Advertisement
Ayatollah Ali Khameini Dituntut Mundur setelah Pesawat Ukraina Jatuh
Ayatollah Ali Khamenei - telegraph.co.uk
Advertisement
Harianjogja.com JAKARTA – Pasca pengakuan yang diakukan Pemerintah Iran bahwa milternya telah menembak jatuh pesawat Ukraina secara tak sengaja, aksi demonstrasi menekan pemerintah Iran meletus di seluruh penjuru negara tersebut.
"Mereka berbohong bahwa musuh kita adalah Amerika, musuh kita ada di sini," teriak salah satu kelompok pengunjuk rasa di luar sebuah universitas di Teheran, seperti dikutip Reuters.
Advertisement
Sementara itu, sejumlah titik unjuk rasa lain menunjukkan bahwa demonstran di luar universitas lain dan sekelompok pengunjuk rasa melakukan long march menuju Lapangan Azadi di Teheran. Aksi protes lain pun juga meletus di kota-kota lain.
Sejumlah media yang berafiliasi dengan pemerintah memberitakan bahwa aksi demonstrasi ini dimulai pada hari Sabtu (11/1/2020), yang dipicu oleh pengakuan Iran bahwa militernya secara keliru menembak jatuh pesawat pada hari Rabu, yang menewaskan 176 penumpang.
BACA JUGA
Pesawat Ukraine International Airlines jatuh beberapa menit setelah lepas landas dari Teheran menuju ke Kiev pada hari Rabu. Sebagian penumpang pesawat merupakan warga negara ganda, sementara 57 adalah pemegang paspor Kanada.
Warga Teheran mengatakan kepada Reuters bahwa polisi sedang keluar pada hari Minggu. Sejumlah pengunjuk rasa di Azadi Square awalnya meminta petugas di sana untuk bergabung dengan mereka, kemudian mengarahkan kemarahan mereka pada pihak berwenang dan meneriakkan slogan-slogan anti pemerintah.
Di antara tuntutan utama para demonstran adalah desakan agar pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei mundur. “Diktator hancur,” teriak sejumlah pengunjuk rasa, menurut posting media sosial dan media Iran.
Kantor berita ILNA mengatakan polisi bergerak untuk membubarkan para pengunjuk rasa yang jumlahnya diperkirakan mencapai 3,000 orang.
"Minta maaf dan mundur," tulis harian Etemad dalam halaman utama edisi hari Minggu.
Aksi demonstrasi terbaru menambah tekanan terhadap pemerintah Iran, yang tengah berjuang untuk menjaga ekonomi yang lumpuh di bawah sanksi ketat AS.
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump menulis di Twitter pada hari Minggu: "Kepada para pemimpin Iran - JANGAN Bunuh demonstran. Ribuan telah terbunuh atau dipenjara dan Dunia sedang menonton. Yang lebih penting, Amerika Serikat sedang menonton. Nyalakan kembali internet Anda dan biarkan wartawan bebas berkeliaran!"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : bisnis.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
- Kim Jong Un Dorong Produksi Rudal dan Amunisi Korut Diperkuat
Advertisement
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Kemenhub: Arus Mudik Natal 2025 Lancar dan Terkendali
- BMKG Peringatkan Hujan Ekstrem Ancam Pulau Belitung
- Respons Bendera GAM, Hasto PDIP: Di NKRI Hanya Ada Merah Putih
- Wujud Kepedulian di Nataru, PLN Perkuat Kemandirian Lapas IIA Semarang
- DPR Desak Pemerintah Pulangkan 600 WNI Korban Scam
- Polisi Periksa 8 Saksi Dugaan Korupsi Kalurahan Ngunut
- Pemerintah Tambah 280 Starlink Pulihkan Komunikasi Sumatera
Advertisement
Advertisement




