Advertisement
Rusia & China Luncurkan Pipa Gas 3.000 Km

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Presiden Rusia Vladimir Putin bersama Presiden China Xi Jinping, Senin (2/12/2019), menyaksikan peluncuran operasi jalur pipa gas Siberia ke timur laut China melalui tayangan video.
Pipa gas ini digadang-gadang akan menjadi ikatan ekonomi sekaligus politik bagi kedua negara tersebut.
Advertisement
Pengaliran perdana gas melalui pipa 'Power of Siberia' mencerminkan upaya Moskow untuk berporos ke Timur dalam rangka mencoba mengurangi 'rasa sakit' akibat sanksi keuangan negara Barat yang dikenakan atas Rusia setelah aneksasi Crimea, Ukraina, pada 2014.
Langkah ini juga memperkuat posisi China sebagai pasar ekspor utama Rusia dan memberi Rusia pasar baru yang berpotensi besar di luar Eropa.
Proyek ini juga hadir ketika Moskow berharap untuk meluncurkan dua proyek energi besar lainnya - pipa gas Baltik bawah laut Nord Steam 2 ke Jerman dan pipa TurkStream ke Turki dan Eropa selatan.
Pipa Power of Siberia sepanjang 3.000 km akan mengantarkan gas dari ladang Chayandinskoye dan Kovytka di bagian timur Siberia. Kontrak ini berlaku hingga 30 tahun dan diperkirakan akan menghasilkan pendapatan hingga US$400 miliar bagi Rusia
"Ini merupakan acara historikal tidak hanya bagi pasar energi global, tetapi bagi kami, Rusia dan China," kata Putin, Senin (2/12/2019).
Menurut Putin, ini merupakan kerja sama strategis dalam sektor energi dan berpotensi menciptakan nilai perdagangan bilateral antara kedua negara hingga US$200 miliar pada 2024.
Pipa baru ini akan melewati perbatasan Rusia dan China, Heilongjiang dan terus hingga Jilin dan Liaoning yang merupakan pusat produksi gabah dan biji-bijian di China.
Xi mengungkapkan kepada Putin melalui video bahwa peluncuran pipa ini merupakan proyek penting bagi hubungan energi kedua negara dan akan menjadi contoh kerja sama yang saling menguntungkan.
Aliran pipa ini akan dimulai secara bertahap hingga mencapai 38 miliar kubik meter per tahun pada 2025 sehingga membuat China menjadi konsumen gas kedua terbesar setelah Jerman yang membeli 58,50 kubik meter tahun lalu.
Sayangnya, harga jual gas Rusia melalui pipa tersebut dirahasiakan. Namun, sejumlah sumber mengungkapkan harga jualnya sesuai dengan harga produksi gas. Baik Putin dan Xi Jinping tidak berkomentar terkait dengan harga jual gas tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber : JIBI/Bisnis Indonesia
Berita Lainnya
Berita Pilihan
- Penerima Bansos Terlibat Judol, Wakil Ketua MPR: Layak Diganti
- Top Ten News Harianjogja.com, Sabtu 12 Juli 2025: Dari Tom Lembong Sampai Harganas
- Pangkas Birokrasi Federal, Donald Trump Pecat 1.300 Pegawai Departemen Luar Negeri
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
Advertisement

Ruas JJLS Baron Ambles, Pengguna Jalan Diminta Berhati-Hati
Advertisement
Tren Baru Libur Sekolah ke Jogja Mengarah ke Quality Tourism
Advertisement
Berita Populer
- BGN Minta Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Jadi Rp335 Triliun
- Polda Metro Jaya Targetkan Penyelidikan Kasus Kematian Diplomat Staf Kemenlu Rampung dalam Sepekan
- Hasil Penulisan Ulang Sejarah Bakal Diuji Publik 20 Juli 2025
- Tersangka Korupsi Minyak Mentah Riza Chalid Diduga Sudah Berada di Singapura, Kejagung Masukkan ke Daftar Cekal
- Kasus Chromebook, Kejaksaan Agung Menggeledah Kantor GoTo dan Menyita Ratusan Dokumen
- Jumlah Penduduk Indonesia Capai 286,69 Juta Jiwa per Juni 2025, Terbanyak Laki-Laki
- Jaksa Sebut Tom Lembong Tak Terima Uang, Tapi Kebijakannya Untungkan 10 Pihak
Advertisement
Advertisement