Advertisement
Budiman Sudjatmiko Akui Tak Terpilih Jadi DPR karena Tak Jual Mimpi

Advertisement
Harianjogja.com, JAKARTA- Politisi PDI Perjuangan Budiman Sudjatmiko gagal melenggang ke Senayan pada Pemilu 2019 lalu. Ia mengaku tidak menjual mimpi saat berkampanye sehingga membuat masyarakat enggan memilihnya lagi menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI).
"Dulu saya janjikan mimpi Undang-Undang Desa, tapi saya belum membuat apa-apa, suara saya dapat tertinggi. Ketika saya cuma bilang kalau sudah melaksanakan janji saya tapi tidak menawarkan mimpi UU baru, saya tidak terpilih lagi karena suara saya turun," ujar Budiman saat acara refleksi demokrasi akhir tahun 2019 di Condet Jakarta Timur, Sabtu (22/12/2019).
Advertisement
Budiman merasa jika rakyat membutuhkan mimpi, itu sebabnya tidak cukup jika dirinya hanya menjual pelaksanaan janji kampanye.
Bagi Budiman, di negara maju mimpi juga menjadi hal yang positif untuk membangun peradaban. Oleh sebab itu, manusia harus mampu berimajinasi mengisi mimpi-mimpinya.
Masalahnya, banyak orang tidak dapat membedakan dua jenis imajinasi, yaitu antara mimpi dan delusi.
"Ketika kita lebih memilih delusi, maka gagal demokrasi. Imajinasi itu bisa diwujudkan dan diukur keberhasilannya, sementara delusi itu enggak," kata Budiman.
Ia mencontohkan delusi yang dijual saat kampanye, ketika memilih calon A akan masuk surga padahal belum tentu. Begitu pula memilih calon B juga belum tentu masuk neraka.
Delusi tersebut yang harus dihindari agar demokrasi di Indonesia tidak berkutat pada perdebatan baik dan buruk saja yang berujung fitnah melainkan bagaimana menciptakan mimpi yang terstruktur sehingga bisa membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
Ketika ditanya mimpi apa yang ingin dibawa Budiman untuk sistem demokrasi di Indonesia menyongsong usia 100 tahun di 2045, Budiman menjawab ia ingin Bangsa Indonesia nanti tidak lagi menjadi bangsa pengunduh saja namun menjadi bangsa pengunggah.
"Saya belum puas karena kita masih jadi bangsa pengunduh bukan bangsa pengunggah. Karena ada yang mencegah bangsa ini sehingga kita tidak bisa menjadi bangsa pengunggah. Di antaranya kita tidak ingin imajinasi dan lebih memilih delusi," kata Budiman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : Antara
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Pembeli Beras SPHP Wajib Difoto, Ini Penjelasan dari Perum Bulog
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
Advertisement

Jadwal KRl Jogja Solo Hari Ini Selasa 15 Juli 2025, Berangkat dari Stasiun Tugu, Lempuyangan, dan Maguwo
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Tukin ASN DKI yang Telat di Hari Pertama Sekolah akan Dipotong
- Mulai 1 Juli 2026, Vietnam Larang Penggunaan Sepeda Motor Berbahan Bakar Fosil di Pusat Kota Hanoi
- Polisi Kerahkan 1.082 Personel Gabungan Amankan Aksi Unjuk Rasa di Sidang Hasto Kristiyanto
- Operasi Patuh 2025 Dimulai Hari Ini Hingga 27 Juli Mendatang, Berikut Jenis Pelanggaran dan Denda Tilangnya, Paling Tinggi Rp1 Juta
- Mensos Tegaskan Masa Orientasi Siswa Sekolah Rakyat Sekitar 15 Hari
- Mantan CEO GoTo Andre Soelistyo Diperiksa Kejagung Terkait Dugaan Korupsi Chromebook
- Sidang Korupsi Mbak Ita, Wakil Wali Kota Semarang Diperiksa
Advertisement
Advertisement