Advertisement
Cerita Megawati Setengah Mati Antisipasi Banjir saat Masih Menjabat Presiden
Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri memberikan keterangan pers usai pengukuhan dirinya sebagai Ketua Umum PDIP periode 2019-2024 dalam Kongres V PDI Perjuangan, di Sanur, Denpasar, Bali, Kamis (8/8/2019). - ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Advertisement
Harianjogja.com, TOKYO- Banjir melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek beberapa hari terakhir. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak ingin mengomentari soal banjir di Jakarta yang menggenang hampir di seluruh wilayah Ibu Kota. Megawati lalu bicara pentingnya mitigasi bencana.
"Tanya ke Anies [Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan] sana," kata Megawati di Tokyo, Jepang, Senin (6/1/2020).
Advertisement
Namun, dia menjelaskan, semasa menjabat Presiden RI periode 2001-2004, dia berkali-kali mengingatkan soal pentingnya edukasi menghadapi bencana alam. Itu sebabnya, putri Bung Karno ini mengupayakan agar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang dulunya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), menjadi lembaga pemerintah nondepartemen di bawah presiden.
Hal itu tertuang dalam Keppres 46 dan 48 Tahun 2002 yang ditandatangani Megawati pada 1 Juli. Kini Megawati akan mengupayakan agar ada edukasi tentang bencana terus disosialisasikan.
BACA JUGA
"Yang waktu itu setengah mati, deh. Artinya, saya berjuang membentuk sebuah wadah, sedangkan di sini sedang ada bencana. Jadi kan kejar-kejaran. Sekarang sudah ada kenapa tidak diedukasi, disosialisasi, saya memang nanti sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP, saya mau bicara untuk pendidikan itu juga seperti di Jepang," ujar Megawati.
Berkaca pada Jepang, RI juga seharusnya mampu menyiapkan peralatan early warning terhadap bencana, khususnya gempa. Ketua Dewan Pengarah BPIP ini pun menceritakan pengalaman ketika merasakan guncangan gempa di Negeri Sakura.
"Anak-anak dari TK sudah diajari kalau ada bahaya itu harus bagaimana. Di sini kalau ada gempa diam. Saya pernah mengalami (gempa), lo kok diam ya. Kita sudah mau lari. Untung teman saya bilang yang orang Jepang, tidak usah, nanti diberi tahu kapan kita mesti lari," tuturnya.
"Jadi ada alarm. Kalau alarm bunyi, artinya mesti waspada. Alarm kedua kita harus keluar, jadi begitu. Itu masih berjalan terus cara memberikan warning. Jadi early warning system-nya kita... aduh, bukan lemah, tidak ada," kata Megawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Detik.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Trump Pertimbangkan Jual Jet Tempur F-35 ke Turki, Israel Waspada
- Trump Klaim 95 Persen Rencana Damai Rusia-Ukraina Telah Disepakati
- 46.207 Penumpang Tinggalkan Jakarta dengan Kereta Api Hari Ini
- Ratusan Warga Terdampak Banjir Bandang Kalimantan Selatan
- Kunjungan ke IKN Tembus 36.700 Orang saat Libur Natal 2025
Advertisement
Jadwal Bus KSPN Sinar Jaya Jogja ke Pantai Parangtritis dan Baron
Advertisement
Inggris Terbitkan Travel Warning Terbaru, Indonesia Masuk Daftar
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal Kereta Bandara YIA Jogja Terbaru, Selasa 30 Desember 2025
- Aksi Buruh di Monas Hari Ini, 2.617 Personel Gabungan Dikerahkan
- Judul Raperda Pariwisata Diubah, DPRD DIY Angkat Suara
- Cek Lengkap Rute dan Tarif Terbaru Trans Jogja
- Polres Bantul Ungkap 125 Kasus Narkoba Selama 2025
- Top Ten News Harianjogja.com, Selasa 30 Desember 2025
- Trump Sebut Serangan AS Lumpuhkan Jalur Narkoba Venezuela
Advertisement
Advertisement



