Advertisement
Kapal Diamond Princess Disebut Pusat Penyebaran Baru Virus Corona

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Kapal pesiar Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang disebut menjadi pusat penyebaran Virus Corona.
Kasus penyebaran Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di kapal pesiar Diamond Princess yang bersandar di Yokohama, Jepang terbilang cepat. Sebanyak empat Warga Negara Indonesia (WNI) positif, juga dua penumpang terjangkit COVID-19 meninggal dunia.
Advertisement
Tercatat pula 634 penumpang kapal pesiar Diamond Princess positif COVID-19. Tingginya kasus COVID-19 di kapal ini membuat Kementerian Kesehatan mengeluarkan pernyataan, Diamond Princess adalah epicentrum baru atau lokasi keberadaan virus utama COVID-19.
Sesditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI Achmad Yurianto, mengatakan, jumlah kasus yang lebih tinggi dibandingkan di sarang utama COVID-19, Hubei, China.
"Kapal Diamond Princess adalah epicentrum baru pada kasus COVID-19," katanya di hadapan awak media di Kantor Kemenkes, Jakarta, Jumat (21/2/2020).
Dari 3.000-an penumpang yang ada di dalam kapal tersebut, terdapat kasus positif COVID-19 sebanyak 634 dan jika dipersentasikan adalah 15 persen. Sedangkan kasus di Hubei sendiri, di sana itu kenaikan kasusnya hanya 5 persen.
Tingginya kenaikan kasus ini berkaitan dengan sempitnya ruang gerak virus korona baru (2019-nCoV) tersebut. Orang yang ada di dalam kapal Diamond Princess memiliki faktor risiko sangat tinggi terpapar virus karena itu mereka berstatus penderita dalam pengawasan (PDP).
Ruang gerak yang terbatas juga memengaruhi virus ini menyebar lebih mudah dengan cara human to human. Beda dengan di Hubei yang mana itu daratan dan lingkungannya tentu lebih luas daripada besarnya kapal Diamond Princess.
"Ya, karena ruang geraknya terbatas, virus ini lebih mudah terppaar dari satu orang ke orang lain. Makanya, semua orang yang ada di dalam kapal dikatakan sebagai PDP," tambah Yuri.
Satu fakta yang perlu diketahui juga bahwa pasien positif COVID-19 ini banyak yang tidak menunjukan gejala serius. Jadi, mereka itu seperti flu biasa saja. Hal ini membuat WHO bakal melakukan penelitian lebih lanjut.
"Kalau Kemenkes menduga terjadi semacam mutasi dari COVID-19 yang akhirnya membuat pasien positif tersebut tampak seperti orang flu biasa," terang Yuri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Okezone.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- OJK Ingatkan Suntikan Likuiditas Rp200 Triliun Belum Jamin Dorong Kredit
- Mahfud MD Ingatkan Polri Perbaiki Citra Pasca Aksi Kekerasan
- DPR Pastikan Belum Terima Surat Presiden Soal Pergantian Kapolri
- Pembunuh Charlie Kirk Dikabarkan Memiliki Riwayat Penyakit Mental
- Banyak Orang Hilang Sejak Aksi Demo, Polda Buka Posko Pengaduan 24 Jam
Advertisement

Kawan Kompak Perkuat Dukungan untuk Pasien Psoriasis dan Vitiligo
Advertisement

Pemkab Boyolali Bangun Pedestrian Mirip Kawasan Malioboro Jogja
Advertisement
Berita Populer
- Hadapi Dinamika Geopolitik, Prabowo-MBZ Dorong Negara-Negara Timteng Bersatu
- Buntut Penggerebekan Pabrik Baterai di AS, Hyundai-LG Tunda Operasional
- Penembak Charlie Kirk Ditangkap, Begini Tampang dan Dugaan Motifnya
- Mantan Ketua MA Nepal Ditunjuk Jadi Perdana Menteri Sementara
- Tinjau Dampak Bencana, Prabowo Kunjungi Korban Banjir Bali
- Rusia Diguncang Gempa Magnitudo 7,4, Ini Penyebabnya
- PBNU Desak KPK Tetapkan Tersangka Kasus Korupsi Kuota Haji, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement