Advertisement
Cerita Megawati Setengah Mati Antisipasi Banjir saat Masih Menjabat Presiden

Advertisement
Harianjogja.com, TOKYO- Banjir melanda sejumlah wilayah di Jabodetabek beberapa hari terakhir. Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tak ingin mengomentari soal banjir di Jakarta yang menggenang hampir di seluruh wilayah Ibu Kota. Megawati lalu bicara pentingnya mitigasi bencana.
"Tanya ke Anies [Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan] sana," kata Megawati di Tokyo, Jepang, Senin (6/1/2020).
Advertisement
Namun, dia menjelaskan, semasa menjabat Presiden RI periode 2001-2004, dia berkali-kali mengingatkan soal pentingnya edukasi menghadapi bencana alam. Itu sebabnya, putri Bung Karno ini mengupayakan agar Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yang dulunya bernama Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), menjadi lembaga pemerintah nondepartemen di bawah presiden.
Hal itu tertuang dalam Keppres 46 dan 48 Tahun 2002 yang ditandatangani Megawati pada 1 Juli. Kini Megawati akan mengupayakan agar ada edukasi tentang bencana terus disosialisasikan.
"Yang waktu itu setengah mati, deh. Artinya, saya berjuang membentuk sebuah wadah, sedangkan di sini sedang ada bencana. Jadi kan kejar-kejaran. Sekarang sudah ada kenapa tidak diedukasi, disosialisasi, saya memang nanti sebagai Ketua Dewan Pengarah BPIP, saya mau bicara untuk pendidikan itu juga seperti di Jepang," ujar Megawati.
Berkaca pada Jepang, RI juga seharusnya mampu menyiapkan peralatan early warning terhadap bencana, khususnya gempa. Ketua Dewan Pengarah BPIP ini pun menceritakan pengalaman ketika merasakan guncangan gempa di Negeri Sakura.
"Anak-anak dari TK sudah diajari kalau ada bahaya itu harus bagaimana. Di sini kalau ada gempa diam. Saya pernah mengalami (gempa), lo kok diam ya. Kita sudah mau lari. Untung teman saya bilang yang orang Jepang, tidak usah, nanti diberi tahu kapan kita mesti lari," tuturnya.
"Jadi ada alarm. Kalau alarm bunyi, artinya mesti waspada. Alarm kedua kita harus keluar, jadi begitu. Itu masih berjalan terus cara memberikan warning. Jadi early warning system-nya kita... aduh, bukan lemah, tidak ada," kata Megawati.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Detik.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Kepala Desa di Garut Gondol Dana Desa Rp700 Juta, Langsung Ditahan Kejaksaan
- Dugaan Korupsi Pengadaan Chromebook, Perwakilan google Penuhi Panggilan Penyidik Kejagung
- Polisi tangkap Seorang Artis Sinetron Terkait Kasus Pemerasan
- Gunung Semeru Kembali Meletus, Tinggi Letusan 1 Kilometer
- Pembubaran Kegiatan Ibadah dan Perusakan Rumah Retret di Sukabumi, Kemenag Siapkan Regulasi Rumah Doa
Advertisement

Ini Alasan Tetap Menempel Kartu E-Toll Saat Melewati Tol Jogja-Solo Segmen Klaten-Prambanan yang Digratiskan
Advertisement

Kampung Wisata Bisa Jadi Referensi Kunjungan Saat Liburan Sekolah
Advertisement
Berita Populer
- Buntut Putusan MK Soal Pemilu dan Pilkada, DPR Bantah Ada Perdebatan
- Serapan Anggaran Makan Bergizi Gratis Hanya 7 Persen, Ini Alasan Badan Gizi Nasional
- Pemerintah Akan Gunakan Teknologi AI untuk Pemetaan Potensi Siswa Sekolah Rakyat
- Lawatan Presiden Prabowo ke Arab Saudi untuk Bahas Kampung Haji hingga Konflik Timur Tengah
- Iran Isyaratkan Bersedia Negosiasi Nuklir Jika AS Tidak Lagi Menyerang
- Gempa Magnitudo 5,0 Guncang Kepulauan Tokara Jepang
- Bahas Isu Jual-Beli Pulau Bersama Komisi II DPR RI, Menteri ATR/Kepala BPN Tegaskan Tanah di Indonesia Tidak Bisa Dimiliki Asing
Advertisement
Advertisement