. Kami masih menunggu [ada dana],” beber dia.
Bantuan RTLH
Terpisah, Kades Ngasem, Karanganyar, Jombor Setiawan, mengatakan sudah mencoba mendaftarkan Suyati dan Suyatmi dalam program pengentasan kemiskinan berupa bantuan rehab RTLH ke Pemprov Jateng. Pemerintah desa juga mengajukan bantuan ke Baznas untuk membantu agar Suyatmi dan Suyati mendapat hunian yang lebih layak.
“Kemarin kan sudah dicek pemerintah kecamatan karena sebelumnya itu mereka susah mendapat bantuan. Belum punya KTP dan KK. Sekarang kan sudah diurus, jadi kami ajukan bantuan. Semoga saja dapat nanti,” kata dia.
Kasi Kesejahteraan Sosial Kecamatan Colomadu, Karanganyar, Dwi Adi Susilo, mengatakan akan mengusahakan secara maksimal membantu Suyati dan Suyatmi supaya terangkat dari kemiskinan dan hidup layak. Dia prihatin lantaran saat dicek ke lokasi kondisi bangunan sudah dianggap berbahaya dan tidak layak.
“Status tanah saat kami cek juga ternyata mereka berdua masih punya hak warisan. Itu kenapa kami berani mengusahakan bantuan untuk mereka,” ucap dia.
Sekarang Dwi baru bisa mengusahakan bantuan uang dan sembako. Untuk bantuan rumah masih dalam proses karena harus dibuatkan KTP dulu. "Nanti kami ajukan bantuan RTLH. Kalau tidak bisa kami akan berusaha menggandeng CSR untuk membantu, tadi beberapa sudah kami hubungi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Solopos.com
Berita Lainnya
- Garuda Selangkah Lagi Menuju Paris, Ini Fakta tentang Olimpiade Melbourne 1956
- Satu Kemenangan Lagi menuju Olimpiade Paris, STY: Percayai Saya, Ikuti Saya!
- Koalisi Berkah Pecah, Hari Wuryanto Bakal Maju sebagai Calon Bupati Madiun 2024
- Garuda Muda Wajib Waspada, 3 Pemain Uzbekistan Bermain di Prancis dan Rusia
Berita Pilihan
- Siap-Siap! Penerapan SLFF di Tol Sebelum Oktober 2024
- Ditanya soal Kemungkinan Maju di Pilkada, Kaesang Memilih Ini
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Meningkatkan Perlindungan dari Penyakit Menular, Jemaah Calon Haji Disarankan Vaksin
- Dugaan Pelanggaran Wewenang, Wakil Ketua KPK Laporkan Anggota Dewas
Advertisement
Jadwal Kereta Bandara YIA Xpress Sabtu 27 April 2024, Tiket Rp50 Ribu
Advertisement
Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali
Advertisement
Berita Populer
- Penetapan Caleg Terpilih di DIY Menunggu BRPK Mahkamah Konsitusi
- Surya Paloh Enggan Jadi Oposisi dan Pilih Gabung Prabowo, Ini Alasannya
- Izin Tinggal Peralihan Jembatani Proses Transisi Izin Tinggal WNA di RI
- Satuan Pendidikan Diwajibkan Memperhatikan Kebutuhan Siswa dengan Kondisi Khusus
- Gaji Prabowo-Gibran Saat Sudah Menjabat, Ini Rinciannya
- Iuran Pariwisata Masuk ke Tiket Pesawat, Ini Kata Menteri Pariwisata
- KASD Sebut Penggantian Istilah dari KKB ke OPM Ada Dampaknya
Advertisement
Advertisement