Advertisement
Muhammadiyah dan NU Diharapkan Bersatu pada 2020
Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA--Persatuan antara Muhmaadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU) dinilai bisa berpengaruh besar pad kemajuan Indonesia.
Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas berharap Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah bisa bersatu pada 2020. Menurutnya, persatuan antara dua ormas Islam besar ini bisa memperbaiki nasib rakyat.
Advertisement
Anwar awalnya bicara soal tiga pilar yang mempengaruhi kehidupan bernegara. Ketiga pilar itu adalah pemerintah, usaha besar, dan civil society.
"Pilar pemerintah dan usaha besar merupakan dua pilar yang selama ini sangat besar peranannya dalam mempengaruhi dan menentukan corak serta warna kehidupan berbangsa dan bernegara di negeri ini terutama dalam bidang politik dan ekonomi," kata Anwar dalam keterangan tertulis, Rabu (1/1/2020).
Dia mengatakan dua komponen ini berhasil membuat ekonomi Indonesia tumbuh. Namun dia menilai komponen ini belum bisa membuat pertumbuhan ekonomi dirasakan merata oleh rakyat.
"Bahkan kolaborasi dua komponen ini telah membuat ekonomi Indonesia bisa tumbuh tapi tidak dan atau belum merata karena UU dan peraturan serta kebijakan yang ada di negeri ini banyak yang sudah terkooptasi dan dikooptasi oleh para pengusaha besar sehingga kesenjangan ekonomi semakin tinggi karena yang kaya tambah kaya sementara yang miskin semakin miskin atau kalau ada perubahan maka perubahan dan peningkatannya hanya sedikit," ujarnya.
Untuk mengatasi masalah ketimpangan itu, Anwar berharap ada peranan civil society seperti organisasi masyarakat. Dia mengajak NU dan Muhammadiyah, sebagai ormas Islam terbesar di Indonesia, bisa bersatu.
"Ke depan agar ketimpangan ini bisa kita atasi dan kurangi maka civil society sebagai pilar ketiga harus tampil memberikan pengaruh dan berpartisipasi secara maksimal. Untuk itu kita mengharapkan dua ormas Islam terbesar di negeri ini, yaitu NU dan Muhammadiyah agar bisa kompak dan bersatu dengan mengajak elemen-elemen masyarakat lain untuk memperjuangkan dan memperbaiki nasib rakyat banyak yang selama ini termarginalkan," ucap Anwar.
Dia menilai selama ini 'aliansi antara penguasa dan usaha-usaha besar' membuat sulit lahirnya kebijakan-kebijakan yang berpihak kepada rakyat banyak. Dia menilai aliansi dua komponen itu belum membuka peluang bagi masyarakat untuk 'naik kelas' secara ekonomi.
"Kita harapkan jarak antara kelas atas dan bawah tidak lagi tinggi dan dengan demikian ketegangan dan kecemburuan sosial dan ekonomi antara sesama anak bangsa akan bisa ditekan dan diturunkan secara signifikan kalau tidak bisa dihilangkan sehingga rasa kebersamaan di antara kita sebagai sesama warga bangsa akan semakin kuat," tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Detik.com
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Dalam Enam Hari, Sulawesi Utara Diguncang 81 Gempa Bumi
- Barbados Mengumumkan Mengakui Palestina Sebagai Sebuah Negara
- Gelombang I Pemberangkatan Jemaah Calon Haji ke Tanah Suci Dijadwalkan 12 Mei 2024
- Diserang Israel, Iran Sebut Fasilitas Nuklir Aman dan Siap Membalas dengan Rudal
- Respons Serangan Israel, Iran Aktifkan Pertahanan Udara dan Tangguhkan Penerbangan Sipil
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Arab Saudi Rilis Aturan Baru Visa Umrah 2024, Simak Informasi Lengkapnya
- Pemerintah dan DPR Didesak Segera Mengesahkan RUU Perampasan Aset
- Detik-detik Pasutri Terseret Banjir Lahar Hujan Semeru, Jembatan Ambrol saat Dilintasi
- Seorang Polisi Berkendara dalam Kondisi Mabuk hingga Tabrak Pagar, Kompolnas: Memalukan!
- TNI Tembak 2 Anggota OPM di Nduga, Sita Pistol hingga Anak Panah di Tempat Persembunyian
- Pelajar SMA Negeri 1 Cisaat Sukabumi Meninggal saat Seleksi Paskibra
- Lowongan Kerja: Kementerian PUPR Akan Buka 6.300 Formasi CPNS dan 19.900 PPPK, Ini Rinciannya
Advertisement
Advertisement